Oleh: Agung Baskoro Adi. S.Pd., M.M

1. Pendahuluan
Era digital telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, terutama dalam hal konsumsi, interaksi sosial, dan cara mengakses layanan keuangan. Generasi Z—kelompok masyarakat yang lahir antara 1997 hingga awal 2010-an—menjadi representasi paling menarik dari transformasi ini (Zahrotunnisa, 2024). Mereka hidup berdampingan dengan internet dan perangkat digital sejak kecil, menjadikan proses modernisasi sebagai bagian natural dari kehidupan mereka. Oleh karena itu, pola hidup, pilihan konsumsi, dan cara mereka mengelola keuangan cenderung berbeda dari generasi terdahulu. Gaya hidup digital ini, yang sering kali berpadu dengan keinginan untuk tampil relevan di media sosial, telah menarik perhatian akademisi dan praktisi keuangan untuk ditelaah secara lebih mendalam.
Gaya hidup merupakan seperangkat perilaku dan pola konsumsi seseorang yang mencerminkan nilai dan kebiasaan hidupnya. Pada Gen Z, gaya hidup digital tidak sekadar menjadi pilihan, melainkan kebutuhan untuk menjalani kehidupan sosial di dunia nyata dan dunia virtual. Pola makan di luar, belanja online, layanan antar makanan, hingga konsumsi fashion atau hiburan berbasis langganan menjadi rutinitas yang familiar bagi generasi ini. Di tengah hadirnya berbagai kemudahan teknologi keuangan seperti dompet digital dan fitur paylater, gaya hidup ini semakin mendorong pola konsumsi yang praktis namun berisiko (Suryani, 2022). Hal ini memperkuat pentingnya pemahaman terhadap hubungan antara gaya hidup dan perilaku keuangan Gen Z, terutama ketika persoalan literasi dan kontrol pengeluaran sering kali dipertanyakan.
Fitriyanti (2024) menunjukkan melalui studinya bahwa gaya hidup terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan pribadi Generasi Z. Dalam penelitian terhadap 66 Gen Z di Cirebon, ditemukan bahwa gaya hidup menjelaskan hampir 47,85% variasi dalam manajemen keuangan mereka. Hal ini mencakup perilaku seperti membatasi belanja impulsif, melakukan perencanaan anggaran, dan menyisihkan penghasilan untuk tabungan. Hasil uji regresi analisis sederhana menunjukkan signifikansi 0,000, yang berarti hubungan gaya hidup dan pengelolaan keuangan sangat kuat. Ini menjadi poin krusial dalam menjawab tudingan bahwa generasi ini cenderung “hedon” dan kurang peduli pada masa depan finansialnya.
Namun, penting juga untuk mencermati bahwa gaya hidup Gen Z tidak sepenuhnya konsumtif atau boros. Ada banyak di antara mereka yang menjadikan perkembangan teknologi sebagai jembatan untuk meningkatkan literasi diri, mencari peluang pendapatan, atau memulai investasi sejak dini (Gama, 2023). Hal ini memperlihatkan keragaman strategi pengelolaan keuangan Gen Z, yang sering ditentukan oleh faktor pendidikan, ekonomi keluarga, hingga role model finansial di lingkungan sosial mereka. Oleh karena itu, penelitian mengenai hubungan gaya hidup dan perilaku keuangan pada kelompok demografis ini perlu melihat aspek psikologis seperti efikasi diri finansial, serta faktor-faktor pendukung seperti literasi keuangan dan penggunaan fintech secara bijak (Lusardi, 2020).
Di tengah transformasi teknologi, institusi pendidikan dan penyedia layanan keuangan memainkan peranan penting dalam membentuk perilaku keuangan yang sehat bagi kalangan muda. Penerapan program literasi keuangan berbasis praktik dan pembelajaran kontekstual menjadi kebutuhan mendesak. Hal ini karena, seperti diungkapkan oleh OJK (2022), capaian literasi keuangan di Indonesia saat ini baru mencapai 49,68%. Padahal, semakin kompleks pilihan ekonomi yang tersedia bagi masyarakat muda, seperti investasi kripto, pinjaman daring, atau instrumen pasar modal, semakin besar pula risiko yang dihadapi jika pengetahuan finansial mereka masih rendah.
Kehadiran fintech sebagai perantara antara gaya hidup digital dan pengelolaan keuangan Gen Z memberikan peluang sekaligus ancaman. Aplikasi dompet digital, misalnya, memberi kemudahan untuk melakukan transaksi harian tanpa biaya tambahan, memantau pengeluaran, hingga memperoleh rewards seperti cashback. Namun, fitur-fitur seperti cicilan tanpa kartu kredit atau paylater justru mendorong konsumsi yang tidak selalu berdasar pada kebutuhan. Temuan Fitriyanti (2024) menegaskan bahwa tanpa adanya kemampuan pengendalian diri dan perencanaan keuangan yang baik, akses fintech justru memperburuk kondisi finansial individu.
Kajian mengenai pengaruh gaya hidup terhadap pengelolaan keuangan Generasi Z oleh Fitriyanti (2024) dan beberapa sumber lainnya menunjukkan bahwa dinamika ini berada dalam wilayah abu-abu: apakah gaya hidup digital membahagiakan dan memudahkan, atau justru melahirkan jebakan konsumtif yang mengikis kesejahteraan di masa depan? Namun, studi ini juga memberi harapan: gaya hidup yang fleksibel juga dapat diarahkan kepada perilaku positif, seperti partisipasi ekonomi kreatif, kebiasaan menabung digital, hingga berinvestasi mandiri.
Melalui kajian teoretis dan empiris ini, terlihat bahwa perilaku keuangan Gen Z tidak dapat dipisahkan dari konteks gaya hidup yang mereka anut. Oleh karena itu, kajian akademis yang menyeluruh dan intervensi kebijakan terarah menjadi kunci untuk membentuk generasi yang adaptif, relevan, dan berdaya saing tinggi, tanpa terjebak dalam gaya hidup yang semata-mata konsumtif. Artikel ini bertujuan untuk mengupas kontribusi gaya hidup dan teknologi finansial dalam membentuk keseimbangan perilaku keuangan generasi masa depan.
2. Kesimpulan
Gaya hidup digital yang kuat di kalangan Generasi Z memberikan dampak signifikan terhadap cara mereka mengelola keuangan pribadi. Temuan empiris memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara gaya hidup dan kualitas pengelolaan keuangan (Fitriyanti, 2024). Gen Z dengan gaya hidup yang terstruktur dan penuh kontrol diri menunjukkan pola manajemen keuangan yang lebih sehat. Namun, risiko tetap mengintai apabila gaya hidup konsumtif tidak diimbangi literasi finansial dan efikasi diri yang memadai. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi edukasi finansial yang humanis, relevan, dan berbasis digital untuk membimbing generasi ini menuju masa depan ekonomi yang berkelanjutan.
Sumber Referensi:
- Fitriyanti, D. (2024). Pengaruh Gaya Hidup terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi Generasi Z. Skripsi. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
- Gama, W., Buderini, Y., & Astiti, E. (2023). Gaya Hidup dan Manajemen Keuangan Pribadi di Kalangan Remaja Urban. Jurnal Manajemen Keuangan Modern, 4(3), 101–115.
- Lusardi, A., & Mitchell, O. (2020). The Importance of Financial Literacy: Evidence and Implications. OECD Publishing.
- OJK. (2022). Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan.
- Suryani, N. (2022). Risiko Penggunaan PayLater dan Perilaku Konsumtif Generasi Muda. Indonesian Journal of Fintech Studies, 5(2), 137–150.
- Zahrotunnisa, R. (2024). Demografi Generasi Z dan Tantangan Finansial Era Digital. Jurnal Ekonomi Keluarga Indonesia, 12(1), 34–46.
