Perhotelan

WISATAWAN (TOURIST)

Oleh: Yuniawati Ekaningrum, S.E., M.Sc.

Sumber: News

Setiap wisatawan yang melakukan perjalanan memiliki cara yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Hal ini menyebabkan terjadi perubahan kepuasan dan pengalaman berwisata. Berikut penjelasan tentang perilaku wisatawan dari berbagai model menurut ahli kepariwisataan.

  1. Perilaku Wisatawan

Sebuah keputusan perjalanan wisatawan pada umumnya didasari pada pertanyaan-pertanyaan yang ingin dipecahkan seperti berikut ini :

  1. Mengapa Anda melakukan perjalanan wisata?
  2. Apa yang akan Anda dapatkan?
  3. Kepada siapa Anda bertanya dan mengurus perjalanan wisata?
  4. Di mana destinasi yang bisa memenuhi kebutuhan dan keingan Anda?
  5. Kapan sebaiknya Anda melakukan perjalanan wisata?
  6. Bagaimana caranya?
  7. Dengan siapa Anda melakukan perjalanan?

Beberapa ahli mencoba mengillustrasikan ke dalam model pembuatan Keputusan perjalanan wisata atau model proses pembelian wisata, :

  • Model Perilaku Wisatawan

Menurut Wahab Crampon dan Rothfied (Cooper et.al:2005, Swarbrooke dan Horner:1999), setiap wisatawan memiliki konsep perilaku pembelian dengan keunikan keputusan pembelian karena berwisata adalah kegiatan pengembalian modal tidak nyata. Berhubungan erat dengan pendapatan dan pengeluaran, tidak dipesan secara instan (kecuali wisatawan bisnis) dan melibatkan perencanaan keputusan.

  • Model Proses Keputusan Perjalanan

Schmoll (Cooper et.al:2005, Swarbrook dan Horner:1999) membuat sebuah model ke[utusan perjalanan wisata yang harus dilihat secara menyeluruh berdasarkan motivasi, keinginan, kebutuhan, dan pengharapan wasatawan secara personal atau sosial. Proses Keputusan perjalanan wisata terdiri atas empat bidang yang mempengaruhi Keputusan akhir, yaitu stimulan wisata, variable internal, variable eksternal, dan karakteristik daerah tujuan wisata.

           Dalam metode ini dinyatajkn bahwa keputusan pembelian wisata merupakan hasi interaksi dari empat bidang diatas. Dalam hal ini, factor internal dan eksternal memiliki peranan dan pengaruh kepada wisatawan. Dalam model itu juga dicantumkan bahwa setiap perjalanan wisata akan memberikan dampak penting bagi wisatawan guna mengambi Keputusan yang tepat.

           Stimulan wisata merupakan hal-hal yang membuat seseorang terpengaruh untuk berwisata, seperti iklan, promosi, buku-buku, saran teman, publikasi, advertorial, dan sumber lain.

Sumber: Kemenparekraf
  • Model Perilaku Pembelian Perjalanan

Mayo and Jarvis dalam Cooper et,al (2005:70) melihat perilaku perjalanan wisata merupakan suatu proses penyelesaian masalah yang membutuhkan evaluasi. Keputusan pembelian wisata merupakan suatu proses. Prosesnya berawal pada keinginan dan kebutuhan. Lalu dilanjutkan dengan tahap pencarian informasi yang berdasarkan informasi yang didapatkan dari seorang wisatawan untuk membayangkan kondisi actual daerah tujuan wisata. Dengan kata lain yang menciptakan persepsi dan citra. Pencarian dan evaluasi inforamsi merupakan komponen utama dalam proses Keputusan pembelian wisata karana pada tahap ini wisatawan berupaya untuk menyamakan kriteria dan prefernsi yang diinginakn dengan kondisi yang terseia sehingga timbuk beberapa pilihan wisata.

Hasilnya, pemilihan dari beberapa alternatif wisata, yang dilanjutkan dengan persiapan perjalanan dan menjalani kegiatan wisata itu sendiri. Proses itu belum selesai tanpa adanya kepuasan perjalanan, seperi bercerita kepada teman dan menunjukan foto-foto liburan dan evaluasi perjalanan. Kegiatan itu berpengaruh pada proses keputusan pembelian wisata pada masa mendatang. Kebutuhan dan keinginan wisata adalah sebah Hasrat untuk melakukan perjalanan wisata. Pada tahap ini, alas an untuk dan tidak untuk melakukan perjalanan dipertimbangkan.

Sumber: Kompas
  • Model Pembelian Pariwisata

Wisata merupakan produk jasa yang memiliki sifat fana (intangible), rapuh (perishability) dan beragam. Sifat itu sangat mempengaruhi keputusan pembelian pariwisata. Model perilaku pembelian wisata tersebut merupakan proses linier atau satu arah. Model itu mengabaikan pentingnya aspek persepsi memori, kepribadian, dan informasi.

Mathieson an Wall (Cooper et.al: 2005, Swarbrooke dan Horner: 1999) melihat wisatawan selalu dipengaruhi oleh empat factor, yaitu :

  1. Profil wisatawan, yang meliputi usia, pendidikan, pendapatan, pengalaman wisata sebelumnya, dan motivasi
  2. Kesadaran perjalanan, seperti citra fasilitas dan perjalanan berdasarkan kredibilitas daerah tujuan wisata
  3. Karakteritstik daerah tujuan wisata, termasuk obyek dan daya tarik wisata
  4. Sifat perjalanan yang meliputi jarak, waktu, dan resiko perjalanan
  • Proses Pemilihan Perjalanan Wisata

Pada proses pemilihan perjalanan, pemasaran merupakan pembeli warna utama dan pendorong pertama hingga seseorang ingin tahu lebih banyak tentang suatu destinasi wisata. Wisatawan dengan kepribadianya merasakan bahwa rasa ingin tahunya dapat dimunculkan dengan adanya pemasaran. Pengetahuan tentang destinasi akan bertambah berkat pemasaran dan dengan pemasaran pula setiap wisata akan memiliki persepsi. Hasil dari persepsi yang terbentuk adalah preferensi daerah tujuan wisata. Dalam hal ini, setiap wisatawan mempunyai landasan pokok atau prinsip-prinsip yang hendak dipenuhi saat berwisata.

  • Model Stimulus-Respons Perilaku Pembeli

Middleton (Kotler:2006, Swarbrooke dan Horner:1999) melihat proses keputusan yang dikombinasikan dengan kegiatan pemasaran. Pemasaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam membentuk perilaku wiatawan. Adanya stimulus atau rangsangan berupa tingkat persaingan yang semakin tinggi membuat penyedia jasa harus mampu memanfaatkan saluran komunikasi untuk bisa mempengaruhi wisatawan.

Promosi sebagai alat utama untuk memberikan informasi kepada wisatawan akan menjadi pilihan. Namun, promosi tidak bisa berdiri sendiri karena mau tidak mau pengaruh di luar alat promosi tetap besar, seperti pendapat teman, keluarga, atau kelompok referensi (seperti kelompok pergaulan atau kelompok informal lain). Dari beragam saluran komunikasi yang dimulai dari factor internal seperti belajar, persepsi dan pengalaman dilakukan oleh calon wisatawan ditambah dengan factor lain, seperti demografi, ekonomi, sosial budaya, psikografis, yakni kepribadian, serta nilai dan sikap, keseluruhannya merupakan factor yang secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku wisata.

Sumber: Kompas

2. Jenis-jenis Wisatawan

Wisatawan dapat dipihal-pilah dalam beberapa jenis degan tujuan untuk mengelompokkan perilakunaya. Cohen dalan Swarbrook dan Horner (1999:86) mengidentifikasi empat jenis wisatawan sebagai berikut :

  1. Wisatawan Massal kelompok atau Organised Mass Touris
  2. Wisatawan Massal Individua tau Individual Mass Touris
  3. Penjelajah atau explorer
  4. Petualang atau drifter

Smith dalam Cooper et.al. (2005:228) mengelompokkan wisatawan menjadi tujuh jenis,yaitu :

  1. Wisatawan penjelajah atau explorer
  2. Wisatawan Ellite
  3. Wisatawan di luar jalur atau off-beat
  4. Wisatawan luar biasa atau unusual tourist
  5. Wisatawan massal Tingkat pemula (incipient mass tourist)
  6. Wisatawan massal
  7. Wisatawan Borongan atau charter

Sedangkan Perreault, Dorden dan Dorden dalam Swarbrooke dan Horner (1998:87), membagi wisatawan kedalam lima kelompok, sebagai berikut :

  1. Wisatawan “sandal jepit” atau budget
  2. Wisatawan petualang atau advanturir
  3. Wisatawan yang selalu waspada
  4. Pelancong atau vacationer
  5. Wisatawan menengah atau moderat

Menurut hasil studi Westvlaans Ekonomisch Studiebureau dalam Swarbrooke dan Horner (1998:88) dihasilkan tujuh jenis wisatawan, yaitu :

  1. Pecinta laut aktif atau active sea lovers
  2. Pelancong berorientasi hubungan atau contact-minded holiday makers
  3. Penikmat pemandangan alam atau nature viewer
  4. Pencari istirahat atau rest-seekers
  5. Penemu atau discover
  6. Wisatawan keluarga pecinta matahari dan laut
  7. Wisatawan tradisionalis

Jika ditinjau berdasarkan pendapat diatas, pada dasarnya pengelompokkan wisata menggunakan kesamaan prinsip. Setiap pakar selalu mempertimbangkan perilakunya Ketika berwisata, terutama dalam hal :

  1. Memotivasi perjalanan
  2. Preferensi daerah tujuan wisata
  3. Kegiatan wisata selama berlibur
  4. Jenis perjalanan wisata
  • Karakteristik Wisatawan

Dari berbagai pengelompokan, setiap wisatawan memiliki sifat yang unik dan dapat dilihat dari berbagai pendekatan (Kotler, 2006, dan Cooper, 2005), diantaranya :

  1. Karakteristik Wisatawan berdasarkan Psikografi
  2. Karakteristik Wisatawan berdasarkan Aspek Sosial – Ekonomi
  3. Karakteristik Wisatawa berdasarkan Aspek Geografi
  4. Karakteristik Wisatawan berdasarakan Pola Perjalanan
  5. Fasilitas yang digunakan

Sumber referensi:

Cooper, et, al. 2005. Tourism Principles amd Prantice, 3nd ed, Prentice Hall, New York

Ismayanti, 2010, Pengantar Pariwisata, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Kotler, P dan Makens, J 2005, Marketing for Hospitality and Tourism, 4th ed, Prentice Hall, New York

Swarbrooke, J and Horner, 1999, Consumer Behaviour in Tourism, Butterworth-Heinemannm Oxford

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *