oleh: Ita Megasari, S.E., M.S.A.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan yang luas, oleh karenanya konsep blue economy atau ekonomi biru dengan memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Ciri-ciri utama dari ekonomi biru (Binus, 2023) meliputi pendekatan berkelanjutan yang bertujuan untuk menjaga sumber daya laut agar tetap lestari, memastikan adanya pendekatan terpadu dalam pengelolaan sumber daya laut dengan melibatkan pemangku kepantingan, serta mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam upaya pengelolaan sumber daya laut. Terkait dengan blue ekonomy, akuntansi juga memiliki peran penting dalam mewujudkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam blue ekonomy. Beberapa manfaat yang diperoleh dengan menerapkan konsep blue economy antara lain: a) Perekonomian lokal meningkat, b) Meningkatkan produksi perikanan secara berkelanjutan, c) Mendorong pengembangan teknologi dan inovasi, d) Meningkatkan kualitas lingkungan, dan e) Meningkatkan kerjasama internasional.
Dari sisi bidang ilmu ekonomi, bahwa blue accounting sejalan dengan adanya blue economic. Blue accounting memiliki konsep yang hampir sama dengan green accounting, namun blue accounting lebih memfokuskan terhadap kegiatan yang berdampak terhadap laut. Sedangkan green accounting merupakan pelaporan perusahaan yang berkaitan dengan biaya lingkungan dan selanjutnya dilaporkan dalam laporan pengungkapan. Pentingnya blue accounting terletak pada penyajian data yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik serta memastikan bahwa aktivitas ekonomi yang dilakukan tidak merusak keseimbangan ekosistem laut. Informasi tersebut dapat membantu pemerintah, sektor swasta dan masyarakat dalam mengembangkan kebijakan yang lebih tepat dalam pengelolaan sumber daya laut. Menurut Ginting dkk (2023: 29) pelaksanaan penerapan blue accounting mempunyai tujuan yaitu a) sebagai alat pengelolaan ekosistem laut dan pesisir, menilai efektivitas tindakan konservasi dengan merangkum dan mengklasifikasikan biaya konservasi ekosistem laut dan pesisir. Blue accounting juga digunakan untuk menentukan biaya peralatan pengelolaan lingkungan laut dan pesisir, menilai tingkat dan pencapaiaan setiap tahun untuk memastikan perbaikan lingkungan yang berkelanjutan; b) sebagai alat komunikasi dengan masyarakat pesisir; c) menggunakan system akuntansi untuk mengetahui berapa biaya lingkungan yang ditimbulkan dari penanganan limbah ini sehingga dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan.
Contoh kasus blue economy di desa nelayan yang aktivitas utamanya adalah menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya. Penangkapan ikan dilakukan dengan cara menangkap dengan menggunakan bom atau minyak, hal ini akan mempengaruhi kualitas ikan yang diperoleh nelayan tersebut. Selain cara penangkapan ikan yang menjadikan masalah, hal lainnya adalah terkait dengan hasil penangkapan ikan yang hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk dikonsumsi dan sebagian hasil penangkapan dijual di pasar. Untuk membantu penyelesaian masalah di desa nelayan tersebut maka dibutuhkan penerapan blue accounting diantaranya a) memberikan edukasi kepada para nelayan terkait proses penangkapan ikan yang benar sehingga ekosisten laut dapat terjaga, b) memberikan pelatihan terkait dengan pemanfaatan budidaya ikan menjadi frozen food yang bernilai jual tinggi. Dengan penerapan blue accounting diharapkan pendapatan masyarakat nelayan dapat meningkat.
Jika dilihat dari contoh diatas maka pemanfaatan hasil penangkapan ikan yang diolah menjadi frozen food akan memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat sehingga tidak hanya dilihaat dari sisi biaya saja namun dari sisi pendapatan dan potensi untuk membuka peluang usaha bagi masyarakat nelayan tersebut. Dengan demikian konsep dari pendapatan dan biaya di dalam akuntansi dapat berlaku Ginting dkk (2023: 30).
Sumber Referensi:
Hadits, Nurul. 2024. Blue Ekonomi: Perspektif Lingkungan dan Akuntansi. https://www.kompasiana.com/muhfachrul3944/676f6e8c34777c526c168ac2/blue-ekonomi-perspektif-lingkungan-dan-akuntansi?page=all#goog_rewarded diunduh 04 Januari 2025 pukul 20:56 wib
Naholo, Sahmin dkk. 2023. Penerapan Blue Accounting Dalam Pengolahan Hasil Budidaya Ikan Menjadi Frozen Food Untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat Desa Bututonuo Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bonebolango. Gorontalo: Prodi S1 Akuntansi Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo. September 2023.
Putra Negara, Dhimas dan Nyoman Ari Surya Darmawan. 2021. Blue Accounting: Keberlanjutan Terumbu Karang di Pantai Jemeluk. Singaraja Bali: S1 Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol: 12 No. 02 Tahun 2021 e-ISSN: 2614 – 1930
Ginting, Rafles dkk. 2023. Kajian Isu Riset Akuntansi Terkini. Klaten, Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha
Tabita, Catherine. 2016. Penerapan Akuntansi dalam Blue Economy (Studi Peternakan Sapi di Kursus Pertanian Tanam Tani). Salatiga: FEB – Universitas Kristen Satya Wacana