Akuntansi

Desa akan menjadi the Future of Living

Oleh: Thomas Khrisna Sidharta, M.Si.
Dosen tetap Prodi Akuntansi Politeknik NSC Surabaya

Kota sebagai Pusat Bisnis

Desa yang pernah kita kenal hanya beberapa tahun yang lalu masih dianggap bukan sebagai tempat bekerja. Bukan sebagai tempat pengendalian bisnis kita. Dan oleh karenanya para pekerja kerah putih lebih suka tinggal di kota bahkan mendekat ke pusat-pusat kota. Sehingga apartemen di pusat-pusat kota dipenuhi dengan para pekerja kerah putih yang ingin mencapai kedudukan dan finansial. Sumber-sumber keuangan dan bisnis pada waktu itu diyakini selalu berada di pusat kota dan keramaian.

Tidak peduli seberapapun hiruk pikuk dan polusi udara serta suara di pusat kota. Para pekerja kerah putih dan para eksekutif ini tetap mendekati pusat-pusat kota dengan alasan klasik yaitu keuangan dan bisnis. Namun menurut saya pusat kota tidaklah lama lagi harus menjadi tempat tinggal bagi para pekerja kerah putih. Mereka dapat tinggal dimanapun tanpa harus secara fisik mendekati pusat keramaian bisnis perkotaan.

Efek Pandemi

Situasi pandemi mengharuskan orang juga bisa bekerja dari rumah dan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang signifikan. Akan secara lambat laun menurunkan minat para pekerja untuk tinggal di pusat kota yang mahal. Mereka akan berangsur-angsur tinggal di pinggiran kota atau bahkan di desa sekalipun jika teknologi komunikasi telah menjangkau desa-desa tersebut. Kemajuan teknologi komunikasi membuat orang terkoneksi secara digital dan terbiasa untuk memantau bisnis dan kegiatan usahanya. Meskipun tidak berada dekat dengan pusat kota atau pusat bisnisnya.

Bekerja dari Desa

Tidakkah jarang kita dengar bahwasanya saat situasi pandemi 2021 barusan. Sebagian orang selama beberapa waktu menetap di desa-desa di Pulau Dewata. Bahkan di hotel berbintang yang saat itu didiskon habis sekaligus memantau pekerjaan dan bisnisnya dari sana. Disamping itu sebagian masyarakat di negara-negara maju di Eropa juga mulai bekerja dan beraktivitas. Serta melakukan usaha bukan lagi di kota tapi mulai ke desa sebagai the future of living nya.

Daya tarik alam, pemandangan, dan rendahnya polusi udara dan suara. Telah membuat sebagian besar orang mulai berpikir untuk kembali ke alam atau back to the nature. Udara yang lebih segar, alam yang lebih indah, pohon-pohon yang lebih banyak. Saya rasa akan turut meningkatkan produktivitas berpikir dan kreativitas dalam menghasilkan suatu karya atau dalam problem solving.

Suasana pedesaan juga memungkinkan kita untuk berkebun dan memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari kita sendiri dengan lebih alami. Maka menurut saya – desa dan bahkan tinggal di hutan pun bisa menjadi ke the future of living. Selamat bekerja dan selamat berkebun.

2 thoughts on “Desa akan menjadi the Future of Living

  1. I am a student of BAK College. The recent paper competition gave me a lot of headaches, and I checked a lot of information. Finally, after reading your article, it suddenly dawned on me that I can still have such an idea. grateful. But I still have some questions, hope you can help me.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *