Penulis & Pengamat Keuangan:
Thomas Khrisna Sidharta M.Si.
Program Studi Akuntansi Politeknik NSC Surabaya
Mengapa saham dinamakan dengan investasi yang berisiko tinggi? Karena nilai dari saham tidaklah stabil, nilai dari saham yang kita beli selalu berubah-rubah tiap menit tiap jam maupun tiap harinya.
Tidak ada yang bisa memastikan bahwa nilai saham yang kita beli tersebut pasti meningkat besok atau bulan depan, oleh karenanya investasi saham baru akan terasa hasilnya biasanya tidak dalam hitungan hari tapi dalam hitungan tahun asalkan tidak ada market crash pada tahun tersebut dan saham yang kita beli adalah saham perusahaan sehat,
Hal tersebut yang membuat investasi dalam saham sebaiknya dilakukan dengan analisis terlebih dahulu terhadap saham yang akan kita beli, khususnya saat kita akan membeli saham dengan nilai yang relatif besar. Hal yang perlu diwaspadai karena investasi pada pasar modal ini berisiko tinggi maka gunakan hanya uang dingin untuk berinvestasi dan jangan gunakan uang sehari-hari atau uang tabungan, karena tidak ada yang bisa memastikan bahwa pada saat kita memerlukan uang tersebut atau dana tersebut nilainya akan tetap sama/ meningkat dari nilai saat kita beli.
Beberapa cara untuk meminimalkan investasi pada saham dan meminimalkan risikonya yaitu dengan melakukan analisis fundamental pada perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan dari tahun ke tahun pada perusahaan penerbit saham tersebut, dan jika kita telah yakin bahwasanya kondisi keuangan dari tahun ke tahun pada perusahaan tersebut sehat dan terus bertumbuh maka kita boleh melirik pada aspek kedua dari analisis fundamental nya yaitu analisis pembagian laba nya.
Berapa banyak laba yang perusahaan tersebut peroleh dan seberapa besar dari laba tersebut dibagikan pada kita calon pemegang sahamnya, jika memang laba perusahaan tersebut terus bertumbuh dan porsi pembagian sahamnya ke calon-calon pemegang saham cukup besar maka saham tersebut lolos pada analisis tahap yang kedua. Berikutnya adalah analisis harga sahamnya.
Kita perlu menganalisis Apakah harga saham pada saat ini pada perusahaan tersebut nilainya mahal, cukup, atau sedang dalam posisi diskon, jika harganya masih wajar atau bahkan dalam posisi diskon maka kita bisa mulai mempertimbangkan untuk berinvestasi pada saham tersebut sesuai dengan uang dingin yang kita punya, namun jika ada salah satu dari ketiga hal di atas yang masih belum cocok maka ada baiknya kita menunda pembelian saham tersebut. Jadi sekali lagi ada beberapa hal yang menjadi syarat untuk berinvestasi dalam pasar modal yang pertama dan yang terutama adalah pastinya kita hanya menggunakan uang dingin, yang kedua dengan kepala dingin artinya pembelian yang kita lakukan kan harus melewati analisis keuangan dulu dan tidak beli saham hanya berdasarkan omongan orang atau influencer atau hanya pendapat seorang youtuber saja, memang pendapat mereka tidaklah salah namun biasanya hal tersebut cocok pada keadaan umum dan saat itu khususnya.
Sedangkan kondisi keuangan kita dan toleransi Risiko yang kita punya hanya kita yang tahu, Maka menurut saya dipastikan bahwa kita tidak menyalahkan siapapun apabila investasi yang kita lakukan tidak sesuai dengan harapan, oleh karenanya tetap berinvestasi dalam pasar modal sesuai dengan analisis laporan keuangan yang kita lakukan terhadap perusahaan tersebut.
Banyak investor pasar modal yang melakukan pembelian saham tidak melalui analisis laporan keuangan dan hal tersebut menyebabkan mereka kesulitan untuk tidur dan gelisah saat harga saham yang mereka beli naik dan turun apalagi naik turun dalam sekejap dalam jumlah yang besar. Namun apabila kita telah mengetahui posisi fundamental laporan keuangan dan kinerja perusahaan tersebut dari tahun ke tahun nya maka kita akan semakin yakin bahwasanya pilihan kita adalah benar.
Setelah itu baru bisa dilanjutkan dengan analisis yang kedua yaitu analisis laba dan deviden nya, apabila labanya bagus dan apalagi terus bertumbuh dan dividen kepada pemegang sahamnya Royal dan tidak pelit maka kita bisa meneruskan Analisis yang ketiga yaitu analisis nilai sahamnya atau harganya di pasar saat ini.
Jika perusahaannya bagus, dividen-nya Royal, laba bertumbuh tapi harganya kemahalan ya buat apa untuk dibeli saat ini, mungkin pada beberapa waktu kedepan harganya akan terkoreksi, namun jika perusahaannya bagus, banyak bertumbuh, dividen-nya Royal dan harganya masih wajar atau bahkan murah maka kita bisa mempertimbangkan untuk membelinya dalam jumlah sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan uang dingin kita.
Bisa ditambahkan lagi pada analisis yang terakhir jika kita ingin lebih akurat dalam minimalisir risiko investasi nya yaitu dengan mempelajari kondisi sektoral dari saham perusahaan yang akan kita beli. Seperti kita tahu perusahaan pada sektor-sektor tertentu akan mengalami naik dan turun kinerja yang dipengaruhi oleh kondisi sektornya, misalnya untuk saham-saham batubara, nilai akan meningkat atau menurun sejalan dengan harga komoditas global nya, jadi perlu dipantau harga komoditasnya dulu sebelum menentukan beli atau jualnya.
Kemudian untuk sektor perbankan, nilai saham nya akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter pemerintah. Kemudian, sektor property, nilai nya akan dipengaruhi oleh suku bunga umum atas KPR atau kredit pemilikan rumah, karena apabila KPR lagi mahal maka menurunkan minat calon pembeli untuk membeli rumah dan akibatnya penjualan property menurun dan akan berimbas pada harga sahamnya, namun sebaliknya apabila KPR lagi murah maka akan semakin banyak orang membeli property dan mestinya harga saham nya juga akan cenderung naik.
Selain beberapa hal diatas, masih ada beberapa hal lain yang berpengaruh pada harga saham, diantaranya adalah faktor waktu, artinya tiap bulan bisa berbeda-beda fluktuasi harganya, tanggal pembagian dividen, pengaruh bandar dalam berinvestasi dan lain sebagainya yang akan saya share kan pada tulisan berikutnya. Oke ya jadi hal diatas adalah beberapa tips sederhana agar investasi pada instrumen berisiko tinggi dapat kita minimalisir risikonya, semoga tips ini berguna kepada para calon investor ditengah kondisi market Crash dan stagflasi saat ini.