Administrasi Bisnis

PHYGITAL (PHYSICAL + DIGITAL) EXPERIENCES: MASA DEPAN PEMASARAN PERGURUAN TINGGI

Oleh: Eko Tjiptojuwono, SE, MM, MMPar.

Di era di mana batas antara dunia fisik dan digital semakin kabur, Phygital (Physical + Digital) Experiences menjadi salah satu tren terbesar dalam pemasaran global tahun 2025. Konsep ini menggabungkan interaksi offline dan online untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih imersif, personal, dan tak terlupakan. 

Dari Augmented Reality (AR) shopping hingga event hybrid, brand-brand terkemuka seperti Nike, Sephora, dan Gucci telah memanfaatkan phygital untuk meningkatkan engagement, konversi, dan loyalitas pelanggan. Artikel ini akan membahas mengapa phygital adalah masa depan pemasaran, contoh kasus sukses, serta prediksi perkembangannya ke depan. 

Apa Itu Phygital Experience?

Phygital adalah integrasi seamless antara pengalaman fisik dan digital, di mana teknologi digunakan untuk memperkaya interaksi konsumen dengan merek di dunia nyata (Rogers, 2024).

Contohnya: 

–    Virtual try-on di toko kosmetik menggunakan AR. 

–    QR code di kemasan produk yang mengarah ke konten eksklusif. 

–    Event offline yang bisa diakses via metaverse.

Menurut sebuah laporan oleh McKinsey (2025), 78% konsumen lebih memilih brand yang menawarkan pengalaman phygital dibandingkan yang hanya fokus pada satu saluran. 

Mengapa Phygital Experiences?

1. Konsumen Mengharapkan Pengalaman Tanpa Batas (Seamless)

Generasi Z dan Alpha, yang tumbuh dengan teknologi digital, tidak lagi memisahkan online dan offline. Mereka ingin bisa: 

–    Melihat produk di toko fisik, lalu memesannya via aplikasi.

–    Menggunakan AR untuk visualisasi furnitur di rumah sebelum membeli.

–    Bergabung dengan komunitas brand baik secara offline maupun di platform digital.

Studi oleh Deloitte (2025) menunjukkan bahwa brand dengan strategi phygital yang kuat mengalami peningkatan customer retention hingga 40%.

2. Teknologi Pendukung Semakin Maju

Perkembangan teknologi berikut memungkinkan phygital experiences lebih mudah diimplementasikan: 

–    Augmented Reality (AR) & Virtual Reality (VR) → Contoh: IKEA Place app yang memungkinkan pelanggan melihat furnitur di ruangan mereka sebelum membeli. 

–    Near Field Communication (NFC) & QR Codes → Digunakan untuk koneksi instan antara produk fisik dan konten digital. 

–    Metaverse & Web3 → Brand seperti Nike dan Adidas telah meluncurkan virtual showrooms di platform seperti Decentraland. 

3. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Menurut Forbes (2025), pengalaman phygital meningkatkan emotional connection dengan merek.

Contoh: 

–    Starbucks Rewards: Pelanggan bisa memesan via aplikasi, mengambil di toko, dan mendapatkan poin yang bisa ditukar offline/online. 

–    Sephora Virtual Artist: Pengguna bisa mencoba makeup secara virtual sebelum membeli produk fisik. 

Contoh Sukses Phygital Marketing di 2025

1. Nike: AR Sneaker Fitting & NFT Collectibles

Nike menggabungkan Augmented Reality di toko fisiknya sehingga pelanggan bisa “mencoba” sepatu secara virtual. Mereka juga merilis NFT sneakers yang bisa dipakai di game/metaverse (Wong, 2025). 

2. Gucci: Phygital Fashion Show

Gucci menyelenggarakan hybrid fashion show, di mana audiens bisa menghadiri secara fisik atau melalui VR experience di Oculus (Vogue, 2025). 

3. L’Oréal: AI-Powered Beauty Advisor

L’Oréal menggunakan AI chatbot di WhatsApp yang merekomendasikan produk, lalu pelanggan bisa mencobanya di AR mirror di toko (TechCrunch, 2025). 

Masa Depan Phygital Experiences

Berdasarkan riset Gartner (2025), 30% dari pengalaman belanja akan bersifat phygital pada 2027. Beberapa prediksi tren phygital ke depan: 

1. Smart Packaging: Kemasan produk akan terhubung dengan IoT untuk memberikan konten interaktif. 

2. Holographic Shopping: Toko fisik akan menggunakan hologram untuk menampilkan produk digital. 

3. Biometric Payments: Pembayaran dengan wajah atau sidik jari di toko fisik yang terhubung dengan dompet digital. 

Phygital bukan sekadar tren, melainkan revolusi dalam cara brand berinteraksi dengan pelanggan. Dengan menggabungkan keunggulan fisik (sentuhan, kepercayaan) dan digital (kepraktisan, personalisasi), perusahaan dapat menciptakan pengalaman yang lebih berkesan dan mendorong loyalitas jangka panjang. 

Bagi pemasar, kuncinya adalah memadukan teknologi dengan kreativitas, serta terus menguji strategi phygital yang sesuai dengan audiens target. 

Penerapan Strategi Phygital (Physical + Digital) Experiences dalam Pemasaran Pendidikan Tinggi 

Di era digital yang terus berkembang, strategi phygital (physical + digital) experiences menjadi pendekatan inovatif untuk menarik minat calon mahasiswa. Perguruan tinggi di seluruh dunia mulai menyadari bahwa generasi Gen Z dan Alpha tidak hanya menginginkan informasi akademik secara online, tetapi juga pengalaman nyata yang interaktif dan personal. 

Laporan dari Gartner (2025) memprediksi bahwa 70% institusi pendidikan tinggi akan mengadopsi elemen phygital dalam strategi pemasarannya dalam 5 tahun ke depan. Artikel ini akan membahas: 

1. Apa itu phygital dalam konteks pendidikan tinggi? 

2. Manfaat phygital experiences untuk promosi kampus.

3. Contoh penerapan dan studi kasus.

4. Tantangan dan solusi implementasi.

5. Masa depan phygital dalam pendidikan tinggi. 

Apa Itu Phygital Experience di Pendidikan Tinggi?

Phygital dalam pendidikan tinggi adalah penggabungan pengalaman fisik (kunjungan kampus, kelas tatap muka) dengan elemen digital (virtual tours, webinar interaktif, augmented reality) untuk menciptakan engagement yang lebih mendalam. 

Contoh penerapannya: 

– Virtual campus tours yang dilengkapi Augmented Reality (AR) untuk melihat fasilitas kampus secara real-time. 

– Hybrid open days (event offline yang disiarkan secara live dengan interaksi digital). 

– Smart brochures dengan QR code yang mengarah ke video testimoni mahasiswa. 

Menurut McKinsey (2025), institusi yang menerapkan phygital mengalami peningkatan 30% dalam minat pendaftaran dibandingkan yang hanya mengandalkan metode tradisional. 

Manfaat Phygital untuk Promosi Perguruan Tinggi

a. Meningkatkan Engagement Calon Mahasiswa

–    Generasi Z lebih tertarik pada pengalaman interaktif daripada brosur statis. 

–    Contoh: Universitas Harvard menggunakan VR campus tours sehingga calon mahasiswa dari seluruh dunia bisa “berjalan” di kampus tanpa harus datang fisik (Forbes, 2025). 

b. Memperluas Jangkauan Global 

–    Dengan digital twin campus (replika digital kampus di metaverse), perguruan tinggi bisa menarik mahasiswa internasional tanpa batas geografis. 

–    Monash University (Australia) melaporkan 20% peningkatan mahasiswa asing setelah meluncurkan platform virtual open day (ICEF, 2025). 

c. Meningkatkan Personalisasi

–    AI Chatbots (seperti Admissions Bot) membantu calon mahasiswa mendapatkan informasi personalized via WhatsApp/website. 

–    Northeastern University menggunakan AI-powered recommendation system untuk menyarankan program studi berdasarkan minat siswa (EdTech Magazine, 2025). 

d. Membangun Emotional Connection

–    Pengalaman phygital seperti “meet-and-greet hybrid” (tatap muka fisik + live streaming dengan alumni) meningkatkan ikatan emosional. 

–    Studi oleh Deloitte (2025) menunjukkan bahwa 65% calon mahasiswa lebih memilih kampus yang menawarkan pengalaman immersive. 

Contoh Penerapan Phygital di Pendidikan Tinggi

a. Virtual Reality (VR) Campus Tours

–    Stanford University mengembangkan VR tour dengan Oculus Rift, memungkinkan calon mahasiswa menjelajahi lab, perpustakaan, dan asrama secara virtual. 

–    Hasil: 40% peningkatan registrasi webinar admissions (TechCrunch, 2025). 

b. Hybrid Open Days & Webinars

–    University of Tokyo menyelenggarakan hybrid education fair, di mana peserta bisa datang langsung atau bergabung via Zoom dengan live Q&A. 

–    Fitur tambahan: AR booth untuk melihat jurusan dalam bentuk 3D. 

c. Smart Brochures dengan QR Code & AR 

–    MIT mencetak brosur dengan QR code yang mengarah ke: 

  • Video dosen menjelaskan kurikulum. 
  • Virtual lab demo via AR. 

–    Hasil: 50% lebih banyak scan QR daripada brosur tradisional (Higher Ed Marketing Journal, 2025). 

d. Digital Twin Kampus di Metaverse

–    University of Nicosia (Siprus) menjadi kampus pertama yang memiliki full digital twin di Decentraland, di mana mahasiswa bisa: 

  • Mengikuti kelas virtual. 
  • Berinteraksi dengan avatar dosen. 
  • Menghadiri virtual career fair. 

Tantangan & Solusi Implementasi Phygital

Tantangan:

1. Biaya teknologi tinggi (VR, AR, platform metaverse). 

2. Kesiapan infrastruktur IT kampus. 

3. Resistensi dari staf/dosen yang kurang melek digital. 

Solusi:

–    Kolaborasi dengan perusahaan edtech (seperti Oculus untuk VR atau Zoom untuk hybrid events). 

–    Pelatihan digital untuk staf (contoh: University of Melbourne memiliki “Digital Readiness Program”). 

–    Pilot project kecil (misalnya, mulai dengan AR brochure sebelum membangun digital twin). 

Masa Depan Phygital di Pendidikan Tinggi

Berdasarkan Gartner (2025), tren phygital di pendidikan tinggi akan mencakup: 

1. AI-driven personalized campus visits (calon mahasiswa dapat menjadwalkan tur virtual dengan pemandu AI). 

2. Blockchain untuk verifikasi ijazah digital yang bisa diakses via QR code. 

3. Holographic lecturers (dosen mengajar secara hybrid via hologram). 

Strategi phygital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi perguruan tinggi yang ingin tetap kompetitif di era digital. Dengan menggabungkan keunggulan fisik (trust, interaksi manusiawi) dan digital (scalability, personalisasi), kampus dapat: 

✅ Meningkatkan daya tarik bagi Gen Z. 

✅ Memperluas jangkauan internasional. 

✅ Membangun pengalaman calon mahasiswa yang lebih bermakna. 

Rekomendasi:

Mulailah dengan proyek phygital sederhana (seperti virtual tour atau QR brochure), lalu kembangkan ke teknologi lebih canggih (metaverse, AI chatbots). 

Sumber Referensi:

Deloitte. (2025). The impact of phygital experiences on student enrollment decisions. Deloitte Education Report. 

Deloitte. (2025). The rise of phygital consumer experiences in 2025. Deloitte Insights. 

EdTech Magazine. (2025). How AI chatbots are revolutionizing university admissions. EdTech Publications. 

Forbes. (2025). VR campus tours: The future of student recruitment. Forbes Education. 

Forbes. (2025). Why phygital marketing is the future of customer engagement. Forbes Marketing. 

Gartner. (2025). Predictions for the future of retail and phygital commerce. Gartner Research. 

Gartner. (2025). Top 10 strategic tech trends in higher education for 2026. Gartner Research. 

Higher Ed Marketing Journal. (2025). QR codes vs. traditional brochures: A case study of MIT. HEMJ. 

ICEF. (2025). How digital twins in metaverse are attracting international students. ICEF Monitor. 

IKEA. (2025). How IKEA Place is changing home shopping with AR. IKEA Innovation Lab. 

McKinsey & Company. (2025). Phygital transformation in education: A global perspective. McKinsey Report. 

McKinsey & Company. (2025). The blending of physical and digital retail experiences. McKinsey Retail Report. 

Rogers, D. (2024). Phygital transformation: Bridging the physical-digital divide. Harvard Business Review Press. 

Starbucks. (2025). Starbucks Rewards: A case study in phygital loyalty programs. Starbucks Corporate Report. 

TechCrunch. (2025). How L’Oréal is using AI and AR to revolutionize beauty retail. TechCrunch. 

TechCrunch. (2025). Stanford’s VR campus tour leads to 40% more applications. TechCrunch. 

University of Nicosia. (2025). The first metaverse university: A case study. UNIC Press. 

Vogue. (2025). Gucci’s phygital fashion show breaks the internet. Vogue Business. 

Wong, K. (2025). Nike’s AR and NFT strategy: The future of sneaker retail. Wired. 

Zoom. (2025). Best practices for hybrid university open days. Zoom for Education. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *