Oleh: Dr. Nopita Trihastutie, S.S., M.A.

Seni Menulis
Menulis adalah sebuah seni menarasikan sesuatu dengan kata-kata. Sebagai sebuah seni, maka menulis dapat menjadi alat untuk mengungkapkan pikiran, menyampaikan informasi, menggambarkan dunia dengan cara yang unik, menginspirasi orang lain, dan terhubung dengan orang lain melalui narasi dan ide. Seni menulis membutuhkan kreatifitas, ekspresi diri, dan profisiensi berbahasa sehingga narasi yang dibangun tidak hanya mengungkapkan pikiran dan perasaan tetapi juga mampu membangkitkan imaginasi dan perasaan pembaca.
Seni menulis dapat membangun citra, meningkatkan daya tarik, dan membentuk persepsi (Febriana, dkk., 2024; Fitriyani, dkk., 2024; Nurisnadiah, dkk., 2024). Rangkaian kata dalam bahasa memainkan peranan penting dalam seni menulis. Keberhasilan tulisan untuk memberikan efek pada pembaca tidak hanya ditekankan pada kesesuaian dengan ejaan tetapi juga pada asas-asas profesionalisme dalam penulisan dan kejelasan pada apa yang disampaikan. Bahasa formal tidak selalu harus mendomonasi seni menulis. Bahasa yang lebih santai dan akrab juga mengambil peranan penting. Bahasa asing dapat digunakan sebagai “pemanis” untuk meningkatkan daya tarik pembaca.
Stilistika dalam Seni Tulisan Feature
Salah satu bentuk seni menulis adalah tulisan feature, yaitu sebuah produk jurnalistik yang mengkombinasikan fakta dan opini. Tulisan feature adalah sebuah gaya narasi mengandung human interest dan gaya bahasa. Seni menulis feature tidak hanya didapat dimaksudkan untuk bacaan yang informatif dan inspiratif, tetapi juga sebagai media branding untuk promosi. Kekuatan dari tulisan feature untuk branding adalah elemen-elemen stilistik pada sisi kebahasaannya (Trihastutie, 2024).
Elemen-elemen stilistika dalam tulisan feature yaitu leksikal, sintaksis, fonologi, dan retoris (Abrams, 1981). Elemen leksikal adalah pemilihan kata-kata sebagai lambang benda, peristiwa, objek, atau ide, yang merupakan makna dasar atau arti sebenarnya dari sebuah kata. Pemilihan kata-kata ini harus tepat dan bermakna untuk menciptakan suasana atau efek tertentu. Elemen sintaksis menekankan pada susunan kalimat dan tata bahasa. Nada bicara, irama, atau ritme tertentu dalam pengucapan susunan kalimat untuk menciptakan efek tertentu merujuk pada elemen fonologi. Sementara elemen retoris merujuk pada teknis kebahasaan untuk mempengaruhi dan menyakinkan pembaca.
Stilistika dalam seni menulis feature adalah pemilihan kata-kata yang tepat dan efektif untuk menciptakan efek tertentu pada pembaca. Stilistika menekankan pada kata-kata dalam sebuah tulisan untuk menciptakan perasaan dan respons pada pembaca, menghubungkan elemen linguistik dengan makna dan interpretasi atas sebuah tulisan (Ali, Bhatti, dan Shah, 2016; Almahameed, 2020; Isti’anah, 2017; Saputra dan Abida, 2021).
Morfologi Dalam Tulisan Feature Wisata
Seni menulis feature wisata mencakup narasi tentang karakteristik dan aspek yang membuat sebuah destinasi atau aktivitas menarik bagi wisatawan, termasuk atraksi alam, pengalaman budaya, infrastruktur, dan pengalaman pengunjung secara keseluruhan. Morfologi tulisan feature menunjuk jumlah baris kalimat, kategorisasi keseluruhan baris kalimat ke dalam paragraf, pengelompokan kalimat yang membentuk struktur naratif tulisan feature (ceriteme), elemen-elemen stilistika yang dominan yang menjadi perangkat retorika tulisan feature, dan makna-makna yang ada di dalam struktur naratif yang berkaitan dengan pengedepanan obyek tertentu (Trihastutie, 2024).
Pada tulisan feature wisata, detail obyek yang berkaitan dengan wisata yang dinarasikan mencakup daya tarik alam, pengalaman budaya yang ditawarkan, infrastruktur dan fasilitas. Hubungan antara penceritaan dan elemen stilistik yang dominan mendukung pembentukan makna yang mengangkat alam, budaya, infrastruktur dan fasilitas setempat. Elemen-elemen stilistik, terutama kohesi dan pencitraan, mendukung narasi yang menggambarkan pemandangan, alam liar, iklim, kondisi geografis, sejarah, tradisi, seni, kuliner, akomodasi, transportasi, tempat hiburan, keramahan lingkungan, dan kemudahan akses komunikasi dan informasi.
Pada tulisan feature wisata, ceriteme adalah morfologi kohesi dalam gaya bahasa. Dalam ceriteme, kalimat-kalimat dihubungkan untuk membentuk kohesi dengan cara menghubungkan ide-ide secara implisit dan eksplisit. Kohesi, menurut Aminuddin (1995), adalah hubungan antar kalimat dan bagian tulisan yang menyampaikan makna kepada pembaca. Hubungan antara unsur kohesi dan citraan dalam cerita yang menggambarkan daya tarik alam, pengalaman budaya yang ditawarkan, infrastruktur dan fasilitas merupakan teknik kebahasaan untuk melakukan branding, yaitu memperkenalkan destinasi wisata kepada pembaca melalui tulisan feature wisata.
Imaji yang koheren juga mendukung cerita dalam menggambarkan detail obyek yang berkaitan dengan wisata setempat. Citraan adalah penggunaan kata dan ungkapan yang dapat membangkitkan tanggapan indrawi. Menurut Nurgiyantoro (1995), Citraan dan pengimajian merujuk pada reproduksi mental. Citraan adalah gambaran berbagai pengalaman indrawi yang ditimbulkan oleh kata-kata. Gambar dan citraan yang tertata secara kohesif mendukung imajinasi sekaligus merangsang keinginan pembaca untuk mengetahui lebih jauh tentang wacana yang disajikan dalam tulisan feature wisata. Kohesi dan citra yang mendukung cerita memberikan informasi yang aktual dan faktual tentang wacana dalam tulisan feature wisata.
Sisi branding pada tulisan feature lekat dengan elemen stilistika, terutama kohesi dan pencitraan, yang mendukung informasi daya tarik alam, pengalaman budaya yang ditawarkan, infrastruktur dan fasilitas dalam membentuk makna tertentu dan bersifat retoris. Stilistika pada tulisan feature wisata memposisikan elemen-elemen stilistika yang saling berkaitan dalam tulisan membentuk narasi yang bermakna bagi pembaca. Dengan demikian, stilistika dalam tulisan feature wisata membangun “keindahan” seperti pada tulisan sastra, pemahaman, informasi yang objektif, makna yang jelas dan retorika dalam narasi yang menggambarkan pemandangan, alam liar, iklim, kondisi geografis, sejarah, tradisi, seni, kuliner, akomodasi, transportasi, tempat hiburan, keramahan lingkungan, dan kemudahan akses komunikasi dan informasi.
Seni menulis feature wisata menekankan pada morfologi pola linguistik tulisan sebagai dimensi objektif interpretasi. Morfologi tulisan feature wisata mencakup elemen-elemen stilistik, khususnya kohesi, dan citraan untuk mendukung narasi dalam menyampaikan makna kepada pembaca, yang tidak hanya sekadar bacaan yang menghibur, tetapi juga bacaan yang inspiratif dan informatif terhadap destinasi wisata. Proses pemaknaan tulisan feature wisata melibatkan dimensi subjektif pembaca yang melihat makna bacaan yang inspiratif dan informatif terhadap konten wisata pada tulisan feature sebagai media branding destinasi wisata.
Daftar Pustaka
Abrams, M.H. (1981). Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanindita.
Ali, J., Bhatti, I.A., & Shah, A.H. (2016). Stylistics analysis of the Poem “Hope is The Thing with Feathers.” World Journal of Research and Review, 3(5), 18-21.
Almahameed, Y.S. (2020). A stylistic analysis of the short story “The Little Match Girl.” International Journal of Innovation, Creativity and Change, 14(12), 1229-1240.
Aminuddin. (1995). Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang: IKIP Semarang Press.
Isti’anah. A. (2017). Stylistic Analysis of Maya Angelo’s equality. Lingua Cultura, 11(2), 85-89.
Febriana, I, Benediktus, R., Fadhillah, A., Irfansyah, F., Maulana, J., Halomoan, Y. (2024). Pengaruh Bahasa dalam Membangun Brand Image: Analisis Wacana pada Media Sosial. JIIC: Jurnal Intelek Insan Cendekia, 1(4), 3710-3714.
Fitriyani, W., Julianti, B., Indra, A., Sari, S., Febrian, M., Nurhayati, E. (2024). Penggunaan Bahasa dalam Promosi Bisnis di Media Sosial: Meningkatkan Penjualan Yang Menguntungkan. Jurnal Inovasi Pendidikan, 7(5), 230-237.
Nurgiyantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Nurisnadiah, P., Natarina, A., Wibowo, T., Al-Arsy, M. Arum, D. (2024). Pengaruh Penggunaan Bahasa dalam Strategi Branding Produk FnB Lokal Terhadap Persepsi Konsumen. TEKNOBIS: Teknologi, Bisnis Dan Pendidikan, 2(1), 7-10.
Saputra, J.R., & Abida, F.I. (2021). Stylistics analysis of the poem “An Old Man’s Winter Night” by Robert Frost. ELS Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities. 4(4), 501-509.
Trihastutie, N. (2024). Feature Writing and Stylistics as Media for Local Branding: A Structural Hermeneutic Analysis. Loquela, 2(1), 29-42.