Penulis & Pengamat Keuangan:
Thomas Khrisna Sidharta M.Si.
Program Studi Akuntansi Politeknik NSC Surabaya
Istilah market crash adalah tabrakan sedangkan market adalah pasar, jadi market crash adalah keadaan di mana pasar tidak dalam kondisi sehat, tidak dalam kondisi bertumbuh, atau dengan kata lain angka-angka dalam pasar tersebut berwarna merah bukan warna biru atau hijau.
Pasar yang dimaksud disini adalah pasar uang atau pasar modal atau masyarakat lebih mengenal dengan pasar saham. Jadi pasar saham seringkali dijadikan acuan atau mewakili kondisi perekonomian dan investasi suatu negara.
Istilah market crash mulai sering muncul dan bahkan terderngat bagi kita-kita yang tidak terlalu dekat dengan pasar uang atau pasar modal karena acapkali mendengar istilah ini di media-media sosial yang membahas perekonomian negara dan global.
Pertanyaanya mengapa hal ini terjadi atau Mengapa market crash ini terjadi? Menurut saya awalnya adalah dari pandemi covid 19 pada tahun 2020 yang membuat masyarakat bisnis dunia harus melakukan pembatasan kerja dan bahkan Lockdown.
Pembatasan kerja dan Lockdown membawa dampak bisnis yang luar biasa dimana segala aktivitas produktif menurun bahkan menurun drastis dan bahkan bagi mereka yang tidak bisa bertahan harus gulung tikar.
Kondisi tersebut berlangsung hingga tahun 2021, namun pada awal Tahun 2022 angka-angka penyebaran virus dan mereka yang terinfeksi mulai berangsur-angsur turun. Selama masa lockdown dan work from home, masyarakat mulai banyak yang mengenal jenis-jenis investasi non real, macam saham, crypto, dan jenis-jenis yang lain.
Dengan kata lain jenis-jenis investasi non-riel tersebut semakin banyak pengikutnya, bahkan tidak harus dalam jumlah uang besar sehingga makin dikenal dan terjangkau bahkan bagi masyarakat lapisan menengah bawah sekalipun.
Di awal tahun 2022 masyarakat dan pelaku bisnis sangat berharap bahwasanya akan terjadi di pertumbuhan dan kesejahteraan yang makin meningkat. Memang pada awal tahun 2022 angka-angka pada pasar modal atau IHSG mengalami peningkatan yang yang memberi harapan tetapi tiba-tiba pada awal kuartal kedua angka-angka tersebut melorot lagi. Artinya terjadi yang namanya market crash, meski tidak sedalam saat pandemi covid 2020 namun turunnya sedemikian dalam bisa sampai 5, 10 bahkan lebih dari 10% dalam
tempo yang relatif singkat dan hal ini ini tidak berhenti sampai di Kuartal kedua bahkan sekarang pada awal kwartal ketiga masih sesekali crash atau anjlok atau turun dalam.
Sedangkan stagflasi adalah mirip dengan apa yang kita alami pada kuartal kedua dan sekarang pada kuartal ketiga tahun 2022 dimana pertumbuhan ekonomi melambat bahkan berhenti namun harga-harga kebutuhan hidup dan pangan makin meningkat.
Dengan mudah kita lihat dan kita alami ketika kita akan makan diluar atau direstoran bahwasanya harga-harga makanan bertambah mahal dengan kenaikan yang cukup signifikan. Saya prediksi hal ini akan terus berlangsung hingga akhir 2022.
Memang, naik dan turunnya pasar uang atau pasar modal adalah hal yang lumrah. Namun yang membuat saat ini spesial adalah turunnya pasar uang atau pasar modal demikian dalam dibandingkan dengan kenaikannya.
Tidak hanya dalam pasar uang atau pasar modal namun juga jenis investasi yang lain ya semacam criptocurrency yang sempat mengalami anjlok yang luar biasa di kuartal kedua tahun 2022 anjlok hingga mencapai 50%. Bahkan harga emas pun sebagai investasi yang safe haven tidak naik banyak pada 2022 ini namun masih tetap bertahan pada posisi harga tersebut.
Akibat berikutnya adalah menyebabkan pasar demikian tidak stabil, sulit diprediksi, makin tidak pasti sehingga banyak dari pelaku bisnis belum berani mengambil tindakan ekspansi atau banyak berinvestasi di tengah situasi yang sulit untuk diprediksi seperti saat ini.
Jadi market crash bagi sebagian orang yang merupakan mimpi buruk karena nilai investasi mereka harus tergerus dalam waktu yang sangat singkat namun bagi sebagian orang lain saat. Market crash adalah kesempatan untuk mendapatkan jenis investasi yang bagus namun dengan harga di bawah normal atau harga diskon. Namun dalam hal ini kita tetap juga harus hati-hati dan berpikir dingin serta menggunakan uang dingin untuk berinvestasi pada kondisi market crash karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan market akan tetap turun dan sampai sejauh mana titik terendah nya sebelum rebound atau pulih naik kembali.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi market keuangan atau pasar modal di seluruh dunia adalah suku bunga The Fed, jika suku bunga dinaikkan maka akan menyebabkan investasi berisiko tinggi semacam saham dan crypto menjadi kurang diminati, dan masyarakat lebih suka menaruh uangnya di bank dalam bentuk deposito berjangka karena berbunga lebih besar dan berisiko lebih kecil.
Sebagai tambahan kondisi keuangan Global yang membaik akan membawa perbaikan pada kondisi keuangan nasional artinya kondisi keuangan nasional sangat dipengaruhi oleh kondisi keuangan global karena sebagian besar transaksi melalui mata uang internasional yaitu US Dollar, dimana suku bunga US dollar banyak dipengaruhi oleh kebijakan The Fed yang ada di USA. Memang dunia bisnis global dan nasional selalu naik turun, tidak selamanya naik, tidak selamanya turun, selalu ada beberapa apa titik di mana terjadi market Crash misalnya pada pada tahun 1998 yang sebelumnya diawali dengan kondisi keuangan dunia yang gonjang-ganjing akibat tindakan beberapa spekulan besar dunia.
Kemudian tahun 2008 dan dan ada lagi tahun 2013 yang khususnya terjadi di Amerika, jadi ternyata Market crash ini tidak hanya terjadi di 2022 saja, namun yang menyebabkan market Crash 2022 ini special adalah hal ini terjadi pasca pandemi covid-19 dan ini sangat spesial karena kesamaannya dengan apa yang terjadi 100 tahun yang lalu yaitu tahun 1920an di mana market crash yang terjadi di pasar modal Amerika pada tahun 1920-an sebelumnya juga diawali dengan adanya pandemi Spanish flu, entah hal ini berkaitan atau tidak tetapi sejarahnya demikian.
Saran saya tetap gunakan akal sehat pikiran dingin dan uang dingin dan hanya berinvestasi pada pasar modal dengan uang dingin saja karena jika kondisi crash dan stagflasi ini masih lama maka tidak akan mempengaruhi biaya hidup dan aktivitas kita sehari-hari dan memang idealnya investasi pada pasar modal baru akan terasa hasilnya tidak dalam hitungan bulan tapi dalam hitungan tahun.
Semoga kondisi ini ini lekas berakhir kita bisa mendapatkan beberapa saham bagus dengan harga diskon dan tidak lama kemudian market bisa pulih kembali sehingga memberikan return yang positif bagi kesejahteraan kita pasca pandemi. Sekian dan terima kasih atas perhatiannya tentang topik ini dan Saran saya pada masa sekarang hingga pada akhir tahun kita mempunyai cukup uang tunai untuk biaya hidup dan juga mengantisipasi hal-hal tidak terduga lainnya dan yang terpenting adalah tetap selalu sehat dan berpikir positif. Saya yakin dan percaya bahwa pada awal tahun 2023 nantinya akan membawa suatu titik terang bagi perekonomian global dan nasional.