Oleh: Endah Lestari,S.ST.Par.,M.Par

Grooming bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga mencerminkan profesionalisme, kebersihan, dan kesiapan kerja. Standar grooming adalah seperangkat aturan atau pedoman mengenai penampilan fisik, kebersihan diri, kerapian busana, dan etika personal yang harus dipatuhi oleh tenaga kerja di industri hospitality (perhotelan, restoran, transportasi, dan layanan wisata). Grooming tidak hanya berkaitan dengan pakaian seragam, tetapi juga mencakup:
- Kebersihan tubuh (mandi, kuku, gigi, rambut, kulit).
- Kerapian pakaian (disetrika, tidak kusut, sesuai ukuran).
- Tata rambut (disisir rapi, sesuai ketentuan perusahaan).
- Penggunaan kosmetik/aksesori yang sopan dan tidak berlebihan.
- Sikap tubuh dan ekspresi wajah (senyum, bahasa tubuh ramah, percaya diri).
Dalam konteks hospitality, grooming dipandang sebagai representasi profesionalisme dan citra perusahaan, karena penampilan karyawan adalah kesan pertama yang langsung dirasakan tamu atau pelanggan.
Penerapan Standar Grooming di Dunia Industri Pariwisata
Di industri pariwisata, standar grooming menjadi sangat penting karena sektor ini menekankan pada pelayanan prima (service excellence). Beberapa penerapannya:
- Frontliner (petugas tiket, resepsionis, pramuwisata, pramusaji)
- Seragam harus sesuai standar perusahaan, bersih, dan rapi.
- Rambut ditata sesuai aturan, wajah bersih, senyum ramah.
- Menggunakan name tag agar mudah dikenali wisatawan.
- Pemandu Wisata (Tour Guide)
- Berpenampilan sopan sesuai budaya lokal maupun standar perusahaan.
- Membawa perlengkapan kerja (mikrofon, itinerary, dll.) dengan rapi.
- Menjaga kebersihan tubuh karena sering berada dekat dengan wisatawan.
- Petugas Atraksi dan Transportasi Wisata
- Menggunakan pakaian kerja sesuai peran (contoh: seragam petugas waterpark, pramugari, sopir bus wisata).
- Tetap menjaga kebersihan meskipun berada di lapangan/outdoor.
- Mengutamakan kenyamanan tamu melalui bahasa tubuh positif.
- Perhotelan & Restoran
- Waiter/waitress, bellboy, dan chef wajib menjaga kebersihan diri dan seragam.
- Chef, misalnya, harus memakai topi koki dan celemek bersih.
- Pramusaji wajib memakai sepatu tertutup, kuku pendek, dan selalu siap melayani dengan senyum.
Manfaat Penerapan Standar Grooming dalam Pariwisata
- Meningkatkan citra perusahaan: wisatawan merasa lebih percaya dan nyaman.
- Menciptakan profesionalisme: penampilan seragam menunjukkan kesiapan kerja.
- Meningkatkan kualitas pelayanan: wisatawan menilai pelayanan bukan hanya dari produk, tapi juga dari penampilan petugas.
- Diferensiasi daya saing: destinasi/pariwisata dengan karyawan ber-grooming baik akan lebih unggul dibanding pesaing.

Contoh SOP Standar Grooming di Industri Pariwisata & Hospitality
1. Kebersihan Diri
- Wajib mandi minimal 2 kali sehari.
- Rambut bersih, rapi, tidak berminyak, dan sesuai ketentuan (pendek bagi pria, ditata rapi bagi wanita).
- Kuku tangan dan kaki selalu bersih, pendek, tidak memakai kuteks mencolok.
- Gigi bersih, napas segar (dilarang merokok sebelum bertugas).
- Tidak menggunakan parfum dengan aroma menyengat berlebihan.
2. Pakaian & Seragam
- Seragam harus bersih, disetrika, dan sesuai ketentuan perusahaan.
- Tidak boleh kusut, sobek, atau pudar.
- Sepatu tertutup, bersih, dipoles mengkilap.
- Kaos kaki wajib sesuai warna ketentuan.
- Name tag dan identitas kerja harus selalu dipakai.
3. Tata Rias (Make Up & Aksesori)
- Wanita: make up natural (bedak, lipstik warna netral, tidak berlebihan).
- Pria: wajah bersih, tidak berjenggot panjang (kecuali ada aturan khusus).
- Aksesori minimalis, tidak berlebihan (hanya cincin pernikahan atau jam tangan).
- Tidak diperkenankan menggunakan anting besar atau perhiasan mencolok saat bertugas.
4. Sikap & Bahasa Tubuh
- Selalu memberi senyum ramah kepada tamu/wisatawan.
- Berdiri tegak, sopan, dan tidak bersandar saat melayani.
- Mengucapkan salam sesuai standar perusahaan.
- Menggunakan bahasa tubuh yang positif (tidak menyilangkan tangan, tidak menunjuk dengan jari).
5. Khusus untuk Posisi Tertentu
- Petugas Ticketing: rambut rapi, seragam formal, selalu membawa alat tulis, penampilan bersih saat duduk di front office.
- Pramusaji/Waiter: kuku pendek, tidak memakai cincin berlebihan, apron bersih, senyum saat menyajikan makanan.
- Tour Guide: pakaian sopan, sepatu nyaman namun tetap rapi, selalu siap dengan perlengkapan kerja (peta, itinerary).
- Petugas Waterpark/Outdoor: menggunakan seragam kerja sesuai area, tetap menjaga kebersihan meski di lapangan.
6. Sanksi (Opsional)
- Teguran lisan jika grooming tidak sesuai.
- Teguran tertulis jika pelanggaran diulang.
- Sanksi disiplin sesuai peraturan perusahaan
Kesimpulan
- Standar grooming merupakan aturan mengenai kebersihan, kerapian, tata rias, pakaian, dan sikap kerja yang wajib diterapkan oleh tenaga kerja di industri hospitality dan pariwisata. Grooming bukan sekadar penampilan luar, melainkan juga bentuk representasi profesionalisme serta citra perusahaan di mata wisatawan.
- Penerapan standar grooming mencakup aspek personal hygiene (mandi, rambut, kuku, gigi), seragam dan pakaian kerja yang rapi, tata rias dan aksesori yang sopan, serta sikap tubuh dan bahasa non-verbal yang positif. Semua ini bertujuan untuk mendukung kualitas pelayanan prima (service excellence).
- Di sektor pariwisata, karyawan seperti petugas ticketing, frontliner, pramusaji, tour guide, maupun staf lapangan memiliki peran langsung dalam menciptakan kesan pertama bagi wisatawan. Penampilan yang sesuai standar grooming dapat meningkatkan kenyamanan, kepuasan, serta kepercayaan pengunjung.
- Penerapan grooming secara konsisten berdampak positif pada citra destinasi wisata, kepuasan pelanggan, loyalitas wisatawan, dan daya saing perusahaan di tengah industri pariwisata yang semakin kompetitif.
Penutup
Standar grooming di industri hospitality dan pariwisata merupakan elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dari kualitas pelayanan. Karyawan yang berpenampilan bersih, rapi, sopan, dan profesional akan mampu menciptakan pengalaman positif bagi wisatawan serta mencerminkan nilai dan reputasi perusahaan.
Oleh karena itu, setiap perusahaan di sektor hospitality dan pariwisata perlu menyusun SOP grooming yang jelas, melakukan pelatihan rutin, serta memberikan pengawasan dan evaluasi berkelanjutan. Dengan demikian, standar grooming dapat diterapkan secara konsisten, sehingga mampu meningkatkan pelayanan prima, memperkuat citra destinasi, serta mendukung keberlanjutan industri pariwisata.
Referensi:
- Kasavana, M. L., & Brooks, R. M. (2015). Managing Front Office Operations. Michigan: Educational Institute of the American Hotel & Lodging Association.
- Tjiptono, F. (2019). Service Management: Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: Andi Offset.
- Sulastiyono, A. (2011). Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta.
- Winarsih, T. (2017). Front Office Operation. Yogyakarta: Andi.