Author: Thomas Khrisna Sidharta, M.Si.
Selamat kepada anda yang sudah berani berkomitmen untuk melangkah dalam suatu kehidupan berumah tangga. Memang kehidupan rumah tangga akan mengubah banyak hal dalam aspek kehidupan kita, tentu saja di dalamnya adalah aspek keuangan. Dalam hal ini saya berasumsi adalah penggunaan harta bersama, bukan harta terpisah.
Aspek Pendapatan
Yang pertama kita harus lakukan adalah bersama-sama untuk terbuka dalam hal pendapatan yang masing-masing terima dan pengeluaran yang masing-masing lakukan. Kita perlu mendiskusikan masalah ini bersama-sama. Untuk mengetahui dan juga dalam rangka untuk berusaha menyesuaikan pola pemasukan dan pengeluaran masing-masing yang bisa jadi perlu waktu. Pola keuangan masing-masing individu tidak akan persis sama. Tetapi masing-masing berusaha “mendekat” ke pola yang baru yang bisa diterima masing- masing.
Aspek Pengeluaran
Setelah menikah, ada tambahan pos-pos pengeluaran. Misalnya biaya kontrak rumah bagi yang menyewa atau biaya cicilan rumah bagi yang menyicil. Termasuk biaya-biaya rumah tersebut (listrik, air, gas, PBB, sampah, keamanan, dan biaya perawatan). Namun ada juga pengurangan dan penghematan. Misalnya anda lebih sering di rumah sehingga biaya makan dan rekreasi diluar rumah menjadi jauh berkurang. Demikian pula pajak penghasilan yang setiap bulan dipotong langsung dari pendapatan kita. Bisa jadi akan berubah sesuai dengan status pernikahan kita.
Kendali Keuangan
Kemudian, siapa yang akan memegang kendali keuangan. Apakah sang suami ataukah istri. Ini penting karena dengan pengelolaan pada satu orang, maka pendapatan dan pengeluaran akan lebih terkontrol. Biasanya istri dipercaya untuk memegang kendali ini. Karena istri biasanya lebih teliti dalam hal keuangan, dan bisa jadi lebih banyak waktu mengurus rumah. Tetapi sekali lagi, itu sangat tergantung pada penyesuaian dan kesepakatan anda berdua. Beberapa pasangan membagi pengendalian ini dengan berbagai cara. Misalnya untuk pengeluaran harian dan rutin si istri yang melakukan dan mengadministrasinya. Sedangkan untuk pengeluaran di luar harian yang jumlahnya relatif besar dilakukan dengan persetujuan suami.
Apakah anda terbiasa menabung saat ini? Jika belum, biasakanlah menabung mulai sekarang. Kehidupan setelah menikah akan memerlukan biaya besar pada waktu-waktu tertentu. Misalnya saat anak telah lahir, anak masuk jenjang sekolah yang lebih tinggi, juga saat ada keperluan mendadak lainnya. Saya menyarankan untuk menabung setelah kita menerima pendapatan, bukan setelah selesai melakukan pengeluaran. Pengalaman membuktikan bahwa menabung pada akhir bulan sama artinya dengan tidak menabung karena kita cenderung untuk menghabiskan sisa pendapatan kita.
Selamat menyesuaikan dan mempersiapkan diri!