Oleh: Hardhita Kusdharyanto, S.St.Par., M.Par

Pendahuluan
Front Office (FO) merupakan wajah pertama sebuah hotel. Setiap tamu yang datang pertama kali akan menilai kualitas hotel dari bagaimana mereka disambut di meja resepsionis, kecepatan layanan, serta suasana di area lobi. Namun, di era modern saat ini, peran Front Office tidak hanya sebatas pelayanan tamu — melainkan juga menjadi bagian penting dalam upaya hotel menerapkan prinsip sustainability.
Konsep Eco-Guest Experience muncul sebagai bentuk transformasi pelayanan hotel untuk menghadirkan pengalaman tamu yang berkualitas tanpa meninggalkan jejak karbon (carbon footprint). Layanan ramah lingkungan kini menjadi standar baru bagi hotel-hotel yang ingin bersaing secara global sekaligus menjaga keberlanjutan bumi.
Peran Front Office dalam Eco-Guest Experience
Departemen Front Office adalah garda terdepan dalam membangun persepsi tamu terhadap nilai-nilai keberlanjutan yang dipegang hotel. Melalui tindakan kecil, seperti digitalisasi proses check-in hingga edukasi tamu mengenai kebijakan green hospitality, staf Front Office dapat menjadi duta lingkungan yang efektif.
Beberapa peran penting Front Office dalam menghadirkan layanan tanpa jejak karbon antara lain:
- Digital Check-In dan E-Registration
Penggunaan tablet check-in atau self-service kiosk membantu mengurangi penggunaan kertas dan tinta printer. - E-Concierge Service
Informasi wisata, transportasi, atau fasilitas hotel disediakan melalui aplikasi digital atau QR code, bukan brosur fisik. - Komunikasi Hijau kepada Tamu
Front Office memberikan informasi singkat tentang program hotel seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan air, atau daur ulang. - Efisiensi Operasional di Area Lobi
Penggunaan lampu hemat energi (LED), pendingin ruangan berteknologi inverter, serta desain lobi yang memaksimalkan cahaya alami dapat menurunkan konsumsi energi harian hotel.
Transformasi Teknologi di Front Office
Hotel-hotel modern kini berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan di area Front Office. Misalnya, sistem smart energy management untuk mengatur suhu ruangan berdasarkan jumlah tamu, atau motion sensor lighting di area resepsionis.
Selain itu, hotel juga mengintegrasikan sistem paperless operation — mulai dari laporan shift FO, komunikasi antar departemen, hingga proses night audit dilakukan secara digital. Hal ini tidak hanya efisien tetapi juga mendukung pengurangan limbah kertas.
Contoh Praktik Terbaik di Dunia Perhotelan
Beberapa jaringan hotel besar telah berhasil menerapkan konsep eco-guest experience dengan melibatkan departemen Front Office secara aktif:
- Marriott International memperkenalkan program Serve 360, di mana staf FO dilatih untuk menyampaikan pesan keberlanjutan kepada tamu secara konsisten.
- Six Senses Hotels & Resorts menerapkan zero plastic policy dan menyambut tamu dengan air minum isi ulang di lobi.
- Accor Group mengintegrasikan digital eco-label di sistem reservasi, yang menampilkan tingkat efisiensi energi hotel.
- Alila Villas Uluwatu (Bali) telah menjadi contoh hotel ramah lingkungan di Indonesia dengan penerapan waste management dan eco-friendly design di area lobi dan resepsionis.
Manfaat Bagi Tamu dan Hotel
Bagi tamu, pengalaman menginap di hotel yang berkomitmen pada lingkungan memberikan kesan positif dan rasa bangga. Mereka merasa menjadi bagian dari perubahan global menuju keberlanjutan.
Bagi hotel, penerapan eco-guest experience tidak hanya meningkatkan citra merek (brand image), tetapi juga menekan biaya operasional dalam jangka panjang. Penghematan energi, air, dan bahan habis pakai berkontribusi pada efisiensi yang signifikan.
Lebih dari itu, hotel dengan pendekatan hijau lebih mudah mendapatkan sertifikasi lingkungan seperti Green Hotel Award, LEED, atau EarthCheck Certification, yang menjadi nilai tambah di mata wisatawan internasional.
Peran Mahasiswa Perhotelan
Sebagai calon pelaku industri hospitaliti, mahasiswa D3 Perhotelan perlu memahami bahwa pelayanan modern tidak hanya diukur dari keramahan dan kecepatan, tetapi juga dari tanggung jawab terhadap lingkungan.
Praktikum di laboratorium Front Office dapat diarahkan untuk menerapkan simulasi layanan paperless check-in, edukasi tamu tentang penghematan energi, serta desain lobi berkonsep hijau. Dengan pemahaman ini, mahasiswa tidak hanya menjadi resepsionis yang profesional, tetapi juga frontliner yang sadar lingkungan.
Kesimpulan
“Eco-Guest Experience” bukan sekadar tren, tetapi arah masa depan industri perhotelan. Departemen Front Office memiliki peran vital dalam membangun kesadaran lingkungan melalui interaksi langsung dengan tamu. Melalui inovasi digital, efisiensi energi, dan komunikasi berkelanjutan, Front Office dapat menjadi pionir dalam mewujudkan hotel bebas jejak karbon. Senyuman resepsionis yang tulus kini tak hanya mencerminkan keramahan, tetapi juga semangat menjaga bumi agar tetap layak bagi generasi berikutnya, karena dengan mngendalikan total emisi gas rumah kaca dari aktifitas manusia kita dapat mengukur dan mengurangi jumlah emisi tersebut agar kehidupan di bumi tetap berkelanjutan serta lestari.
Sumber Referensi:
- UNEP. (2023). Sustainable Hospitality Guidelines. United Nations Environment Programme.
- EarthCheck. (2024). Pathway to Net Positive Hospitality.
- Marriott International. (2023). Serve 360: Doing Good in Every Direction.
- Accor Group. (2023). Sustainability Progress Report.
- Six Senses Hotels & Resorts. (2022). Zero Plastic Policy Report.
- Alila Hotels. (2023). Sustainability Practices in Bali Resorts.
- Green Hotel Association. (2023). Eco-Friendly Practices in Front Office Management.
- World Travel & Tourism Council. (2024). Net Zero Roadmap for Tourism.
- International Tourism Partnership (ITP). (2023). Green Hospitality Framework.
- Kemenparekraf RI. (2023). Panduan Implementasi Hotel Ramah Lingkungan di Indonesia.
