Pengelolaan Perhotelan

Meningkatkan Okupansi Kamar Melalui Online Travel Agent Di Departemen Kantor Depan

Oleh: Hardhita Kusdharyanto, S.St.Par.,M.Par.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Semakin meningkatnya kunjungan wisata di Indonesia harus juga diimbangi dengan peningkatan sarana-sarana penunjang yang penting yang merupakan bagian yang penting dari bidang pariwisata tersebut yaitu industri jasa perhotelan. Persaingan antar hotel dalam memperebutkan tamu atau pelanggan ini menyebabkan hotel selalu menyesuaikan produk jasanya dengan harapan konsumennya. Kualitas layanan (service quality), nilai jasa (service value) dan kepuasan (satisfaction) telah menjadi titik tolak jasa pembahasan baik operasional maupun konseptual yang lebih menekankan pada hubungan antar ketiganya.

Hotel adalah sejenis akomodasi, yang menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa-jasa lainnya untuk umum yang tinggal untuk sementara waktu, dan dikelola secara komersial atau memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Hotel merupakan jenis industri yang menghasilkan dan menyediakan sesuatu dalam bentuk barang dan jasa. Dengan demikian hotel tidak hanya menjual produk yang berwujud tetapi juga menjual produk yang tidak berwujud seperti dalam bentuk pelayanan, hiburan, suasana atau lingkungan yang nyaman, bersih dan indah.                                                                                                                   

Permasalahan yang menyebabkan penurunan tingkat hunian kamar ini kemungkinan karena adanya pesaing. Terlihat dari semakin banyaknya pertumbuhan hotel-hotel yang memiliki konsep sejenis ataupun berbeda. Persaingan antar hotel dalam memperebutkan tamu atau pelanggan ini menyebabkan hotel selalu menyesuaikan produk jasanya dengan harapan konsumennya. Tingkat hunian kamar adalah tolok ukur keberhasilan sebuah hotel sebab dengan tingginya tingkat hunian kamar sebuah hotel, secara tidak langsung akan mempengaruhi penghasilan dan keuntungan hotel tersebut.

Foster dalam saduran Yoeti (2003: 55) menuliskan bahwa harga, kompetisi, dan permintaan sangat mempengaruhi penjualan kamar. Sedangkan menurut Suartana (2006: 5), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan tingkat hunian kamar antara lain adalah lokasi hotel, fasilitas hotel, pelayanan kamar, harga kamar dan promosi. Atas dasar pemikiran tersebut di atas maka diperlukan sebuah formulasi dalam menyediakan kemudahan tamu dalam mengakses akomodasi kamar serta merencanakan perjalanannya secara mudah dan efisien didalam industri hospitaliti yang kian kompetitif dengan menjamurnya kompetitor bisnis akomodasi dengan berbagai macam konsep layanan yang beragam dan menarik hari pelanggannya.

Online Travel Agent (OTA) telah membawa perubahan besar dalam industri hospitaliti. Kehadiran OTA telah memberikan peluang untuk melakukan explorasi digital bagi industri pariwisata atau pelaku dalam stakeholder pariwisata, memberikan solusi bagi wisatawan (guest) dalam mendapatkan harga yang lebih murah serta mampu menaikkan volume penjualan yang lebih besar sehingga dapat mendongkrak revenue dalam bisnis jasa perhotelan karena sudah ditemukan model bisnis yang efektif didalam menggaet jumlah perolehan tamuuntuk meningkatkan Tingkat hunian kamar di hotel.

Peluang perjalanan Online:

Disisi lain, OTA memberikan peluang bagi industry pariwisata untuk melakukan eksplorasi digital dengan berbagai cara seperti:

  • Meningkatkan kehadilan online tamu (guest) dan membangun model bisnis yang menggabungkan layann online dan layanan offline.
  • Menggunakan teknologi terbaru untuk meningktkan kepuasan tamu dalam rangka loyalty dan mengalahkan persaingan dari OTA.
  • Meningkatkan kualitas produk dan layanan serta menyediakan paket pelayanan yang unik dan intensif.

         Penekanan pada kemampuan eksplorasi dan inovasi digital mendorong para pemain industri pariwisata untuk mengikuti perkembangan terbaru dalam teknologi travel guna memberikan pengalaman dan layanan terbaik bagi wisatawan dan meningkatkan kepuasan tamu.

Kesimpulan:

         Dalam beberapa tahun terakhir, Online Travel Agent telah memberikan pengaruh besar terhadap perubahan pola wisata di Indonesia. Dengan kemudahan akses dan pilihan wisatawan serta perlindungan konsumen dan keamanan yang diberikan oleh Online Travel Agent, para wisatawan telah menjadi lebih independent dalam merencakan perjalanan mereka. Hal ini juga membwa dmpk positif bagi industri pariwisata, seperti peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dan pertumbuhan bisnis perjalanan online. meskipun Online Travel Agent juga membawa tantangan bagi perusahaan tradisional di industri perjalanan yang perlu menyesuaikan diri dengan kehadilan Online Travel Agent.

Trend baru dan inovasi yang muncul dalam industri hospitaliti dan industri  perjalanan juga menawarkan potensi peluang besar bagi para pelaku industri untuk terus melalukn eksplorasi digital dan mencari cara-cara baru dalam beradaptasi dalam perubahan industri. Karena dalam era Online Travel Agent, kesempatan untuk berkembang dan tumbuh semakin besar bagi mereka yang siap menghadapi tantangan dan mmanfaat peluang yag tersedia.

Sumber Referensi:

Ahmadi, Edi, (1991), Pariwisata dan Strategi Pemasaran Hotel Pada Daerah Wisata Lombok, Program MM, Unair, Surabaya.

Andorka, Frank H. Jr. (1998) Crowne Survey Business Travellers Trends, Journal Hotel And Motel Management, Vol: 213 p. 4-14.         

Baggs, Scott C, dan Brian H. Kleiner, (1996) How to measure customer service effectivelly, Managing Service Quality, Vol. 6, No. 1, 36-39

Gronroos, Christian (1998), Marketing services: The Case of a missing Product, Journal Of Business & Industrial Marketing, Vol. 13, No. 4/5, 322 – 338.

Hutabarat, Jemsly (2000), Visi Kualitas Jasa; Membahagiakan Pelanggan” Kunci Sukses Bisnis Jasa, Manajemen & Usahawan Indonesia, Vol. 26, No,5.                                                

Putra, Ida Bagus U. (1994), Faktor Analisis Atas Variabel-variabel yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Untuk Menginap di Shanti Village Beach Hotel, Tesis, Unair, Surabaya.

Soekadijo RG, (1996), Anatomi Pariwisata, PT. Gramedia, Jakarta.

Sulastiono A(1999), Manajemen Penyelenggaraan Hotel, Alfabeta, Bandung.

Swasta, Basu, DH. Irawan,(1990), Manajemen Pemasaran Modern, Liberty Yogyakarta.

Tjipto, Fandy (1995), Strategi Bersaing, Andi Ofset, Yogyakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *