Akuntansi

CERDIK MELUNASI HUTANG

Author: Thomas Khrisna Sidharta, M.Si.

Dosen Tetap Program Studi Akuntansi

Meskipun saat ini ini sangat sulit untuk tidak berhutang namun akan sangat jauh lebih baik jika untuk sementara waktu itu kita tidak berhutang khususnya hutang kepada bank. Hal ini disebabkan karena situasi perekonomian saat ini dan 2 tahun ke depan yang diperkirakan masih jauh dari stabil sehingga risiko berhutang apalagi hutang dengan bank akan jauh lebih besar.

Belum lagi kenaikan suku bunga akan memicu beban bunga yang lebih besar dan beban bunga yang besar akan membuat bebabn bungat hutang bank menjadi lebih berat, namun bagaimana seandainya kita sudah terlanjur berhutang dengan bank maka cara yang terbaik tentu saja cepat-cepat melunasinya dan pada ulasan berikut akan saya sampaikan trik meminimalisir atau menyelesaikan hutang tersebut dengan lebih cepat.

Sumber: freepik.com

Yang pertama adalah hutang kartu kredit, perlu kita tahu dan ingat bahwasannya kartu kredit adalah cara pembayaran sementara artinya sementara dalam jangka waktu pendek artinya kita dapat menggunakan kan kartu kredit untuk pembayaran sementara dalam tempo kurang dari 30 hari, maka untuk pembayaran pembayaran yang memang dapat kita selesaikan dalam tempo kurang dari 30 hari maka tidak ada salahnya menggunakan kartu kredit, nilai positif lainnya dengan menggunakan kartu kredit maka informasi transaksi pengeluaran akan jauh lebih informatif.

Namun dibalik kemudahan-kemudahan tersebut ternyata ada trik dari bank untuk mendapatkan keuntungan dari nasabah kartu kreditnya,  hal yang pertama harus Kita waspadai adalah Jangan pernah terlambat membayar tagihan Kartu Kredit,  sebaiknya cepat melunasi tagihan Kartu Kredit saat tagihannya sudah keluar atau jika menunda jangan menunda terlalu lama apalagi melebihi 30 hari, ingat beban bunga atas keterlambatan pembayaran Kartu Kredit adalah sangat besar  dan beban bunga tersebut memang yang dimanfaatkan oleh bank untuk mendapatkan keuntungan dari nasabah kartu kredit.

Intinya jangan sampai kelupaan atau terlambat dan disiplin dalam pembayarannya, pastikan kita semua telah membayar lunas tagihan Kartu Kredit sebelum 30 hari atau begitu informasi tagihan itu keluar bergegaslah untuk melunasinya. Yang kedua adalah KPR. KPR atau kredit kepemilikan rumah adalah kredit kita kepada bank atas pembelian rumah.  Memang kebanyakan pembelian rumah adalah melalui

KPR atau tidak secara tunai, khususnya untuk rumah baru atau rumah yang dijual oleh pengembang. Hutang KPR pada bank adalah sesuatu yang wajar bagi pasangan pasangan muda dan nilai tanah dan rumah diharapkan akan terus meningkat mengingat semakin tingginya harga tanah dan rumah karena kelangkaannya. 

Namun harap diperhatikan bahwa dalam kondisi Resesi khususnya dalam 2 tahun ini di mana suku bunga KPR bisa meningkat dengan tajam maka kita perlu berhati-hati,  peningkatan suhu bunga yang secara bertahap akan meningkat perlu kita waspadai karena beban bunga akan jauh lebih tinggi kedepannya dibandingkan kondisi normal sebelum pandemi, artinya adalah jumlah uang yg kita bayarkan dalam KPR diperkirakan akan jauh lebih tinggi dibandingkan kalau tidak ada kenaikan suku bunga oleh the Fed. Dan perlu diketahui juga bahwa keuntungan Bank berasal dari bunga yang dibebankan kepada para nasabahnya.

Jika kita sudah terlanjur mengambil KPR dan kita tahu bahwa dalam 2 tahun kedepan akan terjadi Resesi dan peningkatan suku bunga yang luar biasa maka sebaiknya kita segera lunasi atau bayar lebih banyak atas pokok pinjaman kita sehingga beban bunga jangan sampai memberatkan. 

Memang begitu kita ingin melunasi atau membayar pokok pinjaman atau menyelesaikan pokok pinjaman dengan memberi dana lebih banyak – biasanya bank terkesan kurang setuju atau kurang suka karena prinsip dari bank adalah semakin lama pinjaman maka mereka akan semakin untung. Penyelesaian pembayaran di awal atau penyelesaian awal KPR cenderung kurang disukai oleh bank.  Namun dalam hal ini kita harus cerdik dan tegas bahwasanya kalau situasi perekonomian seperti ini dalam 2 tahun ke depan maka kita harus berusaha untuk membayar lebih banyak atau bahkan melunasi hutang KPR kita jika memang ada dana. 

Secara teknis kita perlu berkonsultasi dengan mereka yang lebih berpengalaman dalam hal ini bagaimana cara kita bisa melunasi KPR kita dengan lebih cepat tentunya apabila ada dana menganggur atau ada dana dengan pinjaman atau dengan bunga yang lebih lunak misalnya ada dana pribadi atau ada dana dari keluarga yang tanpa bunga atau bunga lebih ringan dan lebih fleksibel pembayarannya. Mirip dengan KPR yang satu ini adalah pembelian apartemen,  beda dengan pembelian rumah yang nilainya akan terus meningkat maka pembelian apartemen terjadi sebaliknya,  Fakta menunjukkan bahwa harga apartemen cenderung statis atau tidak meningkat,  Saran saya untuk 1 dan 2 tahun kedepan ini tundalah dulu pembelian

apartemen karena selain harganya yang cenderung tidak meningkat, jumlah penyewa yang cenderung menurun,  dan yang ketiga adalah biaya tetap nya yang harus kita bayar saat kita telah memiliki apartemen tersebut,  biaya-biaya tersebut contohnya adalah biaya abonemen listrik air dan biaya service charge atau perawatan gedung yang rutin harus kita bayar meskipun unit tersebut tidak ada yang menempati. 

Bagaimana jika kita sudah terlanjur membeli apartemen atau KPR apartemen,  maka jika masih awal maka perlu dipikir ulang apakah kita masih akan terus membeli apartemen tersebut jika hanya sekedar untuk investasi ataukah mengambil tindakan rugi atas uang yang sudah kita setorkan dengan benefit minimalisir risiko cash flow kita,  namun jika memang unit tersebut akan kita pakai dan kita sudah terlanjur membayar sejumlah uang besar maka ada baiknya kita mengalokasikan anggaran untuk pembayaran pembayaran hingga terselesaikannya,  dan sama triknya dengan KPR rumah jika kita ada uang lebih ada baiknya kita segera menyelesaikan hutang-hutang tersebut dengan lebih awal dan melakukan nego nego dengan pihak bank maupun pengembang agar secepat mungkin dapat kita selesaikan mudah-mudahan tersebut sebelum kita memasuki 2 tahun masa Resesi ekonomi.

Yang ketiga adalah cicilan mobil atau kendaraan bermotor, memang dalam situasi saat ini sebaiknya dipikir dua kali sebelum membeli kendaraan baru dengan mengangsur. Namun apabila kita sangat perlu dan sudah terlanjur membeli kendaraan dengan menyicil maka usahakan jangka waktu kredit sesingkat mungkin sependek mungkin,  namun jika sudah terlanjur jangka waktunya lebih dari 12 bulan maka kurang lebih sama dengan trik KPR di atas yaitu cepat selesaikan kredit tersebut, bayar lebih awal, atau Jika memungkinkan lunasi lebih awal,  atau kalau kita tidak ada dana untuk membayar lebih awal maka pastikan kita jaga cash flow kita hingga terselesaikannya Kredit mobil tersebut.

Kemudian adalah pembayaran asuransi, asuransi yang dimaksud disini adalah asuransi kesehatan swasta, pembayaran asuransi atau pembayaran premi asuransi ibaratnya = “berhutang” karena pembayaran asuransi akan terus kita lakukan – yang boleh dibilang seumur hidup kita, jadi perusahaan asuransi akan terus mendapatkan cash flow dari kita seumur hidup kita setiap bulannya dan itu yang merupakan pendapatan bagi mereka. 

Jika kita tidak berlebihan dana maka sebaiknya kita tidak ikut asuransi kesehatan dan lebih mengalokasikan dana untuk perawatan kesehatan, pola hidup dan pikir sehat, dan mengikuti program BPJS pemerintah, premi asuransi yang tidak dibayar akan berdampak pada penghentian proteksi kesehatan dan bahkan mengambil pokoknya yang telah kita setorkan sebelumnya (jika ada nilai simpanannya). 

Dan jika kita sudah terlanjur mengikuti asuransi kesehatan maka ditengah situasi seperti ini ini kita perlu mengalokasikan dana sedemikian rupa sehingga terjaminnya cash flow pembayaran asuransi dalam beberapa tahun kedepan yang masih merupakan masa ekonomi sulit, dan pastikan tidak perlu menambah asuransi kesehatan lagi dan menjaga pola hidup dan pola pikir kita dengan lebih positif dan sehat.

Bagaimana dengan hutang bank yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan pasti sudah mengukur, mempertimbangkan, dan menganalisis kemampuan pembayaran hutang-hutang Bank nya apalagi hutang dalam bentuk US Dollar yang sangat berisiko, perlu diketahui bahwa nilai tukar US dolar akan semakin menguat dan rupiah diperkirakan akan melemah dalam 2 tahun ini meskipun kenyataan sekarang inflasi di Amerika sangatlah tinggi.

Singkat cerita nilai dolar akan terus meningkat dalam beberapa tahun kedepan sehingga perlu dipikir dua kali untuk berhutang dalam US dolar dan produk yang kita jual adalah export oriented sehingga penjualannya harus dalam US dollar.  Saran saya dengan kondisi saat ini ini perusahaan bisa menunda dulu berekspansi paling tidak hingga 2025 saat situasi mulai stabil, bertahanlah dulu dengan apa yang ada sekarang dan jangan berhutang atau meminimalisir hutang bank pada jumlah yang relatif kecil aja. Situasi perekonomian saat ini, kenaikan suku bunga secara bertahap, kenaikan harga BBM, pelemahan rupiah, yang dibarengi dengan situasi politik peralihan dalam 1 hingga 2 tahun ini ini ini menurut saya baiknya perusahaan mulai memikirkan untuk bertahan dibanding untuk berekspansi, berusaha seminim mungkin berhutang dengan bank apalagi hutang dengan risiko tinggi dalam jenis US Dollar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *