Akuntansi

Accountant VS Artificial Intelligence

Author: Yustin Nur Faizah, S.Tr.,Ak.,M.Ak.,AK

Dosen: Akuntansi

Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan yang dibuat oleh akuntan. Seiring pertumbuhan bisnis, jumlah data yang dikelolanya juga meningkat. Proses akuntansi tidak lagi dilakukan secara manual melainkan melalui sistem atau program berbentuk software akuntansi khusus untuk efektifitas dan efisiensi waktu serta tenaga manusia. Tujuannya untuk mengurangi kesalahan yang tidak disengaja (human error) maupun penipuan yang disengaja (fraud). untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan Instansi. Selain itu, program akuntansi membantu internal control dalam memeriksa dan mencari kesalahan pencatatan keuangan entitas.

Oleh karena itu, teknologi hadir untuk meningkatkan produktivitas bisnis dengan menggantikan aktivitas manual dengan teknologi. Dengan demikian, perusahaan dapat mengurangi sumber daya manusia dan menghemat biaya. Selain itu, hadirnya AI dapat digunakan membantu dalam suatu bisnis, proses bisnis berjalan lebih cepat, akurat, dan efisien. Lantas, dalam bidang akuntansi, apakah profesi akuntan juga akan tergantikan oleh teknologi?

Value yang harus dimiliki oleh Akuntan

  1. Kreatifitas

Salah satu aspek yang tidak dimiliki AI adalah kreativitas. Proses pembelajaran mesin/AI dimulai dengan programmer memasukkan ribuan jenis sampel, dari sampel inilah mesin akan belajar. Hasil analisis pembelajaran mesin cenderung lebih kaku, sedangkan kreativitas dapat menghasilkan pemikiran yang “outside the box”.

  • Keterampilan analitis dan analitis

Otak manusia dirancang untuk mampu berpikir logis dan kompleks. Machine Learning mampu membantu menyimpulkan hasil analisis dan proses analisis dengan lebih cepat dan efisien, namun masih dibutuhkannya tenaga akuntan untuk menganalisis hasil lebih dalam dan menentukan keputusan metrik mana yang akan digunakan.

  • Unggul pada bidangnya masing-masing

Beberapa pekerjaan sudah banyak tergantikan oleh mesin, oleh karena itu kita sebagai akuntan milenial perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam di bidang masing-masing. Mengkutip kata-kata yang diucapkan oleh Bapak B.J. Habibie “Saya belajar bukan untuk sukses, tapi untuk dipahami”. Ungkapan Presiden Indonesia ke-3 tersebut memberikan sinyal bahwa calon akuntan yang masih melanjutkan studi perlu mengubah pola pikirnya agar belajar benar-benar menguasai bidangnya, bukan sekedar sukses atau mendapat nilai bagus. Lolosnya sertifikasi di bidang akuntansi juga akan menjadi nilai tambah bagi setiap individu.

  • Teknologi

Era revolusi industri 5.0, setiap akuntan harus mampu menggunakan dan memahami teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa akuntansi dan teknologi sudah menjadi satu, sehingga mau tidak mau akuntan harus mempunyai kemampuan dalam menggunakan teknologi software. Banyak rumor yang beredar bahwa di masa depan akuntansi akan digantikan oleh robot, sehingga akuntan terancam kehilangan pekerjaan. Menurut kelompok kami, kedudukan akuntan tidak akan sepenuhnya tergantikan oleh teknologi, melainkan akan muncul teknologi berupa software akuntansi yang akan memudahkan pekerjaan para akuntan mulai dari input-proses-output sehingga menghasilkan output yang lebih akurat dan cepat, dan lebih sedikit tenaga kerja. Tentu saja kehadiran teknologi ini akan mengurangi kebutuhan sumber daya manusia, namun kemunculan teknologi ini juga membuka profesi baru yang membutuhkan kedua aspek tersebut, yakni teknologi dan akuntansi bagi akuntan.

Setelah mengetahui berbagai nilai yang harus dimiliki oleh akuntan milenial masa depan, berikut ikhtisar peluang profesional yang tersedia bagi akuntan milenial masa depan untuk dapat berkolaborasi dengan teknologi. Profesi yang bisa ditekuni calon akuntan milenial adalah:

Digital Forensic Accounting, Profesi ini dijalankan dengan memadukan akuntansi dan teknologi digital. Akuntan dapat melacak bukti kejadian yang melanggar aturan/standar dengan menyertakan bukti digital. Cara pelacakannya dapat dilakukan dalam waktu singkat dan efisien.

Environmental Accounting, akuntan fokus menjaga keberlanjutan bisnis dan bagaimana keberlanjutan bisnis dapat dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggabungkan AI, menghitung biaya terkait kesejahteraan pemangku kepentingan dan lingkungan. Akuntan dapat bekerja sama dengan departemen IT untuk memprogram komputer guna memudahkan pengolahan data sehingga akuntan dapat memprediksi secara akurat hasil mengenai keberlanjutan bisnis beberapa tahun ke depan.

Auditor, Auditor dapat memanfaatkan AI untuk memudahkan pemrosesan data dalam jumlah besar (Big Data) dalam waktu singkat. Seluruh data akan diproses dan dianalisis menggunakan Big Data Analytics untuk mendeteksi penyimpangan dan penipuan. Dengan bantuan teknologi, auditor akan melakukan verifikasi dengan memberikan opini dan menghindari keterlambatan audit dalam menyelesaikan laporan independen auditor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *