Author: Nina Triolita, S.E.,M.M.
Penjualan yang efektif dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Tenaga penjualan yang mahir mampu meyakinkan pelanggan untuk membeli, baik melalui teknik persuasi maupun pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan. Art Selling adalah keterampilan penting dalam dunia bisnis karena berperan langsung dalam keberhasilan penjualan produk atau jasa. Seni penjualan tidak hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Penjual yang baik dapat membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan, yang pada gilirannya dapat menghasilkan repeat business dan referensi.
Dengan memahami kebutuhan pelanggan maka penjual yang terlatih dalam seni penjualan mampu mendengarkan dan memahami kebutuhan serta keinginan pelanggan. Dengan demikian, mereka bisa menawarkan solusi yang tepat dan relevan, meningkatkan kepuasan pelanggan. Di pasar yang kompetitif, seni penjualan bisa menjadi pembeda utama. Tenaga penjualan yang memiliki kemampuan interpersonal dan komunikasi yang baik dapat membuat pengalaman pembelian lebih menyenangkan dan berkesan, membedakan perusahaan dari pesaingnya. Seni penjualan melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan pendekatan berdasarkan situasi dan tipe pelanggan. Penjual yang handal mampu membaca situasi dan merespons dengan cara yang paling efektif, meningkatkan peluang sukses penjualan.
Seni penjualan sering kita temua dalam hal negosiasi. Keahlian dalam seni penjualan membantu tenaga penjual untuk bernegosiasi dengan lebih baik, mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Seni penjualan juga mengembangkan kemampuan individu dalam hal komunikasi, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat dalam konteks penjualan, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan profesional dan pribadi. Penjualan produk atau jasa menggunakan pendekatan Emotional Appeals (Daya Tarik Emosional) merupakan strategi pemasaran yang memanfaatkan emosi konsumen untuk mendorong keputusan pembelian. Teknik ini melibatkan penciptaan iklan atau kampanye pemasaran yang menargetkan perasaan seperti kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, atau aspirasi tertentu.
Penjual harus dapat melakukan identifikasi emosi yang tepat dengan memahami audiens target dan emosi apa yang paling relevan dan kuat bagi mereka. Misalnya, iklan produk kesehatan mungkin menekankan ketakutan terhadap penyakit dan kebahagiaan yang datang dari kesehatan yang baik. Gunakan storytelling untuk menyampaikan pesan yang menggugah emosi. Cerita yang menyentuh hati atau menginspirasi bisa membuat konsumen merasa lebih terhubung dengan produk atau merek Anda. Gunakan visual dan musik yang dapat memicu emosi yang diinginkan. Misalnya, gambar keluarga bahagia atau musik yang menenangkan dapat membantu memicu perasaan nyaman dan aman.
Ada hal lain yang dapat dilakukan dengan menampilkan testimoni dari pelanggan yang puas atau cerita pengalaman nyata bisa sangat efektif. Konsumen cenderung mempercayai dan merasa terhubung dengan cerita orang lain yang serupa dengan konsumen. Bangun kepribadian merek yang konsisten dan emosional. Misalnya, merek yang selalu menampilkan kepedulian dan empati akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Humor adalah alat yang sangat kuat untuk menarik perhatian dan menciptakan hubungan emosional. Namun, pastikan humor yang digunakan relevan dan tidak menyinggung. Desain kemasan juga bisa memengaruhi emosi konsumen. Kemasan yang menarik dan unik bisa menimbulkan perasaan bahagia atau antusias saat menerima produk. Buat konten pemasaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari konsumen. Misalnya, kampanye yang menekankan bagaimana produk Anda dapat membuat hidup mereka lebih mudah atau lebih bahagia. Tunjukkan bagaimana produk Anda berdampak positif pada masyarakat atau lingkungan. Konsumen sering merasa lebih baik membeli produk yang memberikan kontribusi positif.
Implementasi penggunaan Emotional Appeals dalam iklan perusahaan besar seperti Coca-Cola yang sering menekankan kebahagiaan dan kebersamaan, atau Nike yang menggunakan narasi tentang keberanian dan inspirasi melalui kampanye mereka yang terkenal, seperti “Just Do It“. Menggunakan Emotional Appeals dengan cara yang tepat dapat meningkatkan keterlibatan konsumen, membangun loyalitas merek, dan akhirnya meningkatkan penjualan. Menggunakan Emotional Appeal dalam membuat konten pemasaran adalah strategi yang sangat efektif untuk membangun hubungan yang kuat dengan audiens dan mendorong tindakan yang diinginkan. Berikut adalah beberapa cara spesifik untuk menerapkan Emotional Appeal dalam konten pemasaran:
- Kenali Audiens Anda
Pelajari demografi, psikografi, kebutuhan, dan keinginan audiens target Anda. Pahami apa yang mereka hargai, takutkan, atau impikan. Segmentasikan audiens Anda berdasarkan karakteristik emosional yang berbeda untuk menyampaikan pesan yang lebih personal dan relevan.
2. Gunakan Cerita yang Menginspirasi
- Storytelling : Ceritakan kisah yang kuat dan relevan yang dapat menggugah emosi audiens. Misalnya, cerita sukses pelanggan, perjuangan mengatasi rintangan, atau transformasi kehidupan yang positif.
- Karakter yang Terhubung : Gunakan karakter yang mudah diidentifikasi oleh audiens, sehingga mereka merasa terkait secara emosional dengan cerita yang disampaikan.
3. Visual dan Musik yang Mendukung
- Visual yang Kuat: Gunakan gambar dan video yang dapat memicu respon emosional. Misalnya, foto keluarga bahagia, alam yang indah, atau momen-momen intim.
- Musik yang Tepat: Pilih musik yang sesuai untuk memperkuat suasana emosional dari konten Anda. Musik yang melankolis, energik, atau menenangkan dapat membantu membangun suasana yang diinginkan.
4. Pesan yang Jelas dan Mengena
- Simplicity and Clarity: Pastikan pesan Anda sederhana dan mudah dipahami, sehingga emosi yang ingin Anda bangkitkan tidak tersesat dalam kompleksitas.
- Empathy : Tunjukkan empati dalam pesan Anda. Tunjukkan bahwa Anda memahami dan peduli dengan perasaan dan kebutuhan audiens Anda.
5. Testimoni dan Pengalaman Nyata
- User-Generated Content: Gunakan testimoni dan cerita nyata dari pelanggan untuk membangun kepercayaan dan keterhubungan emosional.
- Social Proof: Menampilkan ulasan positif, studi kasus, atau dukungan dari tokoh berpengaruh dapat meningkatkan kepercayaan dan koneksi emosional.
Menggunakan Emotional Appeal secara strategis dapat membuat konten pemasaran Anda lebih menarik, mengesankan, dan efektif dalam membangun hubungan jangka panjang dengan audiens. Daya tarik emosional adalah strategi pemasaran yang kuat yang memanfaatkan hubungan emosional yang dimiliki seseorang dengan produk, layanan, atau pesan untuk memengaruhi keputusan dan perilaku mereka. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa respons emosional lebih bersifat mendasar dan cepat dibandingkan pertimbangan rasional, sehingga menjadikannya cara yang lebih efektif untuk melibatkan audiens dan mendorong tindakan. Daya tarik emosional dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain:
- Seruan Ketakutan: Seruan ini menggunakan rasa takut atau kecemasan untuk mendorong tindakan. Penelitian telah menunjukkan bahwa seruan rasa takut bisa efektif dalam konteks tertentu, seperti kampanye antirokok.
- Daya Tarik Humor: Humor dapat digunakan untuk menciptakan hubungan emosional yang positif dengan penonton, membuat mereka lebih mudah menerima pesan. Penelitian telah menemukan bahwa daya tarik humor dapat meningkatkan ingatan dan keterlibatan..
- Daya Tarik Nostalgia: Nostalgia dapat digunakan untuk membangkitkan rasa keakraban dan kenyamanan, membuat produk atau layanan lebih relevan dan menarik. Meskipun daya tarik nostalgia mungkin tidak efektif pada semua kelompok umur, daya tarik nostalgia bisa sangat efektif bagi orang lanjut usia.
- Daya Tarik Harapan dan Kebahagiaan: Pesan yang membangkitkan perasaan harapan dan kebahagiaan dapat menciptakan hubungan emosional yang positif dengan audiens, yang mengarah pada peningkatan keterlibatan dan loyalitas.
- Efektivitas Lintas Kelompok Umur : Penelitian menunjukkan bahwa daya tarik emosional bisa lebih efektif pada kelompok usia tertentu. Misalnya, orang dewasa muda cenderung memberikan respons yang lebih kuat terhadap rasa takut dan rasa humor, sedangkan orang dewasa paruh baya lebih mudah menerima rasa humor.
Memahami respons emosional dari berbagai kelompok umur dapat membantu pemasar menyesuaikan strategi mereka untuk memaksimalkan efektivitas. Dampak terhadap Perilaku Konsumen, daya tarik emosional dapat mempengaruhi perilaku konsumen secara signifikan, termasuk keputusan pembelian. Penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan emosional dengan merek dapat meningkatkan loyalitas, pengenalan merek, dan pada akhirnya, penjualan. Selain itu, daya tarik emosional dapat mendorong perilaku pembelian impulsif dan tidak rasional, karena konsumen menjadi lebih tertarik secara emosional pada suatu produk atau layanan. Penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi dampak daya tarik emosional terhadap faktor demografi lainnya seperti gender, etnis, dan tingkat pendapatan, serta menguji efektivitas daya tarik emosional dalam konteks pemasaran yang berbeda.
Sumber Referensi :
Basch C.H., Hillyer G.C., Meleo-Erwin Z.C., Jaime C., Mohlman J., Basch C.E. Preventive behaviorss conveyed on YouTube to mitigate transmission of COVID-19: cross-sectional study. JMIR Public Health Surveill. 2020;6(2):e18807
Feng Y., Chen H., Kong Q. An expert with whom I can identify: the role of narratives in influencer marketing. Int. J. Advert. 2020:1–22
Gudykunst W.B., Gudykunst W.B. Theorizing About Intercultural Communication. Sage; 2005. An anxiety/uncertainty management (AUM) theory of effective communication: making the mesh of the net finer; pp. 281–322. In. ed