Author: Ita Megasari, S.E., MSA
Persaingan dalam dunia usaha dewasa ini sangatlah ketat, baik bagi perusahaan industry, perusahaan dagang, maupun perusahaan jasa. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, perusahaan harus dapat mengelola keuangannya dengan baik yaitu dengan cara menekan biaya agar dapat menghasilkan keuntungan sesuai yang diharapkan. Khususnya perusahaan industry harus lebih mengembangkan proses produksinya dengan memanfaatkan satu atau beberapa bahan baku utama untuk menghasilkan dua atau lebih jenis produk yang hamper sama tetapi dengan variasi yang berbeda dengan mengalokasikan biaya secara akurat pada masing-masing produk sehingga laba yang diperoleh dapat lebih maksimal.
Salah satu cara yang digunakan untuk menghitung pembebanan biaya ke berbagai produk adalah dengan menggunakan metode join cost (metode alokasi biaya bersama) sehingga penentuan laba dapat dilakukan. Sebelumnya kita mengenal dulu mengenai definisi alokasi bersama (joint cost) yaitu biaya yang dikeluarkan dimulai dari bahan baku yang diolah sampai dengan dipisahkan jenis-jenisnya. Biaya ini terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Sedangkan yang dimaksud dengan produk bersama (joint product) adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk secara bersama dengan menggunakan bahan, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik secara bersama. Ketiga jenis biaya ini harus ditentukan secara cermat, baik dalam pencatatan maupun penggolongannya. Pada umumnya perusahaan yang menghasilkan produk bersama menghadapi masalah pemasaran berbagai macam produknya, karena masing-masing produk mempunyai masalah pemasaran dan harga jual yang berbeda-beda.
Umumnya dalam menentukan harga pokok produksi dilakukan dengan menggunakan metode full costing namun jika digunakan untuk pengambilan putusan maka digunakan metode variable costing. Perbedaan pokok antara metode full costing dan metode variable costing terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. Beberapa metode yang digunakan untuk mengalokasikan joint cost dalam berbagai proses produksi, yaitu
- Metode Unit Fisik yaitu metode yang mengalokasikan biaya joint cost beerdasarkan ukuran fisik produk yang dihasilkan, seperti ton, pon, galon atau unit lainnya,
- Metode Rata-Rata Seimbang yaitu metode yang mempertimbangkn berbagai faktor dalam proses produksi seperti waktu, tingkat kesulitan, variasi tenaga kerja, dan faktor lainnya,
- Alokasi Biaya Nilai Pasar Relatif, yaitu metode yang mengansumsikan bahwa biaya yang terjadi dalam produksi berkaitan dengan nilai jual produk,
- Metode Nilai Jual Terpisah, yaitu metode yang didasarkan pada nilai pasar atau penjualan produk paa titik pemisaha,
- Metode Nilai Relasi Bersih, yaitu metode dengan menggunakan nilai jual hipotesis, mengurangi seluruh biaya produksi yang dapat dipisah dari harga pasar,
- Metode Persentase Margin Bruto Konstan yaitu metode yang mengalokasikan joint cost sehingga persentase margin bruto untuk setiap produk menjadi sama,
- Metode Rasio Penjualan Terhadap Produksi yaitu metode alokasi joint cost yang dilakukaan dengan mempertimbangkan faktor persentase penjualan dan produksi, sehinggga produk dengan penjualan lebih tinggi akan mendapatkan alokasi biaya yang lebih besar.
Untuk menghitung joint cost dalam sebuah proses produksi, terdapat rumus sederhana yang dapat digunakan, yaitu:
Joint Cost = Cost (Total Biaya) / Unit (Total Unit yang Diproduksi Bersama)
Perhitungan joint cost menggunakan metode average unit cost. Dalam metode ini, total biaya dari semua produk yang diproduksi secara bersamaan dibagi dengan total unit yang dihasilkan.
Selain menggunakan metode average unit cost, perhitungan joint cost juga dapat memanfaatkan metode survei. Dalam metode survei, berbagai faktor seperti kualitas bahan, biaya pemasaran, dan harga jual juga menjadi pertimbangan dalam perhitungan.
Pendekatan ini menggabungkan hasil pengukuran kualitatif dan kuantitatif untuk menurunkan rumus berikut:
Joint Cost = Total Cost (Total Biaya) / Total Weighted Units (Total Unit Tertimbang)
Pemilihan metode perhitungan joint cost tergantung pada kebutuhan perusahaan serta sifat dan spesifikasi dari proses produksi yang sedang dijalankan. Rumus-rumus diatas dapat membantu perusahaan dalam mengalokasikan biaya secara lebih tepat sesuai dengan kontribusi masing-masing produk dalam proses produksinya. Berikut ini ilustrasi contoh kasus dalam perhitungan join cost :
PT Nusa Tenggara, sebagai produsen tiga produk bersama (X, Y, Z), mengeluarkan biaya bersama sebesar Rp. 90.000.000,- dalam proses produksinya. Data terkait dengan produk bersama ini adalah sebagai berikut:
Dalam rangka menghitung alokasi biaya bersama untuk setiap produk dan biaya produksi masing-masing produk, digunakan rumus-rumus sebagai berikut:
1. Perhitungan Alokasi Biaya Bersama
Biaya bersama sebesar Rp. 90.000.000 terbagi sebagai berikut:
- Produk X: Rp. 7.000 + Rp. 5.400.000
- Produk Y: Rp. 9.000 + Rp. 7.800.000
- Produk Z: Rp. 6.000 + Rp. 3.300.000
Total penjualan masing-masing produk:
- X: Rp 7.000 = Rp. 19.600.000
- Y: Rp 9.000 = Rp. 31.500.000
- Z: Rp 6.000 = Rp. 13.200.000
Total = Rp. 64.300.000
Harga jual hipotesis masing-masing produk:
- X: Rp. 19.600.000 – Rp. 5.400.000 = Rp. 14.200.000
- Y: Rp. 31.500.000 – Rp. 7.800.000 = Rp. 23.700.000
- Z: Rp. 13.200.000 – Rp. 3.300.000 = Rp. 9.900.000
Total = Rp. 47.800.000
Alokasi joint cost masing-masing produk:
- X: 14.200.000/ Rp. 90.000.000 = Rp. 26.660.084
- Y: 23.700.000/ Rp. 90.000.000 = Rp. 44.339.116
- Z: 9.900.000/ Rp. 90.000.000 = Rp. 18.000.000
2. Perhitungan Biaya Produksi Masing-Masing Produk
Biaya produksi = alokasi joint cost + Biaya proses lanjutan
- X: Rp. 26.660.084 + Rp. 5.400.000 = Rp. 32.060.084
- Y: Rp. 44.339.116 + Rp. 7.800.000 = Rp. 52.139.116
- Z: Rp. 18.000.000 + Rp. 3.300.000 = Rp. 21.300.000
Dengan menggunakan rumus ini, PT Nusa Tenggara dapat menghitung alokasi biaya bersama untuk setiap produk yang dihasilkan serta menentukan biaya produksi masing-masing produk dengan lebih akurat dalam proses produksi mereka. Pengelolaan joint cost yang efektif akan membantu perusahaan mengoptimalkan keuntungan, mengambil keputusan yang lebih tepat, dan menjaga keseimbangan dalam proses produksi mereka.
Daftar Pustaka
Malihah, Lutfatul. 2013. Joint Cost Adalah Komponen, Metode Alokasi dan Contohnya. Publish 12 November 2023
Ni Luh G iah Setia Budi, Anjuman Zukhri, dan Luh Indrayani. 2014. Analisis Joint Cost Untuk Produk Bersamaalam Menentukan Laba/Rugi Kotor pada UD Kharisma Tahun 2013. Jurnal Vol.4 No. 1 Tahun 2014. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Pendidikan Ekonomi.
Wandira, Ayu. 2019. Analisis Alokasi Biaya Bersama Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi, Joint Product dan By-Product pada PT Pabrik Gula Takalar. Skripsi, Universitas Bosowa – Makasar: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi