Akuntansi

DAMPAK ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS) DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN

Author: Halida Achmad Bagraff

Dosen: Akuntansi

Kemiskinan adalah keadaan di mana tingkat kehidupan seseorang atau kelompok sangat rendah dan mencerminkan kekurangan materi jika dibandingkan dengan standar kehidupan umum yang berlaku dalam masyarakat mereka. Kemiskinan adalah permasalahan global yang menjadi sorotan di seluruh dunia. Negara-negara dengan tingkat kemiskinan sering menghadapi tantangan terkait pertumbuhan ekonomi yang lambat dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Di sisi lain, beberapa negara berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi manfaatnya tidak selalu merata di kalangan penduduk miskin.

Indonesia adalah salah satu negara berkembang di dunia, yang umumnya ditandai dengan tingkat industrialisasi yang masih terbatas dan standar hidup yang berkisar dari menengah ke rendah. Kemampuan individu untuk mengakses sumber daya yang tersedia dapat diukur melalui pendapatan dan pengeluaran. Ada beberapa penyebab kemiskinan, antara lain:

  1. Kemiskinan pada tingkat makro muncul akibat ketidaksetaraan dalam kepemilikan sumber daya, yang menghasilkan distribusi pendapatan yang tidak merata. Penduduk miskin memiliki sumber daya yang terbatas dan berkualitas rendah.
  2. Kemiskinan disebabkan oleh perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dengan kualitas rendah memiliki produktivitas yang rendah, yang pada gilirannya berdampak pada upah yang rendah.
  3. Kemiskinan muncul karena perbedaan dalam akses dan modal yang dimiliki oleh individu.

Pemerintah Indonesia mengadopsi pendekatan distribusi pendapatan untuk mengatasi kemiskinan, dengan menyalurkan pendapatan kepada individu yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dana negara akan digunakan untuk proyek-proyek pembangunan publik yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan untuk menerapkan kebijakan yang mendukung rakyat miskin. Pemberdayaan ekonomi bagi kelompok masyarakat yang kurang mampu adalah suatu hal yang sangat penting dan dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Dalam kerangka ini, Islam sebagai agama yang holistik memiliki instrumen khusus yang bertujuan untuk menciptakan keadilan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan, yaitu Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS).

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam mengumpulkan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS). Karena mayoritas penduduknya menganut agama Islam, penerimaan zakat dapat menjadi salah satu sumber pendapatan utama pemerintah. Potensi dari penerimaan zakat ini sangat besar dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan pemerintah yang signifikan, selain dari pendapatan pajak yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan serta kesenjangan sosial. Dengan pengelolaan ZIS yang terintegrasi, sistematis, dan terpadu, dana ini dapat didistribusikan secara tepat sasaran.

Dalam konteks ekonomi, zakat memiliki peran penting dalam mencegah akumulasi kekayaan yang terpusat pada sejumlah kecil individu dan mendorong individu kaya untuk membagikan sebagian dari kekayaan mereka kepada mereka yang membutuhkan, terutama kepada kelompok fakir dan miskin. Oleh karena itu, zakat juga dapat berfungsi sebagai sumber dana yang berpotensi untuk mengatasi masalah kemiskinan. Zakat juga memiliki peran sebagai modal usaha bagi individu yang kurang mampu, memungkinkan mereka untuk membuka peluang kerja, meningkatkan penghasilan, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Menurut pandangan Mahzab Maliki, zakat didefinisikan sebagai tindakan memberikan sebagian dari harta yang telah mencapai nisab (jumlah minimal yang ditetapkan) kepada pihak yang berhak menerimanya. Dasar pelaksanaan zakat dapat ditemukan dalam al-Qur’an, yaitu dalam ayat 103 dari Surah At-Tawbah dan ayat 7 dari Surah Fushshilat.

Infak dan sedekah adalah bentuk pemberian sukarela yang berasal dari masyarakat dengan tujuan demi kepentingan umat dan dengan niat yang tulus untuk mendapatkan ridha Allah Swt. Negara juga dapat memanfaatkan kontribusi ini untuk mendukung berbagai proyek pembangunan nasional. Penerimaan infak dan sedekah ini sangat dipengaruhi oleh keadaan spiritual dan keagamaan masyarakat secara keseluruhan. Dasar hukum pelaksanaan infak dan sedekah dapat ditemukan dalam Surat Al-Imran ayat 134.

Secara keseluruhan, tingkat kemiskinan di Indonesia dari tahun 2001 hingga 2016 mengalami fluktuasi dengan rata-rata menunjukkan penurunan. Penurunan ini dapat diatribusikan kepada upaya keras pemerintah dalam mengatasi kemiskinan melalui berbagai program yang berpihak kepada rakyat. Meskipun belum sepenuhnya memuaskan, tren penurunan ini mencerminkan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan yang diperkenalkan oleh pemerintah telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengakses hak-hak dasar mereka.

Zakat, Infak, dan Sadaqah (ZIS) adalah konsep penting dalam ekonomi Islam yang memiliki potensi dampak positif dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Berikut adalah beberapa cara di mana ZIS dapat mempengaruhi kemiskinan:

(1) Pengumpulan Dana: ZIS menciptakan sumber pendapatan yang signifikan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Zakat adalah kewajiban keagamaan dalam Islam yang memerintahkan umat Islam untuk menyumbangkan sebagian pendapatan mereka kepada mereka yang membutuhkan. Infak dan sadaqah adalah sumbangan sukarela yang juga bertujuan untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Pengumpulan dana melalui ZIS menciptakan sumber dana yang dapat digunakan untuk memerangi kemiskinan.

(2) Distribusi Dana kepada yang Membutuhkan: ZIS secara khusus ditujukan untuk mereka yang berada dalam keadaan kurang mampu dan memerlukan bantuan. Dana ZIS akan didistribusikan kepada individu atau kelompok yang memenuhi syarat, seperti fakir, miskin, orang-orang dalam kesulitan, dan lainnya. Ini berarti bahwa orang-orang yang membutuhkan mendapatkan akses ke dana ini, yang dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar mereka.

(3) Pemberdayaan Ekonomi: Dana ZIS dapat digunakan untuk memberdayakan individu yang kurang beruntung. Misalnya, dana ZIS dapat digunakan untuk mendukung pendidikan, pelatihan keterampilan, atau membantu dalam memulai atau mengembangkan usaha kecil dan menengah. Ini dapat membantu orang yang hidup dalam kemiskinan meningkatkan keterampilan mereka dan menjadi lebih mandiri secara ekonomi.

(4) Pengurangan Kesenjangan Sosial: Pengumpulan dan distribusi ZIS dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial. Ini dapat menciptakan masyarakat yang lebih seimbang dan mengurangi ketidaksetaraan ekonomi antara individu dan kelompok.

(5) Meningkatkan Solidaritas Sosial: Partisipasi dalam ZIS memainkan peran dalam memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Ketika orang-orang dari berbagai lapisan sosial berpartisipasi dalam ZIS, ini dapat meningkatkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial. (6) Peningkatan Kualitas Hidup: ZIS dapat membantu individu dan keluarga yang kurang beruntung meningkatkan kualitas hidup mereka dengan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan layanan kesehatan.

Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, efektivitas ZIS dalam mengurangi kemiskinan dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk pelaksanaan yang baik, transparansi, dan tingkat partisipasi masyarakat. Selain itu, ZIS tidak selalu dapat mengatasi semua aspek kemiskinan, dan sering kali perlu dipadukan dengan upaya lain, termasuk program pemerintah dan inisiatif lainnya, untuk mencapai tujuan pengentasan kemiskinan secara menyeluruh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *