toto slot

https://adalaattem.uniexames.com.br/

Slot Qris

https://reseaumetalex.labo.cyu.fr/

https://perception.labo.cyu.fr/

Alasan gampang menang yaitu karena situs daun77

https://library.inais.ac.id/

agen situs XLSLOT88 sudah dipercaya oleh ribuan pemain situs judi online slot gampang menang memberikan hadiah kemenangan besar

XLSLOT88 adalah situs judi slot online gacor terbaik nomor 1 di Indonesia yang mempunyai game slot gacor dan judi online gampang menang paling dipercaya no 1 di Indonesia dengan winrate tinggi

https://econoscitech-integration-journal.uz/

Sebagai situs slot online gacor terpercaya menang jackpot sensasional tentu saja XLSLOT88 memiliki lisensi resmi dari lembaga perjudian nasional yang merupakan hal yang sangat diutamakan untuk keamanan dan kenyamanan para pemainnya

XLSLOT88 sebagai situs slot online gacor gampang menang hari ini tentunya menyediakan ratusan pilihan game yang dapat dimainkan secara bebas dan memiliki kemungkinan menang jackpot besar di setiap game slot online gacor nya

Situs judi online slot gacor 2025 hari ini seringkali memberikan penawaran bonus dan promosi yang sangat menggiurkan

PAYSLOT88 selaku situs judi slot gampang menang jackpot terbesar menyediakan daftar situs judi slot gacor terpercaya hari ini bagi semua bettor judi slot online

XLSLOT88 adalah Link Slot88 Gacor dan Situs Slot Gacor Server Thailand Terbaik tahun 2025

XLSLOT88 adalah link slot online resmi terpercaya yang menawarkan berbagai pilihan permainan slot gacor mudah menang serta menghadirkan pengalaman bermain terbaik

TOTOSLOT4D merupakan Daftar situs slot online yang menjadi tempat bermain para pecinta judi slot gacor di Indonesia

Slot Gacor hadir dengan berbagai macam permainan slot maxwin terbaru 2025 dan bekerja sama dengan situs TOTOSLOT4D

berbagai macam permainan judi online tersedia di situs XLSLOT88 dengan deposit rendah bisa maxwin besar.

TOTOSLOT99 Merupakan Situs Slot Toto99 terpercaya dapat memberikan kemenangan disetiap harinya hanya dengan modal kecil

PAYSLOT88 merupakan situs slot gacor terbaru ditahun 2025 menghadirkan mengalaman bermainan yang sangat bagus di indonesia

XLSLOT88 adalah media resmi situs slot gacor hari ini gampang menang maxwin jackpot x1000, daftarkan akun pro provider slot gacor hanya di XLSLOT88 mainkan ratusan game terupdate yang seru dimainkan dengan grafik terbaik di indonesia.

XLSLOT88 merupakan platform terbaru situs resmi slot online gacor no.1 di indonesia, menghadirkan ratusan game slot online gacor yang seru untuk dimainkan dan pasti gampang menang maxwin sampai ratusan juta rupiah

Temukan permainan slot online gacor 2025 hanya di situs TOTOSLOT4D dengan minmal depsoit 20ribu saja bisa maxwin setiap hari

TOTOSLOT4D titik kumpul pertemuan situs slot scan qris dan slot gacor online 4d yang mempunya sistem serba gacor terbaru

TOTOSLOT4D adalah link bermain situs slot scan qris colaborasi dengan slot gacor 4D yang sudah di pastikan akan gampang maxwin di permainan slot onlinenya

https://saomatheus.uniexames.com.br/

TOTOSLOT4D platform daftar slot qris merupakan situs toto slot 4d online terpercaya 2025 berlisensi resmi yang menyediakan game toto slot online terbaik dengan minimal deposit 20 ribu saja.

XLSLOT88 adalah gaming house situs slot online gacor terpercaya mudah menang hari ini, hadir sebagai provider resmi slot online gacor yang memilikin ratusan game terbaru dengan winrate kemenangan terbesar di indonesia

XLSLOT88 merupakan situs gaming slot gacor 2025 terpercaya mudah menang by Team UPH, sekarang tidak perlu repot mencari situs slot gacor 2025 main saja di XLSLOT88 nikmatin ratusan game terbaru yang tersedia pasti gampang menang maxwin auto cuan besar

TOTOSLOT4D merupakan situs online slot gacor gampang menang anti rungkad terbaru tahun 2025 memilikin koleksi game slot gacor ratusan pilihan menarik dengan high winrate tertinggi di indonesia

XLSLOT88 merupakan tempat situs bermain judi online slot gacor gampang menang hari ini tahun 2025 menghadirkan ratusan koleksi game terbaru slot gacor dengan live rtp maxwin tergacor membantu meraih jackpot terbesar hingga ratusan juta rupiah.

TOTOSLOT4D adalah suatu perusahaan casino terbesar yang ada di indonesia yang mempunyai deposit via qris tanpa fee dan adm.

TOTOSLOT4D berdiri dengan nilai Dari Serc Jose Res unsur situs slot scan qris 2025 menjadi yang terbaik

TOTOSLOT4D merupakan situs gacor terpercaya di seluruh indonesia dengan akses slot thailand

XLSLOT88 adalah link slot online resmi terpercaya yang menawarkan berbagai pilihan permainan slot gacor mudah menang serta menghadirkan pengalaman bermain yang aman cepat dan nyaman untuk semua pecinta slot online di Indonesia

XLSLOT88 menghadirkan link daftar akun pro slot online gacor yang mudah menang dan memilikin koleksi ratusan game terupdate slot online dengan linsensi gacor hanya di XLSLOT88 terpercaya dan teraman di jamin By SeoYuthBoyz

TOTOSLOT4D kamaroto menyediakan tempat sewa untuk kalian berlibur sepanjang liburan support by TOTOSLOT4D

https://www.master-journalisme-gennevilliers.fr/

https://doukhan.perso.cyu.fr/

https://unkaha.com/

uwakslot

https://transitiondesign.labo.cyu.fr/

bapautoto

https://www.horseandfarrier.com/

https://motherteresawomenuniv.ac.in/

http://degree.uob.edu.pk/

https://triangle.mth.kcl.ac.uk/

xlslot88

xlslot88

xlslot88

xlslot88

xlslot88

xlslot88

xlslot88

PAYSLOT88 Taklukan Kemenangan Main Situs Slot Online Sensasi Jackpot Besar Setiap Hari

BAPAUTOTO AKSES LOGIN SITUS SLOT THAILAND DEPOSIT 5 RIBU EASY JACKPOT FANTASTIS

https://erp.b-u.ac.in/erp/scholar/public/

https://knowledge.services/disseminate/

xlslot88

BAPAUTOTO DAFTAR SITUS SLOT DANA 5000 EVENT PROMO BONUS BERLIMPAH GAMPANG CLAIMNYA

https://muhandislik-iqtisodiyot.uz/

xlslot88

xlslot88

https://www.deblogacademie.nl/

https://knowledge.services/bespoc/

https://s3.3dvalosag.hu/

https://drive.motherteresawomenuniv.ac.in/

https://uef.edu.kh/

http://tttv.tueba.edu.vn/

https://news.mellekhmun.gov.np/

https://www.myagricensus.gov.my/

https://centralshop.click/

XLSLOT88

XLSLOT88

XLSLOT88

XLSLOT88

SLOT GACOR 4D

https://deevalemon.it.com/

https://banniwetthawatburi.go.th/

https://tregento.in/

slot gacor 2025

https://medcenter.uniexames.com.br/

uwakslot

uwakslot

https://snist.sreenidhi.edu.in/

http://meteoweb.ru/

slot toto

xlslot88

https://naac.queenmaryscollege.edu.in/

UWAKSLOT : LINK TRUSTED LAYANAN SITUS SLOT ONLINE TERGACOR DI MUKA BUMI TERCAYA 2025

UWAKSLOT

UWAKSLOT

bapautototrusted gaming slot gacor 4d

uwakslot

https://www.cypelatam.com/

bapautoto

uwakslot

bapautoto

xo4d

https://old.gvrec.org/

bapautoto

bapautoto

https://fstp.upnm.edu.my/

https://sims.innovative.edu.my/

https://cmp.tvu.edu.vn/

http://militarymuseum.mod.gov.mn/

slot thailand

slot terpercaya

toto slot

https://inis.bg.ac.rs/

https://errmece.labo.cyu.fr/

Buletin Politeknik NSC Surabaya https://buletin.nscpolteksby.ac.id/ Media informasi dan pengetahuan Politeknik NSC Surabaya Fri, 30 May 2025 04:11:30 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/wp-content/uploads/2021/04/cropped-Logo-32x32.jpeg Buletin Politeknik NSC Surabaya https://buletin.nscpolteksby.ac.id/ 32 32 Strategi Hotel Menghadapi Perubahan Demand: Reposisi, Nilai, Loyalitas, dan Diversifikasi Produk https://buletin.nscpolteksby.ac.id/strategi-hotel-menghadapi-perubahan-demand-reposisi-nilai-loyalitas-dan-diversifikasi-produk/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/strategi-hotel-menghadapi-perubahan-demand-reposisi-nilai-loyalitas-dan-diversifikasi-produk/#respond Tue, 27 May 2025 02:14:01 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2486 oleh: Hardhita Kusdharyanto, S.St.Par., M.Par Industri perhotelan Indonesia menghadapi tantangan serius akibat perubahan demand yang signifikan pascapandemi. Salah satu penyebab utama adalah menyusutnya kelas menengah—segmen […]

The post Strategi Hotel Menghadapi Perubahan Demand: Reposisi, Nilai, Loyalitas, dan Diversifikasi Produk appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
oleh: Hardhita Kusdharyanto, S.St.Par., M.Par

Sumber: Freepik

Industri perhotelan Indonesia menghadapi tantangan serius akibat perubahan demand yang signifikan pascapandemi. Salah satu penyebab utama adalah menyusutnya kelas menengah—segmen yang selama ini menjadi tulang punggung permintaan hotel domestik. Data dari Bank Dunia dan Lembaga Riset Ekonomi menunjukkan bahwa sejak 2019 hingga 2024, jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia turun sekitar 9 juta orang. Dampaknya, okupansi hotel menurun, terutama di segmen mid-market dan budget. Artikel ini membahas empat strategi adaptif untuk menghadapi tantangan ini: repositioning ke segmen daya beli tinggi, pricing berbasis perceived value, membangun loyalitas dan komunitas tamu, serta diversifikasi produk untuk menangkap pasar baru. Strategi ini diharapkan mampu memperkuat daya tahan hotel dan menciptakan peluang pertumbuhan jangka panjang.

 Dampak Penyusutan Kelas Menengah terhadap Industri Hotel

Kelas menengah di Indonesia merupakan pendorong utama konsumsi domestik, termasuk pariwisata dan perhotelan. Namun, akibat pandemi COVID-19, inflasi, dan perlambatan ekonomi global, jutaan orang di segmen ini mengalami penurunan daya beli. Laporan dari World Bank (2024) menyebutkan bahwa sejak 2019, sekitar 9 juta orang keluar dari kategori kelas menengah, yang berdampak langsung pada menurunnya frekuensi perjalanan dan konsumsi leisure mereka.

Dampaknya nyata: hotel-hotel di kota besar seperti Surabaya, Yogyakarta, dan Medan mengalami penurunan tingkat hunian, terutama pada hari kerja dan low season. Paket staycation yang sebelumnya laris, kini lebih sulit dijual tanpa potongan harga besar. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan lama sudah tidak cukup—diperlukan strategi baru yang relevan dengan kondisi pasar terkini.

Empat Strategi Adaptif Menghadapi Penurunan Demand

1. Reposisi Pasar ke Segmen Daya Beli Tinggi (Affluent Market)

Ketika kelas menengah menurun, hotel harus mulai menggeser fokusnya ke segmen atas (upper-class) yang tetap stabil secara ekonomi. Segmen ini mencakup pengusaha, ekspatriat, dan profesional global yang memiliki daya beli tinggi dan ekspektasi layanan premium.

Contoh Implementasi:

  • Peremajaan citra hotel melalui desain dan rebranding
  • Paket layanan eksklusif seperti layanan private check-in, airport pickup premium, dan layanan personal concierge
  • Kerja sama dengan brand mewah atau lembaga keuangan kelas atas (black card user)

Kaitannya dengan Demand:
Segmen affluent tidak terlalu terdampak penurunan ekonomi sehingga permintaannya lebih stabil. Dengan meraih pasar ini, hotel dapat menjaga cashflow dan meningkatkan margin keuntungan meskipun volume tamu lebih rendah.

2. Ubah Strategi Harga Berbasis Persepsi Nilai (Value-Based Pricing)

Saat konsumen menjadi lebih sensitif terhadap pengeluaran, mereka tidak semata-mata mencari harga murah, tetapi nilai yang sepadan dengan uang yang dikeluarkan. Oleh karena itu, strategi harga yang menekankan perceived value menjadi kunci.

Contoh Implementasi:

  • Paket bundling kamar + pengalaman (misalnya dinner romantis atau city tour)
  • Pemberian fasilitas eksklusif untuk direct booking (contoh: upgrade kamar, check-out lebih lama)
  • Penjelasan transparan tentang manfaat dan pengalaman yang akan didapat tamu

Kaitannya dengan Demand:
Konsumen kelas menengah yang tersisa menjadi lebih selektif. Dengan strategi ini, hotel tetap bisa menjual dengan harga sehat tanpa harus terjebak perang diskon.

3. Bangun Loyalitas dan Keterlibatan Komunitas Tamu (Customer Loyalty & Community Engagement)

Ketika akuisisi tamu baru semakin mahal dan sulit, maka menjaga tamu lama menjadi jauh lebih penting. Loyalitas bukan lagi sekadar program poin, tapi relasi emosional dan sosial dengan merek hotel.

Contoh Implementasi:

  • Membentuk komunitas tamu tetap di media sosial atau grup eksklusif
  • Mengadakan event khusus alumni tamu hotel (reuni, diskon khusus)
  • Loyalty program yang memberi penghargaan bukan hanya karena frekuensi menginap, tapi juga keterlibatan (review, referral, sharing)

Kaitannya dengan Demand:
Dengan komunitas yang kuat, hotel menciptakan permintaan internal (repeat guest) yang lebih tahan terhadap fluktuasi eksternal. Tamu juga menjadi brand ambassador gratis.

4. Diversifikasi Produk untuk Pasar Baru dan Eksisting

Mengandalkan satu segmen saja menjadi terlalu berisiko. Diversifikasi produk memungkinkan hotel menyasar pasar yang berbeda-beda dengan penawaran yang sesuai.

Contoh Implementasi:

  • Menyediakan paket “Work from Hotel” untuk remote worker dan digital nomad
  • Menyasar pasar lokal dengan paket harian (day-use room, food package untuk pertemuan keluarga)
  • Membuat ruang event kecil untuk komunitas lokal, wedding intimate, dan workshop
  • Membuka produk tambahan seperti spa harian, coworking space, atau culinary class untuk publik

Kaitannya dengan Demand:
Dengan pendekatan ini, hotel tidak hanya menunggu tamu dari luar kota, tetapi menciptakan demand lokal baru dari masyarakat sekitar, termasuk segmen yang sebelumnya tidak terjangkau.

Kesimpulan dan Implikasi Manajerial

Turunnya kelas menengah tidak boleh dilihat sebagai akhir dari potensi pasar, melainkan sebagai tanda untuk bertransformasi. Hotel yang tanggap dan adaptif akan bisa menjangkau segmen baru, menciptakan nilai lebih, dan membangun hubungan jangka panjang dengan tamu.

Untuk mewujudkannya, manajemen hotel perlu:

  • Meningkatkan literasi data dan riset pasar
  • Memberdayakan SDM untuk pelayanan berbasis nilai
  • Membangun brand bukan hanya untuk menjual kamar, tetapi membentuk gaya hidup dan komunitas
  • Menyelaraskan strategi pemasaran dengan perubahan perilaku konsumen

Sumber Referensi:

  1. World Bank. (2024). Indonesia Economic Prospects: Strengthening the Middle Class.
  2. Zeithaml, V. A. (1988). Consumer Perceptions of Price, Quality, and Value. Journal of Marketing, 52(3), 2–22.
  3. Bowen, J. T., & Chen, S. L. (2001). The Relationship Between Customer Loyalty and Customer Satisfaction. International Journal of Contemporary Hospitality Management, 13(5), 213–217.
  4. Pine, B. J., & Gilmore, J. H. (1998). Welcome to the Experience Economy. Harvard Business Review, 76(4), 97–105.
  5. Sigala, M. (2020). Social Media and Customer Engagement in the Hotel Sector. International Journal of Hospitality Management, 87.
  6. Kandampully, J. (2007). Services Management: The New Paradigm in Hospitality. Pearson.
  7. Kotler, P., Bowen, J., & Makens, J. (2016). Marketing for Hospitality and Tourism. Pearson.
  8. STR Global. (2024). Hotel Demand Recovery Outlook. www.str.com

The post Strategi Hotel Menghadapi Perubahan Demand: Reposisi, Nilai, Loyalitas, dan Diversifikasi Produk appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/strategi-hotel-menghadapi-perubahan-demand-reposisi-nilai-loyalitas-dan-diversifikasi-produk/feed/ 0
SPONSOR SEBAGAI SUMBER DANA PENYELENGGARAAN KEGIATAN MICE https://buletin.nscpolteksby.ac.id/sponsor-sebagai-sumber-dana-penyelenggaraan-kegiatan-mice/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/sponsor-sebagai-sumber-dana-penyelenggaraan-kegiatan-mice/#respond Tue, 27 May 2025 02:13:16 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2500 Oleh: Yuniawati Ekaningrum, S.E., M.Sc. Salah satu konsep diselenggarakannya event adalah dapat menarik sponsor untuk membiayai event. Pada kenyataannya bagi penyelenggara untuk mendapatkan sponsor sangat […]

The post SPONSOR SEBAGAI SUMBER DANA PENYELENGGARAAN KEGIATAN MICE appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
Oleh: Yuniawati Ekaningrum, S.E., M.Sc.

Sumber: Dokumentasi Politeknik NSC Surabaya

Salah satu konsep diselenggarakannya event adalah dapat menarik sponsor untuk membiayai event. Pada kenyataannya bagi penyelenggara untuk mendapatkan sponsor sangat terbatas dan tidak mudah, sehingga hal yang harus diingat adalah bahwa sponsor yang potensial harus mendapatkan keuntungan dari event yang diselenggarakan. Sponsor itu bisa sebagai badan usaha, perusahaan, organisasi, perserikatan, instansi pemerintah, dan/atau perorangan yagn ikut mendukung dalam bentuk dana (uang), produk, undangan santap siang/malam, sebagian biaya transportasi, paket hadiah, tiket/voucher, buku tabungan, dan sebagainya. 

Sumber: Dokumentasi Politeknik NSC Surabaya

Terselenggaranya program kegiatan MICE ditentukan adanya dukungan dana. Dalam pelaksanaan sebuah pameran biasanya selalu ada orang atau kelompok yang bersedia sebagai sponsor.

Ada beberapa hal penting yang harus diingat untuk mendapatkan sponsor yang potensial :

  1. Event yang diselenggarakan dan sponsor harus sama-sama memiliki pangsa pasar yang sama;
  2. Adanya media yang akan mengekspos event yang diselenggarakan, keuntungan publisitas dan public relation apa yang akan didapat oleh sponsor?
  3. Keuntungan langsung apa yang akan didapat oleh sponsor di samping pemberitaaan melalui media, misalnya mendapatkan tempat khusus pada jamuan makan malam, gratis tiket masuk bagi sponsor dan koleganya, atau tempat duduk VIP

Akan sulit mendapatkan sponsor tanpa adanya keuntungan yang dapat diungkapkan oleh Event Manager kepada sponsor. Sponsor tidak hanya melihat keuntungan langsung saja tetapi juga event yang diselenggarakan akan mampu meningkatkan imej atau kesan yang dibangun oleh event terhadap organisasi sponsor. Sponsor hanyalah salah satu alternatif untuk mencari sumber dana atau menutup biaya untuk terselenggaranya event. Semuanya tergantung dari jenis event apa yang akan diselenggarakan.

Sumber: Dokumentasi Politeknik NSC Surabaya

Crompton (1994) dan Bowdin dkk (2003) mengungkapkan tentang hubungan yang saling menguntungkan dengan adanya sponsorship pada sebuah event. Untuk efektifnya, sponsorship harus dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik penyelenggara event maupun perusahaan pemberi sponsor. Tidak semua kegiatan MICE harus mendapat sponsor, banyak kegiatan internal Perusahaan atau organisasi, seperti rapat tidak memerlukan sponsor, tetapi sebaliknya untuk kegiatan berskala antar organisasi atau antar Perusahaan, sponsor biasanya diperlukan. Penentuan perlu atau tidak adanya sponsor pada kegiatan MICE harus disesuaikan dengan tujuan Perusahaan atau organisasi. Konferensi yang diselenggarakan untuk kepentingan asosiasi biasanya mendapat dukungan dari para anggota, atau perusahaan yang bergerak pada bidang asosiasi tersebut.

Kegiatan konferensi internasional biasanya juga didukung oleh pemerintah yang keduanya memiliki kepentingan yang sama, yaitu saling meningkatkan imej atau kesan, baik penyelenggara atau pemerintah tempat diselenggarakannya event. Keuntungan pemerintah sebagai pemberi sponsor dipaparkan Bowdin dkk (2003) adalah :

  • Peningkatan ekonomi pada daerahnya
  • Peningkatan identitas masyarakat penyelenggara
  • Peningkatan interaksi sosial kemasyarakatan
  • Berbagi ide dan mengembangkan kebersamaan
  • Peningkatan infrastruktur bagi masyarakat
  • Mendapatkan dukungan popularitas

Sedangkan organizer menentukan perlu atau tidaknya menggunakan sponsor sebagai pemberi dana harus dipertimbangkan dengan matang, sehingga kegiatan yang diselenggarakan akan baik dan sesuai dengan tujuan awal. Tentunya organizer juga harus mampu menetapkan perusahaan mana yang cocok menjadi sponsor serta disesuaikan dengan jenis kegiatan yang akan diselenggarakannya.

Sebagai perusahaan pemberi sponsor tentunya harus mendapatkan keuntungan, salah satunya adalah dengan menampilkan lambing perusahaan pada kegiatan yang diselenggarakan. Pemasangan lambing atau logo perusahaan tentunya harus disesuakan dengan jenis keikutsertaan Perusahaan menjadi sponsor sesuai dengan yang telah ditentukan oleh penyelenggara dan Perusahaan. Beberapa penyelenggara menetapkan kriteria sponsor, seperti sponsor Tunggal, sponsor utama/sponsor pendukung.

Keikutsertaan Perusahaan sebagai sponsor tentunya akan berhubungan dengan penempatan logo Perusahaan pada media promosi, medi cetak serta media informasi lainnya yang berhubungan dengan kegiatan yang akan diselenggarakan. Penempatan logo Perusahaan juga akan berada pada ruangan tempat penyelenggaraan kegiatan MICE dan disesuaikan dengan kriteria sponsor yang dipilih oleh Perusahaan.

Salah satu kegiatan tahunan yaitu wisuda di Politeknik NSC Surabaya tepatnya tahun akademik 2022-2023, koordinator kepanitiaan wisuda mendapatkan keikutsertaan beberapa hotel sebagai sponsor, antara lain : Hotel Alana Surabaya, Hotel Grand Darmo Surabaya, Hotel MaxOne Surabaya, dan Hotel Zoom Surabaya sebagai sponsor. Voucer dari sponsor diberikan kepada wisudawan/wisudawati terbaik.

Sumber: dokumentasi pribadi

Sumber Referensi:

  1. Direktorat Jenderal Pariwisata, 1998, Wisata Konvensi, 1998-1999, Jakarta: Direktorat Jenderal Pariwisata, Direktorat Bina Usaha Jasa Pariwisata
  2. Andiani Dini N., 2014, Pengelolaan Wisata Konvensi, cetakan pertama, Penerbit GRAHA  ilmu, Yogyakarta
  3. M. Kesrul, 2004, Meeting, Incentive Trip, Conference, Exhibition, cetakan pertama, GRAHA ILMU, Yogyakarta

The post SPONSOR SEBAGAI SUMBER DANA PENYELENGGARAAN KEGIATAN MICE appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/sponsor-sebagai-sumber-dana-penyelenggaraan-kegiatan-mice/feed/ 0
SENI MENULIS TEKS FEATURE WISATA https://buletin.nscpolteksby.ac.id/seni-menulis-teks-feature-wisata/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/seni-menulis-teks-feature-wisata/#respond Tue, 27 May 2025 02:12:06 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2482 Oleh: Dr. Nopita Trihastutie, S.S., M.A. Seni Menulis Menulis adalah sebuah seni menarasikan sesuatu dengan kata-kata. Sebagai sebuah seni, maka menulis dapat menjadi alat untuk […]

The post SENI MENULIS TEKS FEATURE WISATA appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
Oleh: Dr. Nopita Trihastutie, S.S., M.A.

Sumber: Dokumen Pribadi

Seni Menulis

Menulis adalah sebuah seni menarasikan sesuatu dengan kata-kata. Sebagai sebuah seni, maka menulis dapat menjadi alat untuk mengungkapkan pikiran, menyampaikan informasi, menggambarkan dunia dengan cara yang unik, menginspirasi orang lain, dan terhubung dengan orang lain melalui narasi dan ide. Seni menulis  membutuhkan kreatifitas, ekspresi diri, dan profisiensi berbahasa sehingga narasi yang dibangun tidak hanya mengungkapkan pikiran dan perasaan tetapi juga mampu membangkitkan imaginasi dan perasaan pembaca.

Seni menulis dapat membangun citra, meningkatkan daya tarik, dan membentuk persepsi (Febriana, dkk., 2024; Fitriyani, dkk., 2024; Nurisnadiah, dkk., 2024). Rangkaian kata dalam bahasa memainkan peranan penting dalam seni menulis. Keberhasilan tulisan untuk memberikan efek pada pembaca tidak hanya ditekankan pada kesesuaian dengan ejaan tetapi juga pada asas-asas profesionalisme dalam penulisan dan kejelasan pada apa yang disampaikan. Bahasa formal tidak selalu harus mendomonasi seni menulis. Bahasa yang lebih santai dan akrab juga mengambil peranan penting. Bahasa asing dapat digunakan sebagai “pemanis” untuk meningkatkan daya tarik pembaca.  

Stilistika dalam Seni Tulisan Feature

Salah satu bentuk seni menulis adalah tulisan feature, yaitu sebuah produk jurnalistik yang mengkombinasikan fakta dan opini. Tulisan feature adalah sebuah gaya narasi mengandung human interest dan gaya bahasa. Seni menulis feature tidak hanya didapat dimaksudkan untuk bacaan yang informatif dan inspiratif, tetapi juga sebagai media branding untuk promosi. Kekuatan dari tulisan feature untuk branding adalah elemen-elemen stilistik pada sisi kebahasaannya (Trihastutie, 2024).

Elemen-elemen stilistika dalam tulisan feature yaitu leksikal, sintaksis, fonologi, dan retoris (Abrams, 1981). Elemen leksikal adalah pemilihan kata-kata sebagai lambang benda, peristiwa, objek, atau ide, yang merupakan makna dasar atau arti sebenarnya dari sebuah kata. Pemilihan kata-kata ini harus tepat dan bermakna untuk menciptakan suasana atau efek tertentu. Elemen sintaksis menekankan pada susunan kalimat dan tata bahasa. Nada bicara, irama, atau ritme tertentu dalam pengucapan susunan kalimat untuk menciptakan efek tertentu merujuk pada elemen fonologi. Sementara elemen retoris merujuk pada teknis kebahasaan untuk mempengaruhi dan menyakinkan pembaca.

Stilistika dalam seni menulis feature adalah pemilihan kata-kata yang tepat dan efektif untuk menciptakan efek tertentu pada pembaca. Stilistika menekankan pada kata-kata dalam sebuah tulisan untuk menciptakan perasaan dan respons pada pembaca, menghubungkan elemen linguistik dengan makna dan interpretasi atas sebuah tulisan (Ali, Bhatti, dan Shah, 2016; Almahameed, 2020; Isti’anah, 2017; Saputra dan Abida, 2021).

Morfologi Dalam Tulisan Feature Wisata

Seni menulis feature wisata mencakup narasi tentang karakteristik dan aspek yang membuat sebuah destinasi atau aktivitas menarik bagi wisatawan, termasuk atraksi alam, pengalaman budaya, infrastruktur, dan pengalaman pengunjung secara keseluruhan. Morfologi tulisan  feature menunjuk jumlah baris kalimat, kategorisasi keseluruhan baris kalimat ke dalam paragraf, pengelompokan kalimat yang membentuk struktur naratif tulisan  feature (ceriteme), elemen-elemen stilistika yang dominan yang menjadi perangkat retorika tulisan  feature, dan makna-makna yang ada di dalam struktur naratif yang berkaitan dengan pengedepanan obyek tertentu (Trihastutie, 2024).

Pada tulisan feature wisata, detail obyek yang berkaitan dengan wisata yang dinarasikan mencakup daya tarik alam, pengalaman budaya yang ditawarkan, infrastruktur dan fasilitas. Hubungan antara penceritaan dan elemen stilistik yang dominan mendukung pembentukan makna yang mengangkat alam, budaya, infrastruktur dan fasilitas setempat.  Elemen-elemen stilistik, terutama kohesi dan pencitraan, mendukung narasi yang menggambarkan pemandangan, alam liar, iklim, kondisi geografis, sejarah, tradisi, seni, kuliner, akomodasi, transportasi, tempat hiburan, keramahan lingkungan, dan kemudahan akses komunikasi dan informasi.

Pada tulisan feature wisata, ceriteme adalah morfologi kohesi dalam gaya bahasa. Dalam ceriteme, kalimat-kalimat dihubungkan untuk membentuk kohesi dengan cara menghubungkan ide-ide secara implisit dan eksplisit.  Kohesi, menurut Aminuddin (1995), adalah hubungan antar kalimat dan bagian tulisan  yang menyampaikan makna kepada pembaca. Hubungan antara unsur kohesi dan citraan dalam cerita yang menggambarkan daya tarik alam, pengalaman budaya yang ditawarkan, infrastruktur dan fasilitas merupakan teknik kebahasaan  untuk melakukan branding, yaitu memperkenalkan destinasi wisata kepada pembaca melalui tulisan  feature wisata.

Imaji yang koheren juga mendukung cerita dalam menggambarkan detail obyek yang berkaitan dengan wisata setempat. Citraan adalah penggunaan kata dan ungkapan yang dapat membangkitkan tanggapan indrawi. Menurut Nurgiyantoro (1995), Citraan dan pengimajian merujuk pada reproduksi mental. Citraan adalah gambaran berbagai pengalaman indrawi yang ditimbulkan oleh kata-kata. Gambar dan citraan yang tertata secara kohesif mendukung imajinasi sekaligus merangsang keinginan pembaca untuk mengetahui lebih jauh tentang wacana yang disajikan dalam tulisan  feature wisata. Kohesi dan citra yang mendukung cerita memberikan informasi yang aktual dan faktual tentang wacana dalam tulisan  feature wisata.

Sisi branding pada tulisan feature lekat dengan elemen stilistika, terutama kohesi dan pencitraan, yang mendukung informasi daya tarik alam, pengalaman budaya yang ditawarkan, infrastruktur dan fasilitas dalam membentuk makna tertentu dan bersifat retoris. Stilistika pada tulisan feature wisata memposisikan elemen-elemen stilistika yang saling berkaitan dalam tulisan membentuk narasi yang bermakna bagi pembaca. Dengan demikian, stilistika dalam tulisan feature wisata membangun “keindahan” seperti pada tulisan sastra, pemahaman,  informasi yang objektif, makna yang jelas dan retorika dalam narasi yang menggambarkan pemandangan, alam liar, iklim, kondisi geografis, sejarah, tradisi, seni, kuliner, akomodasi, transportasi, tempat hiburan, keramahan lingkungan, dan kemudahan akses komunikasi dan informasi.

Seni menulis feature wisata menekankan pada morfologi pola linguistik tulisan  sebagai dimensi objektif interpretasi. Morfologi tulisan feature wisata mencakup elemen-elemen stilistik, khususnya kohesi, dan citraan untuk mendukung narasi dalam menyampaikan makna kepada pembaca, yang tidak hanya sekadar bacaan yang menghibur, tetapi juga bacaan yang inspiratif dan informatif terhadap destinasi wisata. Proses pemaknaan tulisan feature wisata melibatkan dimensi subjektif pembaca yang melihat makna bacaan yang inspiratif dan informatif terhadap konten wisata pada tulisan feature sebagai media branding destinasi wisata.

Daftar Pustaka

Abrams, M.H. (1981). Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanindita.

Ali, J., Bhatti, I.A., & Shah, A.H. (2016). Stylistics analysis of the Poem “Hope is The Thing with Feathers.” World Journal of Research and Review, 3(5), 18-21.

Almahameed, Y.S. (2020). A stylistic analysis of the short story “The Little Match Girl.” International Journal of Innovation, Creativity and Change, 14(12), 1229-1240.

Aminuddin. (1995). Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang: IKIP Semarang Press.

Isti’anah. A. (2017). Stylistic Analysis of Maya Angelo’s equality. Lingua Cultura, 11(2), 85-89.

Febriana, I, Benediktus, R., Fadhillah, A., Irfansyah, F., Maulana, J., Halomoan, Y. (2024). Pengaruh Bahasa dalam Membangun Brand Image: Analisis Wacana pada Media Sosial. JIIC: Jurnal Intelek Insan Cendekia, 1(4), 3710-3714.

Fitriyani, W., Julianti, B., Indra, A., Sari, S., Febrian, M., Nurhayati, E. (2024). Penggunaan Bahasa dalam Promosi Bisnis di Media Sosial: Meningkatkan Penjualan Yang Menguntungkan. Jurnal Inovasi Pendidikan, 7(5), 230-237.

Nurgiyantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Nurisnadiah, P., Natarina, A., Wibowo, T., Al-Arsy, M. Arum, D. (2024). Pengaruh Penggunaan Bahasa dalam Strategi Branding Produk FnB Lokal Terhadap Persepsi Konsumen. TEKNOBIS: Teknologi, Bisnis Dan Pendidikan, 2(1), 7-10.

Saputra, J.R., & Abida, F.I. (2021). Stylistics analysis of the poem “An Old Man’s Winter Night” by Robert Frost. ELS Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities. 4(4), 501-509.

Trihastutie, N. (2024). Feature Writing and Stylistics as Media for Local Branding: A Structural Hermeneutic Analysis. Loquela, 2(1), 29-42.

The post SENI MENULIS TEKS FEATURE WISATA appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/seni-menulis-teks-feature-wisata/feed/ 0
SALAH SATU KOMODITI EXPORT NONMIGAS https://buletin.nscpolteksby.ac.id/salah-satu-komoditi-export-nonmigas/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/salah-satu-komoditi-export-nonmigas/#respond Tue, 27 May 2025 02:11:02 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2476 Oleh: Teguh Sanyoto, S.E., M.M. Arang kayu merupakan komoditi ekspor nonmigas yang sangat diminati, terutama sebagai bahan bakar untuk memasak di rumah tangga, restoran, dan […]

The post SALAH SATU KOMODITI EXPORT NONMIGAS appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
Oleh: Teguh Sanyoto, S.E., M.M.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Arang kayu merupakan komoditi ekspor nonmigas yang sangat diminati, terutama sebagai bahan bakar untuk memasak di rumah tangga, restoran, dan perhotelan. Indonesia adalah salah satu eksportir terbesar arang kayu di dunia.

Arang kayu telah menjadi salah satu komoditas unggulan dalam portofolio ekspor Indonesia. Dengan sumber daya hutan yang melimpah dan biaya produksi relatif rendah, Indonesia mampu memproduksi arang kayu dalam skala besar, baik dalam bentuk arang tradisional maupun briket.
Berdasarkan data tahun 2023, nilai ekspor arang kayu Indonesia mencapai USD 388,968.87 juta dengan volume 634,904 ton. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu eksportir terbesar di dunia dalam produk HS 4402 (wood charcoal) World Integrated Trade Solution.

Sementara itu, sumber lain mencatat Indonesia mengekspor arang kayu senilai USD 417 juta, menjadikannya eksportir teratas dari 159 negara pada tahun yang sama The Observatory of Economic Complexity.

Pasar Ekspor Utama

Indonesia telah mendiversifikasi pasar ekspornya ke berbagai negara. Pada 2023, lima negara tujuan utama adalah:

  • Arab Saudi
  • Irak
  • China
  • Malaysia
  • Korea Selatan

World Integrated Trade Solution

Keberhasilan ini didorong oleh keberlanjutan pasokan dan hubungan dagang yang kuat, terutama di pasar Timur Tengah yang mengutamakan kualitas rendah abu (low-ash) dan kalor tinggi (high-calorific) pada arang kayu.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Keunggulan Komparatif
Studi mengenai daya saing ekspor arang kayu Indonesia di pasar Arab Saudi menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang stabil dibandingkan pesaing seperti Malaysia, China, dan Vietnam. Indeks Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) menempatkan Indonesia pada posisi yang menguntungkan dalam tiga periode analisis (2014–2022), terutama karena biaya produksi yang kompetitif dan kemudahan akses ke bahan baku.


Manfaat Ekonomi dan Sosial
Ekspor arang kayu memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan devisa nasional. Di sektor hulu dan hilir, industri ini menyerap tenaga kerja dalam proses produksi—mulai pengumpulan kayu baku, pembakaran pada tungku tradisional atau kiln modern, hingga pengemasan dan ekspor. Produk turunan seperti arang aktif dan briket kokas juga mulai dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah.
Tantangan sebagai exportir arang kayau adalah kelangkaan bahan baku karena beberapa wilayah mengalami penurunan ketersediaan kayu baku akibat over-ekploitasi dan alih fungsi lahan, selain itu juga timbul praktik pembakaran tradisional berpotensi menghasilkan emisi karbon tinggi dan deforestasi jika tidak dikelola dengan baik.


Standarisasi Kualitas
Persyaratan teknis dari negara tujuan, seperti kadar abu maksimum dan kelembapan rendah, menuntut penerapan teknologi pengolahan modern, salah satu strategi pengembangan dan keberlanjutan yaitu dengan mengadopsi rumah kaca untuk menekan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi energi.


Sertifikasi Legalitas Kayu
Melalui SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) untuk memastikan kayu baku berasal dari sumber yang lestari dan pengembangan arang aktif, briket coco-shell, dan karbonisasi limbah pertanian untuk menjangkau pasar seperti farmasi, air minum, dan pemurnian gas.
Arang kayu telah membuktikan diri sebagai komoditas ekspor primadona Indonesia, dengan nilai dan volume ekspor yang meningkat secara konsisten. Keunggulan komparatif, dukungan teknologi, dan upaya keberlanjutan menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya mempertahankan posisinya di pasar global, tetapi juga meningkatkan nilai tambah dan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Dengan pengelolaan sumber daya kayu yang bertanggung jawab dan inovasi produk, arang kayu Indonesia akan terus bersinar di panggung internasional.


Sumber Referensi :
https://itpc.or.jp/wp-content/uploads/2023/01/3.-Charcoal-MB-2022.pdf

https://www.tempo.co/ekonomi/indonesia-ekspor-arang-kayu-ke-arab-saudi-1355110
https://www.bkpm.go.id/storage/file/pdf/1693372562.pdf
https://starexpressindonesia.com/berita-ekspor/ekspor-briket-arang/#:~:text=Negara%20tujuan%20ekspor%20briket%20arang,masih%20banyak%20negara%20tujuan%20lainnya.
https://databoks.katadata.co.id/perdagangan/statistik/8f2bea77b65d449/10-komoditas-ekspor-andalan-indonesia-melemah-pada-2023#:~:text=Hanya%20ada%205%20dari%2015,rincian%20seperti%20terlihat%20pada%20grafik.

The post SALAH SATU KOMODITI EXPORT NONMIGAS appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/salah-satu-komoditi-export-nonmigas/feed/ 0
PENTINGNYA DANA DARURAT BAGI KELUARGA (Pengertian, Manfaat, Simulasi Perhitungan, dan Tips Pengelolaan Dana Darurat) https://buletin.nscpolteksby.ac.id/pentingnya-dana-darurat-bagi-keluarga-pengertian-manfaat-simulasi-perhitungan-dan-tips-pengelolaan-dana-darurat/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/pentingnya-dana-darurat-bagi-keluarga-pengertian-manfaat-simulasi-perhitungan-dan-tips-pengelolaan-dana-darurat/#respond Tue, 27 May 2025 02:10:12 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2472 Oleh: Ita Megasari, S.E., M.S.A. Sebelum menjawab pertanyaan mengapa dana darurat penting bagi keluarga? Kita perlu mengetahui terlebih dahulu, definisi atau pengertian dari dana darurat […]

The post PENTINGNYA DANA DARURAT BAGI KELUARGA (Pengertian, Manfaat, Simulasi Perhitungan, dan Tips Pengelolaan Dana Darurat) appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
Oleh: Ita Megasari, S.E., M.S.A.

Sumber: Freepik

Sebelum menjawab pertanyaan mengapa dana darurat penting bagi keluarga? Kita perlu mengetahui terlebih dahulu, definisi atau pengertian dari dana darurat Dana darurat merupakan dana yang dipersiapkan untuk disimpan sebagai bentuk antisipasi dan dapat digunakan dalam keadaan darurat yang tidak diantisipasi atai tidak diharapkan terjadi (Situs Kementrian Keuangan RI, 2024). Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, kecenderungan dalam memegang uang tunai atau asset yang sangat likuid seperti tabungan dan dolar dibutuhkan untuk menjaga stabilitas keuangan saat krisis melanda. Sebaiknya penyimpanan dana darurat dalam bentuk yang likuid, artinya kapan saja dana dibutuhkan dapat dengan mudah untuk diperoleh tanpa harus mengalami penalty atau kesulitan dalam pencairan.

Sumber: Freepik

Beberapa alasan mengapa dana darurat sangat penting dalam perencanaan keuangan pribadi (Ekuid, 2024) antara lain:

  • Menghindari Utang

Dana darurat dibutuhkan untuk menghindari kebutuhan yang sangat mendesak, sehingga nantinya tidak terjebak dalam  peminjaman uang ataupun kartu kredit dengan bunga tinggi

  • Menjaga Stabilitas Keuangan

Dana darurat dapat membantu dalam perencanaan keuangan jangka panjang tetap utuh, sehingga nantinya tidak mengorbankan asset atau tabungan yang telah dimiliki sebelumnya.

  • Melindungi dari Kehilangan Penghasilan

Dana darurat dapat membantu dalam menutupi pengeluaran hidup sehari-hari selama beberapa bulan apabila terjadi kehilangan pekerjaan atau penurunan pendapatan. Artinya dapat membantu menyelesaikan masalah keuangan sementara waktu sampai mendapatkan pekerjaan atau menghasilkan pendapatan baru.

  • Menghadapi Keadaan Darurat Kesehatan

Dana darurat dapat membantu menutupi biaya medis yang tidak tercakup oleh asuransi Kesehatan, apabila terjadi gangguan Kesehatan.

  • Menyediakan Ketenangan Pikiran

Dana darurat dapat menenangkan pikiran, sehingga merasa lebih aman dan tenang dalam menghadapi segala situasi yang sifatnya mendadak artinya dengan adanya dana darurat yang memadai, kekhawatiran dalam pengeluaran yang sifatnya mendadak dapat teratasi.

Berapa jumlah dana darurat yang ideal?

Perhitungan dana darurat dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi individu dan penghasilan yang dimiliki. Berikut ini panduan umum yang banyak digunakan oleh perencana keuangan (upskills, 2025) yaitu:

KondisiDana Darurat Ideal
Lajang3 – 6 kali pengeluaran bulanan
Menikah (tanpa anak)9 kali pengeluaran bulanan
Menikah dengan anak ( 1 atau lebih )12 kali pengeluaran bulanan
Pekerja lepas atau freelancer6 – 12 kali pengeluaran bulanan

 Dan berikut ini simulasi cara menghitung dana darurat sesuai kondisi :

  KondisiJumlah Pengeluaran Bulanan (Rp)  Dana Darurat Ideal  Simulasi Perhitungan
1.  Lajang4.000.0003 – 6 kali pengeluaran bulananRp4.000.000,00 x 6 bulan = Rp24.000.000,00
2.  Menikah (tanpa anak)8.000.0009 kali pengeluaran bulananRp8.000.000,00 x 9 bulan = Rp64.000.000,00
3. Menikah dengan anak  (1 atau lebih )10.000.00012 kali pengeluaran bulananRp10.000.000,00 x 12 bulan = Rp120.000.000,00
4. Pekerja  lepas    atau freelancer6.000.0006 – 12 kali pengeluaran bulananRp6.000.000,00 x 12 bulan = Rp72.000.000,00

Berikut ini beberapa tips langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dana darurat secara bertahap, yaitu:

1.   Menyisihkan 10 – 20% dari penghasilan tiap bulan.

2.   Menggunakan rekening secara terpisah.

3.   Mengotomatiskan transfer bulanan, supaya tidak lupa atau menunda-nunda.

4.   Memanfaatkan sebagian bonus atau THR sebagai dana tambahan pemasukan dana darurat.

5.   Menentukan target waktu, misalnya dalam 1 tahun dana darurat yang ditargetkan senilai Rp36 juta, artinya dana per bulan yang harus disisihkan sekitat Rp3 juta.

6.   Simpan ditempat yang aman dan likuid, seperti tabungan di bank atau rekening deposito jangka pendek, e-wallet atau bank digital, reksa dana pasar uang (jika ingin hasil lebih optimal tetapi tetap cukup likuid). Jangan menyimpan dana darurat di instrumen berisiko tinggi, seperti saham atau kripto karena harganya fluktuatif dan tidak mudah secara cepat untuk dicairkan.

Beberapa tips dalam mengelola dana darurat dengan baik, antara lain: (Ekuid, 2024)

  1. Evaluasi secara berkala yaitu dengan meninjau kembali dana darurat setiap beberapa bulan untuk memastikan bahwa jumlah masih memadai, terutama jika terjadi kondisi seperti pernikahan, kelahiran anak atau kenaikan pengeluaran.
  2. Pisahkan rekening, hal ini akan memudahkan dalam pengawasan sehingga dana darurat tidak terganggu.
  3. Mempertimbangkan opsi investasi likuid, contohnya deposito berjangka pendek atau reksadana pasar uang sehingga tetap mudah untuk dicairkan pada saat dibutuhkan.

Sumber Referensi:

https://blog,eku.id/dana-darurat-pengertian-pentingnya-dan-cara-membanagunnya. Dana Darurat: Pengertian, Pentingnya, dan Cara Membangunnya. Diupload Oktober  10, 2024, diunduh 18 Mei 2025 pukul 06.52 wib

https://money.kompas.com/read/2024/02/22/173900626/Apa-Itu-Dana-Darurat-ini-manfaat-dan-cara-menghitungnya. Apa Itu Dana Darurat ? Ini Manfaat Dan Cara Menghitungnya, diupload 22 Februari 2024 dan  diunduh 18 Mei 2025 pukul 05.55 wib

Upskills, https://upskillz.id/cara-menghitung-dana-darurat-yang-ideal-dan-simulasinya/. Cara Menghitung Dana Darurat Yang Ideal dan Simulasinya, diupload 14 Mei 2025 dan diunduh 18 Mei 2025, pukul 07.40 wib

The post PENTINGNYA DANA DARURAT BAGI KELUARGA (Pengertian, Manfaat, Simulasi Perhitungan, dan Tips Pengelolaan Dana Darurat) appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/pentingnya-dana-darurat-bagi-keluarga-pengertian-manfaat-simulasi-perhitungan-dan-tips-pengelolaan-dana-darurat/feed/ 0
Peluang Bisnis di Dunia Graphical Coding: Solusi Edukasi Kreatif bagi Dosen dan Mahasiswa Teknologi Komputer NSC https://buletin.nscpolteksby.ac.id/peluang-bisnis-di-dunia-graphical-coding-solusi-edukasi-kreatif-bagi-dosen-dan-mahasiswa-teknologi-komputer-nsc/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/peluang-bisnis-di-dunia-graphical-coding-solusi-edukasi-kreatif-bagi-dosen-dan-mahasiswa-teknologi-komputer-nsc/#respond Tue, 27 May 2025 02:09:39 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2469 Oleh: Arief Budijanto, S.T., MT Pendahuluan Pendidikan Indonesia tengah memasuki era baru dengan integrasi teknologi digital dalam kurikulum nasional. Salah satu langkah strategis yang diambil […]

The post Peluang Bisnis di Dunia Graphical Coding: Solusi Edukasi Kreatif bagi Dosen dan Mahasiswa Teknologi Komputer NSC appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
Oleh: Arief Budijanto, S.T., MT

Sumber: Freepik

Pendahuluan

Pendidikan Indonesia tengah memasuki era baru dengan integrasi teknologi digital dalam kurikulum nasional. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pengenalan mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) sebagai bagian dari upaya mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan abad ke-21.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, telah mengumumkan bahwa mulai tahun ajaran 2025/2026, pembelajaran coding dan AI akan diperkenalkan sebagai mata pelajaran pilihan di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), program ini akan dimulai pada kelas 5, sementara untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan implementasinya akan disesuaikan dengan kesiapan masing-masing sekolah.

Kebijakan ini bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan digital sejak dini, memungkinkan mereka tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi. Dalam konteks ini, metode pembelajaran graphical coding atau pemrograman visual menjadi pendekatan yang efektif dan menyenangkan untuk memperkenalkan konsep pemrograman kepada siswa.

Bagi dosen dan mahasiswa di bidang Teknologi Komputer, khususnya di lingkungan NSC Surabaya, kebijakan ini membuka peluang besar untuk berkontribusi dalam pengembangan pendidikan digital. Dengan memanfaatkan keahlian teknis dan pedagogis, mereka dapat mengembangkan program pelatihan, modul pembelajaran, dan aplikasi edukatif yang mendukung implementasi mata pelajaran coding di sekolah-sekolah.

Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana graphical coding dapat menjadi solusi edukasi kreatif serta peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa Teknologi Komputer NSC, dengan menyasar pasar pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, SMK hingga Pondok Pesantren.

Apa Itu Graphical Coding?

Graphical coding adalah metode pemrograman berbasis visual yang memungkinkan pengguna untuk membangun logika dan struktur program melalui antarmuka blok yang saling disusun seperti puzzle. Platform-platform graphical coding seperti Scratch, Pictoblox, MIT App Inventor, Kodular, Thunkable, hingga Tinkercad dirancang dengan pendekatan user-friendly dan intuitif, sangat cocok untuk pembelajaran awal coding tanpa harus menguasai sintaks pemrograman yang kompleks.

Keunggulan utama graphical coding:

  • Tidak perlu menghafal sintaks.
  • Fokus pada logika dan algoritma.
  • Menyenangkan, interaktif, dan visual.
  • Cocok untuk anak-anak dan pemula.
  • Bisa langsung menghasilkan produk seperti game, animasi, simulasi, hingga aplikasi Android.

Mengapa Graphical Coding Relevan untuk Dosen dan Mahasiswa Teknologi Komputer?

Sebagai akademisi dan praktisi teknologi, dosen dan mahasiswa memiliki:

  • Kompetensi teknis untuk memahami dan mengembangkan teknologi.
  • Koneksi akademik ke sekolah mitra atau program pengabdian masyarakat.
  • Akses ke sumber daya pembelajaran dan fasilitas kampus.
  • Pengalaman mengajar atau asistensi yang bisa diterapkan ke jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Dengan latar belakang ini, graphical coding bisa menjadi ladang bisnis berbasis edukasi yang konkret, seperti:

  • Pelatihan coding untuk guru dan siswa.
  • Penyusunan modul dan kurikulum coding.
  • Pembuatan platform pembelajaran.
  • Pengembangan aplikasi atau produk edukatif.
  • Pengelolaan bootcamp atau kursus online.
  1. Target Pasar: SD, SMP, SMA, SMK dan Pondok Pesantren
  1. SD (Sekolah Dasar)
  2. Tujuan: Pengenalan konsep logika pemrograman.
  3. Platform: Scratch, Tinkercad.
  4. Program: Game edukatif berhitung dan membaca, Cerita animasi budaya lokal, Desain rumah sederhana dengan Tinkercad.
  5. Strategi bisnis: Pelatihan guru kelas, Workshop coding keluarga (orang tua dan anak).

2. SMP (Sekolah Menengah Pertama)

  • Tujuan: Pemahaman logika dan algoritma sederhana.
  • Platform: Scratch, Pictoblox, App Inventor.
  • Program:
    • Kuis interaktif pelajaran.
    • Aplikasi pengingat belajar.
    • Robot sederhana dengan Pictoblox.
  • Strategi bisnis:
    • Paket ekstrakurikuler coding.
    • Sertifikasi pelajar muda kreatif.

3. SMA/SMK

  • Tujuan: Pengembangan produk nyata dan kewirausahaan digital.
  • Platform: Kodular, Thunkable, Tinkercad, App Inventor.
  • Program:
    • Aplikasi Android untuk UMKM.
    • Simulasi sistem smart home.
    • Desain produk 3D dengan Tinkercad.
  • Strategi bisnis:
    • Inkubasi siswa kreatif.
    • Kemitraan dengan dunia industri.
  • Pondok Pesantren
  • Tujuan: Integrasi teknologi dengan nilai-nilai Islam.
  • Platform: Scratch, App Inventor.
  • Program:
    • Aplikasi hafalan doa-doa harian.
    • Game edukatif sejarah Islam.
    • Media pembelajaran pesantren.
  • Strategi bisnis:
    • Pelatihan berbasis pesantren.
    • Kolaborasi dengan lembaga zakat untuk pendanaan.

Peluang Bisnis Nyata

  • Bootcamp Coding untuk Sekolah

Dosen dan mahasiswa dapat menyelenggarakan bootcamp 3-5 hari dengan biaya terjangkau. Target: siswa SD-SMA, guru, atau pesantren.

  • Penyusunan Modul dan Buku Ajar

Menyusun kurikulum dan buku ajar materi coding. Modul dapat dijual ke sekolah mitra atau diterbitkan digital.

  • Platform Pembelajaran Online

Membangun platform e-learning untuk coding berbasis graphical, lengkap dengan video, quiz, dan forum diskusi.

  • Jasa Pembuatan Aplikasi Edukasi

Mahasiswa membuat aplikasi mobile sederhana dari ide guru atau sekolah, seperti katalog digital, aplikasi absensi, atau sistem ujian interaktif.

  • Monetisasi YouTube dan Konten Digital

Mahasiswa bisa membuat channel coding edukatif, tutorial berbasis Scratch atau App Inventor untuk anak-anak dan guru.

  • Kompetisi dan Showcase

Mengadakan lomba coding antar sekolah atau pesantren. Tiket, sponsor, dan merchandise bisa menjadi sumber pemasukan.

Tantangan dan Solusi

TantanganSolusi
Kurangnya perangkat di sekolahGunakan lab komputer keliling atau sistem berbasis cloud coding
Kurikulum belum siapBuat silabus modular dan integrasikan ke proyek P5 (Profil Pelajar Pancasila)
Guru tidak punya kompetensi codingLatih guru melalui pelatihan intensif atau model pendampingan
Akses internet terbatasGunakan aplikasi offline dan distribusi media melalui flashdisk

Rencana Aksi Bagi Dosen dan Mahasiswa

  1. Identifikasi sekolah mitra potensial.
  2. Susun program pelatihan atau produk edukasi.
  3. Bentuk tim kerja (dosen pembina, mahasiswa teknis, manajemen proyek).
  4. Uji coba dan evaluasi hasil.
  5. Monetisasi melalui penjualan produk, sponsorship, atau jasa pelatihan.

Penutup

Graphical coding adalah jembatan antara teknologi dan kreativitas, sekaligus peluang bisnis nyata bagi dosen dan mahasiswa di bidang teknologi komputer. Melalui pendekatan ini, kita tidak hanya mendidik generasi muda untuk menjadi pengguna teknologi, tetapi juga menciptakan ekosistem pendidikan digital yang inklusif, adaptif, dan produktif.

Dengan keterlibatan aktif dari civitas akademika NSC dan dukungan dari berbagai pihak, graphical coding dapat menjadi gerakan pemberdayaan digital untuk SD, SMP, SMA, SMK dan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Saatnya kita ambil peran dan manfaatkan peluang ini untuk menciptakan dampak positif dalam dunia pendidikan dan dunia usaha sekaligus.

Sumber Referensi:
Colter, A. J. (2016). Evaluating and improving the usability of MIT App Inventor (Doctoral dissertation, Massachusetts Institute of Technology).
Deng, X. (2017). Group collaboration with app inventor (Doctoral dissertation, Massachusetts Institute of Technology).
Dúo-Terrón, P. (2023). Analysis of scratch software in scientific production for 20 years: programming in education to develop computational thinking and steam disciplines. Education Sciences, 13(4), 404.
Fagerlund, J., Häkkinen, P., Vesisenaho, M., & Viiri, J. (2021). Computational thinking in programming with Scratch in primary schools: A systematic review. Computer Applications in Engineering Education, 29(1), 12-28.
Hasan, M., Hajrah, P., Tahir, T., Arisah, N., & Inanna, I. (2022). Kajian Perkembangan Kognitif, Afektif, Dan Psikomotorik Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama Dalam Berwirausaha. Sosioedukasi Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan dan Sosial, 11(2), 209-217.
Moreno-León, J., & Robles, G. (2016, April). Code to learn with Scratch? A systematic literature review. In 2016 IEEE Global Engineering Education Conference (EDUCON) (pp. 150-156). IEEE.
Papadakis, S., Kalogiannakis, M., Zaranis, N., & Orfanakis, V. (2016). Using Scratch and App Inventor for teaching introductory programming in secondary education. A case study. International Journal of Technology Enhanced Learning, 8(3-4), 217-233.
Perdikuri, K. (2014, October). Students’ Experiences from the use of MIT App Inventor in classroom. In Proceedings of the 18th Panhellenic conference on informatics (pp. 1-6).
Raddad, F. (2019). Teaching young people computational thinking using MIT App Inventor (Doctoral dissertation).

The post Peluang Bisnis di Dunia Graphical Coding: Solusi Edukasi Kreatif bagi Dosen dan Mahasiswa Teknologi Komputer NSC appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/peluang-bisnis-di-dunia-graphical-coding-solusi-edukasi-kreatif-bagi-dosen-dan-mahasiswa-teknologi-komputer-nsc/feed/ 0
MENGELOLA BURNOUT: PERAN PENTING PSYCHOLOGICAL WELLBEING DALAM DUNIA KERJA MODERN https://buletin.nscpolteksby.ac.id/mengelola-burnout-peran-penting-psychological-wellbeing-dalam-dunia-kerja-modern/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/mengelola-burnout-peran-penting-psychological-wellbeing-dalam-dunia-kerja-modern/#respond Tue, 27 May 2025 02:09:05 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2465 Oleh: Dr. Siti Mahmudah, S.Sos., M.Si. PENDAHULUAN Dalam beberapa dekade terakhir, fenomena burnout merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi banyak organisasi di seluruh dunia. […]

The post MENGELOLA BURNOUT: PERAN PENTING PSYCHOLOGICAL WELLBEING DALAM DUNIA KERJA MODERN appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
Oleh: Dr. Siti Mahmudah, S.Sos., M.Si.

PENDAHULUAN

Dalam beberapa dekade terakhir, fenomena burnout merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi banyak organisasi di seluruh dunia. Burnout, yang secara resmi diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai sindrom yang terkait dengan stres kerja kronis, dapat berdampak signifikan pada produktivitas karyawan, kesejahteraan mental, dan stabilitas organisasi secara keseluruhan (World Health Organization, 2019). Masalah ini menjadi semakin mendesak seiring dengan meningkatnya tuntutan kerja, perubahan teknologi, serta ketidakpastian ekonomi yang sering kali mempengaruhi stabilitas mental para pekerja (Sonnentag et al., 2017).

Secara umum, burnout ditandai dengan tiga komponen utama, yaitu kelelahan emosional (emotional exhaustion), sinisme atau perasaan terpisah dari pekerjaan (depersonalization), serta penurunan pencapaian pribadi (reduced personal accomplishment) (Maslach & Leiter, 2016). Kondisi ini tidak hanya menurunkan produktivitas, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik dan mental karyawan, termasuk peningkatan risiko gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan penyakit kardiovaskular (Schaufeli & Taris, 2014). Menurut penelitian terbaru, sekitar 60% pekerja di seluruh dunia melaporkan bahwa mereka di tempat kerja mengalami tingkat stres yang tinggi, dan banyak dari mereka menghadapi gejala burnout yang serius (Owens et al., 2016; Smith et al., 2023).  Hal ini menunjukkan pentingnya strategi organisasi yang lebih komprehensif untuk mengelola burnout dan meningkatkan kesejahteraan psikologis karyawan.

Psychological wellbeing, sebagai aspek penting dari kesejahteraan karyawan, memainkan peran kunci dalam mencegah burnout. Wellbeing bukan hanya tentang menghindari stres, tetapi juga mencakup rasa keterlibatan, makna, dan kepuasan hidup yang lebih luas (Ryff, 2017).  Menurut teori wellbeing Ryff, kesejahteraan psikologis mencakup enam dimensi utama: “penerimaan diri (self-acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relationships), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), dan perkembangan pribadi (personal growth) (Ryff & Keyes, 1995)”. Ketika dimensi ini dipenuhi, karyawan cenderung memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap stres dan lebih mampu mengelola tekanan pekerjaan (Ryff, 2017).

Seiring dengan meningkatnya fokus pada kesehatan mental di dunia kerja, banyak organisasi kini mulai melihat psychological wellbeing sebagai faktor penting dalam strategi pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Bukti empiris menunjukkan bahwa tingkat wellbeing yang tinggi pada karyawan akan membuatnya cenderung lebih produktif, lebih puas dengan pekerjaanya, dan lebih sedikit mengalami burnout (Demerouti et al., 2019). Ini menyoroti perlunya pendekatan yang lebih holistik dalam merancang lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan psikologis, termasuk fleksibilitas kerja, dukungan sosial, dan pengembangan keterampilan emosional (Bakker & Costa, 2014).

Namun, meskipun penting, banyak organisasi masih menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan psychological wellbeing ke dalam budaya kerja mereka. Faktor seperti kurangnya pemahaman, sumber daya yang terbatas, dan fokus pada target bisnis jangka pendek sering kali menghalangi upaya ini (Cameron & Spreitzer, 2011). Oleh karena itu, memahami peran psychological wellbeing dalam mengurangi burnout dan meningkatkan produktivitas menjadi hal penting guna menciptakan tempat kerja yang lebih sehat dan berkelanjutan.

MEMAHAMI BURNOUT DALAM DUNIA KERJA MODERN

Burnout adalah salah satu masalah psikologis yang paling umum dialami oleh karyawan di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), burnout didefinisikan sebagai sindrom yang diakibatkan oleh stres kronis di tempat kerja yang tidak berhasil dikelola, dan ditandai dengan tiga gejala utama: kelelahan emosional (emotional exhaustion), depersonalisasi atau sinisme terhadap pekerjaan (depersonalization), dan penurunan pencapaian pribadi (reduced personal accomplishment) (World Health Organization, 2019). Kelelahan emosional menggambarkan perasaan lelah secara fisik dan mental yang berkepanjangan akibat tekanan pekerjaan yang berlebihan. Depersonalisasi, di sisi lain, merujuk pada sikap negatif, sinis, atau terlepas secara emosional dari pekerjaan, sementara penurunan pencapaian pribadi mencerminkan kurangnya prestasi dalam pekerjaan dan perasaan tidak kompeten (Maslach & Leiter, 2016).

Peningkatan kasus burnout di dunia kerja modern dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk meningkatnya ekspektasi kinerja, ketidakstabilan ekonomi, dan perubahan teknologi yang cepat (Bakker & Demerouti, 2014; Demerouti et al., 2019). Teknologi digital, meskipun mempercepat proses bisnis, juga sering kali meningkatkan tekanan pada karyawan untuk terus terhubung dan responsif, yang pada akhirnya dapat memperburuk burnout (Schaufeli & Taris, 2014).  Survei global menunjukkan bahwa lebih dari 60% pekerja merasa lebih stres dibandingkan lima tahun yang lalu, dengan banyak di antara mereka menghadapi risiko burnout yang serius (Gooden et al., 2023; Smith et al., 2023).  Hal ini menunjukkan bahwa burnout bukan hanya masalah individu, tetapi juga tantangan organisasi yang perlu diatasi secara sistematis.

Dampak burnout tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh organisasi secara keseluruhan. Karyawan yang mengalami burnout cenderung menunjukkan produktivitas yang menurun, tingkat absensi yang tinggi, serta komitmen yang rendah terhadap organisasi (Bakker & Costa, 2014). Selain itu, burnout juga dapat meningkatkan turnover karyawan, yang pada gilirannya memperbesar biaya rekrutmen dan pelatihan bagi perusahaan (Cameron & Spreitzer, 2011).  Dalam jangka panjang, organisasi yang gagal mengelola burnout di tempat kerja berisiko mengalami penurunan profitabilitas dan reputasi yang buruk di mata karyawan dan pelanggan.

Oleh karena itu, memahami penyebab dan tanda-tanda burnout menjadi langkah awal yang penting dalam upaya mengelola kesehatan mental di tempat kerja. Organisasi perlu lebih proaktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, termasuk menyediakan sumber daya yang memadai untuk kesejahteraan karyawan, memperjelas peran dan tanggung jawab, serta mendorong keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi (Ryff & Keyes, 1995). Dengan demikian, organisasi dapat mengurangi risiko burnout dan menciptakan budaya kerja yang lebih sehat dan produktif.

PSYCHOLOGICAL WELLBEING SEBAGAI PENANGKAL BURNOUT

Psychological wellbeing (PWB) adalah salah satu konsep utama dalam psikologi positif yang berfokus pada bagaimana individu dapat mencapai potensi maksimalnya dan menjalani kehidupan yang bermakna. PWB bukan hanya tentang tidak adanya gangguan mental, tetapi mencakup dimensi-dimensi positif seperti penerimaan diri (self-acceptance), hubungan sosial yang positif (positive relationships), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), dan perkembangan pribadi (personal growth) (Ryff, 2017). Menurut Ryff dan Keyes (1995), adanya kesejahteraan psikologis yang tinggi berhubungan erat dengan kepuasan hidup yang lebih besar, ketahanan terhadap stres, serta kemampuan untuk menghadapi tantangan dengan lebih baik.

Studi oleh Bakker dan Demerouti (2016) menemukan bahwa karyawan dengan tingkat wellbeing yang baik lebih mampu mengelola tekanan kerja dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami kelelahan emosional. Hal ini sejalan dengan studi Schaufeli dan Taris (2014) yang membuktikan bahwa individu yang merasa memiliki kendali atas pekerjaannya dan memiliki hubungan sosial yang kuat di tempat kerja cenderung lebih mampu mengatasi stres kronis dan menghindari depersonalisasi. Selain itu, Serang et al. (2024) menyoroti bahwa individu dengan tingkat PWB yang tinggi memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap tekanan pekerjaan dan lebih mampu menemukan makna dalam pekerjaannya, yang secara langsung menurunkan risiko burnout.

Lebih lanjut, (Lee et al., 2018; Lee et al., 2019) menemukan bahwa pekerja dengan tingkat otonomi yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat burnout yang lebih rendah, karena mereka merasa lebih terkendali dalam menghadapi tantangan kerja. Hasil penelitian ini diperkuat oleh temuan dari Schaufeli dan Taris (2014), yang menjelaskan bahwa otonomi dalam pekerjaan tidak hanya mengurangi kelelahan emosional tetapi juga meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi.

Selain otonomi, hubungan sosial yang positif juga merupakan faktor penting dalam menurunkan risiko burnout. Penelitian menemukan bahwa dukungan sosial di tempat kerja dapat meningkatkan ketahanan terhadap stres dan mendorong kesejahteraan psikologis (Kuntz et al., 2017). Mereka yang memiliki hubungan yang positif dengan rekan kerja cenderung lebih mampu mengelola stres dan tekanan pekerjaan, yang pada akhirnya mengurangi risiko burnout. Ini sejalan dengan teori social support yang menunjukkan bahwa dukungan dari rekan kerja dapat memberikan rasa aman, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kesejahteraan mental (Cohen & Wills, 1985).

Terakhir, perkembangan pribadi (personal growth) juga berperan penting dalam membentuk ketahanan psikologis terhadap burnout. Menurut penelitian oleh Ryff (2017), individu yang terus berkembang secara pribadi cenderung memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, yang pada gilirannya mengurangi risiko burnout. Ini juga didukung oleh studi yang dilakukan oleh (Van Dierendonck & Lam, 2023), yang menemukan bahwa pekerja yang merasa terus berkembang dan memiliki tujuan hidup yang jelas cenderung lebih tahan terhadap stres kerja dan lebih sedikit mengalami gejala burnout.

Dengan memperhatikan berbagai aspek psychological wellbeing, organisasi dapat mengurangi risiko burnout dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan berkelanjutan. Langkah-langkah seperti memberikan otonomi yang lebih besar kepada karyawan, memperkuat hubungan sosial di tempat kerja, dan mendorong pengembangan pribadi dapat menjadi strategi efektif guna meningkatkan kesejahteraan psikologis dan mencegah burnout.

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN PSYCHOLOGICAL WELLBEING DI TEMPAT KERJA

Meningkatkan psychological wellbeing (PWB) di tempat kerja merupakan langkah penting dalam mencegah burnout dan meningkatkan produktivitas karyawan. Berbagai studi menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis yang tinggi tidak hanya meningkatkan kualitas hidup karyawan, akan tetapi juga memiliki kontribusi secara signifikan pada pencapaian tujuan organisasi (Bakker & Demerouti, 2016; Demerouti et al., 2019; Van Wingerden et al., 2017). Untuk mencapai hal ini, diperlukan strategi yang komprehensif yang mencakup berbagai aspek seperti otonomi, hubungan sosial, pengembangan keterampilan, fleksibilitas kerja, dan budaya kerja yang mendukung.

1. Meningkatkan Otonomi Karyawan

Otonomi adalah salah satu komponen utama dari PWB yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas. Menurut teori Self-Determination Theory (SDT), otonomi merupakan kebutuhan dasar psikologis yang, jika terpenuhi, dapat meningkatkan motivasi intrinsik dan kesejahteraan karyawan. Penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang merasa memiliki kontrol atas pekerjaannya cenderung lebih termotivasi, lebih puas terhadap pekerjaannya, dan lebih sedikit mengalami burnout (Ryan & Deci, 2018).

Lebih lanjut, studi menemukan bahwa pekerja dengan tingkat otonomi yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat burnout yang lebih rendah karena mereka merasa lebih terkendali dalam menghadapi tantangan kerja (Lee et al., 2018; Lee et al., 2019). Bukti lain juga membuktikan bahwa otonomi dalam pekerjaan tidak hanya mengurangi kelelahan emosional tetapi juga meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi (Schaufeli & Taris, 2014). Dalam konteks ini, memberikan karyawan kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri, menentukan cara kerja, serta mengelola waktu kerja mereka dapat meningkatkan rasa memiliki dan keterlibatan dalam organisasi (Bakker & Costa, 2014).

2. Membangun Hubungan Sosial yang Positif

Hubungan sosial yang positif di tempat kerja juga memainkan peran penting dalam meningkatkan PWB.  Penelitian Kuntz et al. (2017) menemukan bahwa dukungan sosial di tempat kerja dapat meningkatkan ketahanan terhadap stres dan mendorong kesejahteraan psikologis, yang pada akhirnya mengurangi risiko burnout.

Selain itu, hubungan sosial yang kuat dapat memperkuat rasa keterhubungan sosial (social connectedness) yang penting dalam membentuk budaya kerja yang inklusif dan suportif (Schaufeli & Taris, 2014). Bukti empiris dari penelitian lain (Bakker & de Vries, 2021) menunjukkan bahwa tim kerja dengan hubungan sosial yang baik cenderung lebih produktif, lebih berkomitmen, dan lebih tahan terhadap tekanan kerja. Untuk mencapainya, perusahaan dapat mengembangkan program pengembangan tim (team building), mentoring, dan kegiatan sosial yang mendorong interaksi positif di antara karyawan.

3. Memberikan Peluang untuk Pengembangan Pribadi

Pengembangan keterampilan dan pembelajaran berkelanjutan juga penting untuk meningkatkan PWB. Menurut Van Dierendonck dan Lam (2023) karyawan yang merasa terus berkembang secara pribadi dan memiliki tujuan hidup yang jelas cenderung lebih tahan terhadap stres kerja. Ini mencakup kesempatan untuk mengikuti pelatihan, pengembangan karier, dan mentoring, yang tidak hanya meningkatkan keterampilan tetapi juga membangun rasa makna dan tujuan dalam pekerjaan (Sonnentag et al., 2017).

Hasil studi Hirschi et al. (2018) membuktikan bahwa karyawan yang secara aktif terlibat dalam pengembangan kariernya memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi dan lebih sedikit mengalami burnout. Ini diperkuat oleh studi Van Wingerden et al. (2017), yang menemukan bahwa karyawan yang merasa memiliki peluang untuk berkembang secara profesional cenderung lebih tahan terhadap stres dan memiliki tingkat keterlibatan kerja yang lebih tinggi.

4. Menyediakan Fleksibilitas Kerja

Fleksibilitas kerja juga merupakan faktor penting dalam meningkatkan PWB. Bukti empiris menunjukkan bahwa fleksibilitas kerja dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan psikologis (Bakker & Costa, 2014).  Fleksibilitas dalam hal jam kerja, lokasi kerja, dan pengelolaan beban kerja memungkinkan karyawan untuk menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang pada gilirannya mengurangi risiko burnout.

Selain itu, bukti lain menunjukkan bahwa penerapan kebijakan kerja fleksibel  di perusahaan berdampak pada produktivitas yang lebih baik dan cenderung memiliki tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi (Bloom et al., 2015). Ini karena fleksibilitas kerja memberikan karyawan kebebasan untuk mengelola waktu mereka secara lebih efisien, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan (Demerouti et al., 2019).

5. Menciptakan Budaya Kerja yang Mendukung Kesejahteraan Psikologis

Budaya kerja yang mendukung kesejahteraan psikologis perlu dibangun untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Ini mencakup menciptakan lingkungan yang inklusif, mendorong komunikasi terbuka, dan memberikan penghargaan yang sesuai untuk kinerja karyawan. Cameron dan Spreitzer (2011) menyarankan bahwa budaya kerja yang positif dapat meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan, serta mengurangi tingkat stres dan burnout.

Bukti empiris dari penelitian oleh Dutton et al. (2014) menunjukkan bahwa perusahaan yang membangun budaya kerja positif cenderung memiliki karyawan yang lebih loyal, lebih produktif, dan lebih sedikit mengalami burnout. Selain itu, budaya kerja yang inklusif dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan kerja, memperkuat hubungan sosial, dan memperbaiki kesejahteraan psikologis secara keseluruhan (Serang et al., 2024)

Secara keseluruhan, strategi untuk meningkatkan PWB di tempat kerja harus mencakup pendekatan yang holistik, mencakup otonomi, hubungan sosial, pengembangan keterampilan, fleksibilitas kerja, dan budaya organisasi yang positif. Dengan demikian, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi risiko burnout.

TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM MENERAPKAN PROGRAM WELLBEING DI TEMPAT KERJA

Menerapkan program wellbeing di tempat kerja merupakan langkah penting untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi burnout, dan memperkuat komitmen karyawan terhadap organisasi. Namun, meskipun banyak perusahaan menyadari pentingnya kesejahteraan karyawan, berbagai tantangan dan hambatan sering kali menghalangi implementasinya. Beberapa di antaranya mencakup kendala budaya organisasi, kurangnya pemahaman tentang pentingnya wellbeing, keterbatasan sumber daya, serta resistensi terhadap perubahan. Memahami dan mengatasi hambatan ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif  (Bakker & de Vries, 2021; Demerouti et al., 2019)

1. Kendala Budaya Organisasi dan Kurangnya Dukungan Manajemen

Salah satu hambatan utama dalam menerapkan program wellbeing adalah budaya organisasi yang kurang mendukung. Menurut penelitian (Dutton et al., 2014), budaya organisasi yang tidak menghargai kesejahteraan karyawan cenderung menimbulkan resistensi terhadap inisiatif wellbeing. Ini terjadi ketika fokus utama organisasi adalah pada pencapaian target bisnis jangka pendek, tanpa mempertimbangkan kesejahteraan jangka panjang karyawan.

Selain itu, kurangnya dukungan dari manajemen sering kali menjadi penghalang utama. Penelitian menemukan bahwa program wellbeing yang tidak didukung secara penuh oleh manajemen cenderung gagal mencapai hasil yang diharapkan (Nielsen & Miraglia, 2017). Manajemen yang tidak memahami pentingnya kesejahteraan karyawan cenderung menganggap program wellbeing sebagai biaya tambahan, bukan investasi jangka panjang. Dalam konteks ini, komitmen pimpinan sangat penting untuk menciptakan budaya yang mendukung kesejahteraan karyawan (Bernhardt, 2015; Lucas-Mangas et al., 2022; Malekitabar et al., 2017; Rehman et al., 2020).

2. Kurangnya Pemahaman tentang Manfaat Wellbeing

Kurangnya pemahaman tentang manfaat wellbeing juga merupakan hambatan signifikan dalam penerapan program ini. Banyak organisasi yang masih melihat kesejahteraan karyawan sebagai tanggung jawab individu, bukan sebagai bagian dari strategi bisnis. Penelitian oleh Cameron  (2016) menunjukkan bahwa perusahaan yang memahami pentingnya wellbeing memiliki karyawan yang lebih produktif, lebih puas, dan lebih terlibat dalam pekerjaannya.

Namun, dalam banyak kasus, manajemen sering kali meremehkan dampak positif dari wellbeing terhadap kinerja karyawan. Mazzetti et al. (2016) menemukan bahwa karyawan yang merasa didukung dalam aspek kesejahteraan psikologisnya cenderung lebih loyal dan lebih sedikit mengalami burnout. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat wellbeing melalui pelatihan dan kampanye internal yang menekankan pentingnya kesehatan mental dan fisik dalam mendukung produktivitas dan kepuasan kerja.

3. Keterbatasan Sumber Daya dan Pendanaan

Keterbatasan sumber daya, baik dari segi anggaran, waktu, maupun tenaga, juga menjadi tantangan utama dalam menerapkan program wellbeing. Banyak organisasi yang merasa bahwa investasi dalam program kesejahteraan karyawan terlalu mahal dan sulit diukur hasilnya. Penelitian (Bakker & de Vries, 2021) menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang ragu untuk mengalokasikan anggaran untuk program wellbeing karena kekhawatiran terhadap return on investment (ROI) yang tidak jelas.

Selain itu, penelitian (Day et al., 2017) menunjukkan bahwa organisasi sering kali kekurangan tenaga ahli yang terlatih dalam pengelolaan program wellbeing. Tanpa SDM yang kompeten, program ini berisiko tidak berjalan efektif dan bahkan bisa menambah beban kerja karyawan, yang justru meningkatkan risiko burnout.

4. Resistensi terhadap Perubahan

Hambatan lain yang sering kali dihadapi dalam menerapkan program wellbeing adalah resistensi terhadap perubahan. Banyak karyawan yang merasa tidak nyaman dengan perubahan karena takut kehilangan stabilitas atau merasa program baru akan menambah beban kerja mereka. Ini diperkuat oleh beberapa studi (Grawitch et al., 2006; Hulshof et al., 2020; Ingusci et al., 2019) yang menemukan bahwa karyawan sering kali skeptis terhadap program wellbeing karena mereka tidak melihat manfaat langsungnya.

Untuk mengatasi resistensi ini, penting bagi organisasi untuk melibatkan karyawan dalam perencanaan dan implementasi program wellbeing. Ini termasuk memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan masukan, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan melihat hasil nyata dari upaya peningkatan kesejahteraan. Dengan melibatkan karyawan secara aktif, organisasi dapat menciptakan rasa memiliki (sense of ownership) yang lebih kuat terhadap program wellbeing (Day et al., 2017).

5. Kesulitan dalam Mengukur Keberhasilan Program Wellbeing

Mengukur keberhasilan program wellbeing juga merupakan tantangan besar. Banyak organisasi yang kesulitan menentukan indikator yang tepat untuk mengevaluasi dampak program ini terhadap kinerja karyawan. Menurut penelitian (Nielsen & Miraglia, 2017), salah satu alasan utama kegagalan program wellbeing adalah kurangnya alat evaluasi yang tepat dan terukur.

Misalnya, beberapa perusahaan hanya mengukur tingkat kepuasan karyawan sebagai indikator utama keberhasilan program wellbeing, tanpa mempertimbangkan indikator lain seperti produktivitas, tingkat absensi, dan turnover karyawan. Untuk memastikan program wellbeing berjalan efektif, penting untuk mengembangkan indikator kinerja yang komprehensif, termasuk pengukuran kesejahteraan psikologis, keterlibatan kerja, dan produktivitas tim (Arshadi & Kaabomeir, 2020; Gooden et al., 2023).

Meskipun banyak tantangan dalam menerapkan program wellbeing di tempat kerja, upaya ini sangatlah penting sebagai upaya menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif. Dengan mengatasi hambatan seperti budaya organisasi yang kurang mendukung, kurangnya pemahaman tentang manfaat wellbeing, keterbatasan sumber daya, resistensi terhadap perubahan, dan kesulitan dalam mengukur keberhasilan program, organisasi dapat membangun budaya kerja yang lebih positif dan berkelanjutan. Dengan demikian, program wellbeing bukan hanya investasi dalam kesejahteraan karyawan, tetapi juga strategi bisnis yang penting untuk mencapai kesuksesan jangka panjang  (Bakker & de Vries, 2021; Day et al., 2017).

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Burnout adalah masalah serius yang dihadapi banyak organisasi di seluruh dunia. Burnout ditandai dengan adanya kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan pencapaian pribadi, yang dapat menurunkan produktivitas, kesejahteraan mental, serta stabilitas organisasi secara keseluruhan. Untuk mencegah burnout, penting bagi organisasi untuk memperhatikan psychological wellbeing (PWB) karyawan, yang mencakup berbagai aspek seperti otonomi, hubungan sosial, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan perkembangan pribadi. Karyawan dengan tingkat PWB yang tinggi cenderung lebih tahan terhadap stres, lebih produktif, dan lebih puas dengan pekerjaannya, sehingga mengurangi risiko burnout.

Namun, menerapkan program wellbeing di tempat kerja bukan tanpa tantangan. Beberapa hambatan utama termasuk kurangnya dukungan dari manajemen, keterbatasan sumber daya, resistensi terhadap perubahan, dan kesulitan dalam mengukur keberhasilan program. Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan pendekatan yang holistik dan komprehensif, termasuk membangun budaya kerja yang mendukung kesejahteraan psikologis, memberikan otonomi yang lebih besar kepada karyawan, memperkuat hubungan sosial, menyediakan peluang untuk pengembangan pribadi, serta menerapkan fleksibilitas kerja. Dengan memahami dan mengatasi hambatan ini, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, rekomendasi untuk organisasi yang ingin meningkatkan psychological wellbeing karyawan meliputi beberapa langkah penting. Pertama, memperkuat komitmen manajemen terhadap program wellbeing dengan menjadikan kesejahteraan karyawan sebagai bagian integral dari strategi bisnis. Kedua, menyediakan pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional karyawan. Ketiga, menerapkan kebijakan kerja fleksibel untuk mendukung keseimbangan kerja-kehidupan pribadi. Keempat, membangun budaya kerja yang inklusif dan mendukung, dengan fokus pada komunikasi terbuka dan penghargaan terhadap kontribusi karyawan. Terakhir, mengukur keberhasilan program wellbeing secara teratur untuk memastikan efektivitasnya dan terus melakukan perbaikan berdasarkan umpan balik karyawan. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, organisasi dapat menciptakan tempat kerja yang lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih produktif, sekaligus mengurangi risiko burnout dan meningkatkan retensi karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Arshadi, N., & Kaabomeir, N. (2020). The relationship of self-determined motivation with psychological, life, and workplace well-being: A canonical correlation study. Iranian Journal of Health Psychology, 3(1), 121–132.

Bakker, A. B., & Costa, P. L. (2014). Chronic job burnout and daily functioning: A theoretical analysis. Burnout Research, 1(3), 112–119. https://doi.org/10.1016/j.burn.2014.04.003

Bakker, A. B., & de Vries, J. D. (2021). Job Demands–Resources theory and self-regulation: new explanations and remedies for job burnout. Anxiety, Stress and Coping, 34(1), 1–21. https://doi.org/10.1080/10615806.2020.1797695

Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2014). Job Demands–Resources Theory. Wellbeing, III, 1–28. https://doi.org/10.1002/9781118539415.wbwell019

Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2016). Job Demands-Resources Theory : Taking Stock and Looking Forward Job Demands – Resources Theory : Taking Stock and Looking Forward. 22(September 2018), 273–285.

Bernhardt, P. E. (2015). 21st century learning: Professional development in practice. Qualitative Report, 20(1), 1–19. https://doi.org/10.46743/2160-3715/2015.1419

Bloom, N., Liang, J., Roberts, J., & Ying, Z. J. (2015). Does working from home work? Evidence from a chinese experiment. Quarterly Journal of Economics, 130(1), 165–218. https://doi.org/10.1093/qje/qju032

Cameron, K. (2016). Positive Leadership: Strategies for Extraordinary Performance. Bernett-Koehler Publisher.

Cameron, K. S., & Spreitzer, G. M. (2011). The Oxford Handbook of Positive Organizational Scholarship.  Oxford University Press.

Cohen, S., & Wills, T. A. (1985). Stress, Social Support, and the Buffering Hypothesis. Psychological Bulletin, 98(2), 310–357. https://doi.org/10.1037/0033-2909.98.2.310

Day, A., Crown, S. N., & Ivany, M. (2017). Organisational change and employee burnout: The moderating effects of support and job control. Safety Science, 100, 4–12. https://doi.org/Cite https://doi.org/10.1016/j.ssci.2017.03.004

Demerouti, E., Veldhuis, W., Coombes, C., & Hunter, R. (2019). Burnout among pilots: psychosocial factors related to happiness and performance at simulator training. Ergonomics, 62(2), 233–245. https://doi.org/10.1080/00140139.2018.1464667

Dutton, J. E., Workman, K. M., & Hardin, A. E. (2014). Compassion at Work. Annual Review of Organizational Psychology and Organizational Behavior, 1, 277–304. https://doi.org/10.1146/annurev-orgpsych-031413-091221

Gooden, C., Zelkowski, J., & Smith, F. A. (2023). A systematic literature review on factors of stress, burnout and job satisfaction of secondary grades teachers at time of professional crisis. The Clearing House: A Journal of EduCaTional STraTegies, Issues and Ideas, 96(5), 162–171.

Grawitch, M. J., Gottschalk, M., & Munz, D. C. (2006). The path to a healthy workplace: A critical review linking healthy workplace practices, employee well-being, and organizational improvements. Consulting Psychology Journal: Practice and Research, 58(3), 129.

Hirschi, A., Keller, A. C., & Spurk, D. M. (2018). Living one’s calling: Job resources as a link between having and living a calling. Journal of Vocational Behavior, 106, 1–10. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2017.12.001

Hulshof, I. L., Demerouti, E., & Le Blanc, P. M. (2020). Reemployment crafting: Proactively shaping one’s job search. Journal of Applied Psychology, 105(1), 58–79. https://doi.org/10.1037/apl0000419

Ingusci, E., Callea, A., Cortese, C. G., Zito, M., Borgogni, L., Cenciotti, R., Colombo, L., Signore, F., Ciavolino, E., & Demerouti, E. (2019). Self-efficacy and work performance: The role of job crafting in middle-age workers. International Journal of Business and Society, 20(2), 533–551.

Kuntz, J. R. C., Malinen, S., & Näswall, K. (2017). Employee resilience: Directions for resilience development. Consulting Psychology Journal: Practice and Research, 69(3), 223–242. https://doi.org/10.1037/cpb0000097

Lee, H., Chiang, H., & Kuo, H. (2018). Relationship between authentic leadership and nurses’ intent to leave: The mediating role of work environment and burnout. Journal of Nursing Management, 27(1), 52–65. https://doi.org/doi:10.1111/jonm.12648

Lee, Y.-R., Lee, J.-Y., Kim, J.-M., Shin, I.-S., Yoon, J.-S., & Kim, S.-W. (2019). A comparative study of burnout, stress, and resilience among emotional workers. Psychiatry Investigation, 16(9), 686. https://doi.org/https://doi.org/10.30773/pi.2019.07.10

Lucas-Mangas, S., Valdivieso-León, L., Espinoza-Díaz, I. M., & Tous-Pallarés, J. (2022). Emotional Intelligence, Psychological Well-Being and Burnout of Active and In-Training Teachers. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(6). https://doi.org/10.3390/ijerph19063514

Malekitabar, M., Riahi, M., & Malekitabar, A. R. (2017). The role of psychological capital in psychological well-being and job burnout of high schools principals in Saveh, Iran. Iranian Journal of Psychiatry and Behavioral Sciences, 11(1), e4507.

Maslach, C., & Leiter, M. P. (2016). Understanding the burnout experience: recent research and its implications for psychiatry. World Psychiatry, 15(2), 103–111.

Mazzetti, G., Guglielmi, D., Chiesa, R., & Mariani, M. G. (2016). Happy employees in a resourceful workplace: just a direct relationship? Career Development International, 21(7), 682–696. https://doi.org/10.1108/CDI-03-2016-0035

Nielsen, K., & Miraglia, M. (2017). What works for whom in which circumstances? On the need to move beyond the ‘what works?’ question in organizational intervention research. Human Relations, 70(1), 40–62. https://doi.org/10.1177/0018726716670226

Owens, B. P., Baker, W. E., Sumpter, D. M. D., & Cameron, K. S. (2016). Relational energy at work: Implications for job engagement and job performance. Journal of Applied Psychology, 101(1), 35–49. https://doi.org/10.1037/apl0000032

Rehman, A. U., Bhuttah, T. M., & You, X. (2020). Linking burnout to psychological well-being: The mediating role of social support and learning motivation. Psychology Research and Behavior Management, 13, 545–554. https://doi.org/10.2147/PRBM.S250961

Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2018). Self-Determination Theory: Basic Psychological Needs in Motivation, Development, and Wellness. Guilford Publications. https://books.google.co.id/books?id=th5rDwAAQBAJ

Ryff, C. D. (2017). Eudaimonic well-being, inequality, and health: Recent findings and future directions. IInternational Review of Economics, 64, 159–178. https://doi.org/doi:10.1007/s12232-017-0277-4

Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69(4), 719.

Schaufeli, W. B., & Taris, T. W. (2014). A Critical Review of the Job Demands-Resources Model: Implications for Improving Work and Health. Bridging Occupational, Organizational and Public Health: A Transdisciplinary Approach, 9789400756, 1–249. https://doi.org/10.1007/978-94-007-5640-3

Serang, S., A, D. D. P., Siadi, & Kadir, A. (2024). Budaya Organisasi Inklusif: Meningkatkan Keragaman Dan Kesetaraan Dalam Tempat Kerja. YUME : Journal of Management, 7(2), 466–473.

Smith, S. M., Liauw, D., Dupee, D., Barbieri, A. L., Olson, K., & Parkash, V. (2023). Burnout and disengagement in pathology: A Prepandemic survey of Pathologists and laboratory professionals. Archives of Pathology & Laboratory Medicine, 147(7), 808–816.

Sonnentag, S., Venz, L., & Casper, A. (2017). Advances in recovery research: What have we learned? What should be done next? Journal of Occupational Health Psychology, 22(3), 365–380. https://doi.org/10.1037/ocp0000079

Van Dierendonck, D., & Lam, H. (2023). Interventions to enhance eudaemonic psychological well-being: A meta-analytic review with Ryff’s Scales of Psychological Well-being. Applied Psychology: Health and Well-Being, 15(2), 594–610. https://doi.org/10.1111/aphw.12398

Van Wingerden, J., Derks, D., & Bakker, A. B. (2017). The Impact of Personal Resources and Job Crafting Interventions on Work Engagement and Performance. Human Resource Management, 56(1), 51–67. https://doi.org/10.1002/hrm.21758

World Health Organization. (2019). Burn-out an occupational phenomenon: International classification of diseases. World Health Organization. https://www.who.int/news/item/28-05-2019-burn-out-an-occupational-phenomenon-international-classification-of-diseases.  Diakses 18 Mei 2025, Pukul 19.00 WIB.

The post MENGELOLA BURNOUT: PERAN PENTING PSYCHOLOGICAL WELLBEING DALAM DUNIA KERJA MODERN appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/mengelola-burnout-peran-penting-psychological-wellbeing-dalam-dunia-kerja-modern/feed/ 0
Lipstick Effect di Indonesia: Fenomena Konsumsi Kecil di Tengah Tekanan Ekonomi https://buletin.nscpolteksby.ac.id/lipstick-effect-di-indonesia-fenomena-konsumsi-kecil-di-tengah-tekanan-ekonomi/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/lipstick-effect-di-indonesia-fenomena-konsumsi-kecil-di-tengah-tekanan-ekonomi/#respond Tue, 27 May 2025 02:08:28 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2458 oleh: Halida Achmad Bagraff, S.E., M.S.A., Ak., CA. Fenomena Lipstick Effect merujuk pada kecenderungan konsumen untuk tetap membeli barang-barang kecil dan terjangkau, seperti kosmetik, selama […]

The post Lipstick Effect di Indonesia: Fenomena Konsumsi Kecil di Tengah Tekanan Ekonomi appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
oleh: Halida Achmad Bagraff, S.E., M.S.A., Ak., CA.

Sumber: Freepik

Fenomena Lipstick Effect merujuk pada kecenderungan konsumen untuk tetap membeli barang-barang kecil dan terjangkau, seperti kosmetik, selama masa krisis ekonomi. Meskipun pengeluaran untuk barang-barang mewah besar menurun, konsumen mencari cara untuk memanjakan diri melalui pembelian kecil yang memberikan kepuasan emosional.

Definisi

Lipstick Effect adalah teori dalam ekonomi perilaku dan pemasaran yang menyatakan bahwa saat kondisi ekonomi memburuk, konsumen tetap cenderung membeli barang-barang kecil yang mewah (seperti lipstik, parfum, atau kosmetik lain), meskipun mengurangi pembelian barang mahal seperti mobil, rumah, atau perhiasan. Konsep ini menyoroti perubahan perilaku konsumen yang mengutamakan produk yang dapat memberikan kepuasan emosional.

Perubahan dalam siklus ekonomi yang tidak stabil, seperti inflasi, deflasi, atau resesi, dapat memperkuat fenomena lipstick effect. Fenomena ini menggambarkan bagaimana individu menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi yang sulit dengan mencari bentuk kepuasan pribadi melalui pembelian kecil. Konsep lipstick effect pertama kali dikenalkan oleh Leonard Lauder, mantan CEO Estée Lauder, setelah ia mengamati peningkatan penjualan produk lipstik selama masa resesi. Meskipun konsumen mengurangi pembelanjaan untuk barang-barang mewah, mereka tetap berupaya memberi kebahagiaan bagi diri sendiri melalui pengeluaran kecil yang dianggap menyenangkan.

Fenomena Lipstick Effect di Indonesia

Di Indonesia, fenomena ini terlihat selama pandemi COVID-19 dan masa-masa tekanan ekonomi lainnya. Meskipun banyak sektor mengalami penurunan, industri kosmetik menunjukkan ketahanan. Konsumen, terutama wanita muda, tetap membeli produk kecantikan sebagai bentuk self-reward dan upaya menjaga penampilan di tengah keterbatasan.

Sebuah studi menunjukkan bahwa saat seseorang merasa percaya diri dengan penampilannya, mereka juga lebih optimis dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Hal ini membuat industri kecantikan tetap bertahan meskipun kondisi ekonomi sedang sulit.

Lipstick Effect tidak terbatas pada kosmetik. Konsep ini adalah tentang mekanisme psikologis konsumen untuk mengatasi stres ekonomi dengan membeli hal kecil yang menyenangkan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran per kapita per bulan pada Maret 2024 meningkat menjadi Rp1.500.556 dibandingkan Rp1.451.870 pada Maret 2023. Kenaikan ini disebabkan oleh pengeluaran untuk makanan yang naik 5,69% dan bukan makanan sebesar 1,10%. Kenaikan ini mengindikasikan peningkatan konsumsi pada barang-barang non-esensial.

Pada kuartal III 2024, konsumsi rumah tangga menyumbang 53,08% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dengan pertumbuhan 4,91% year-on-year. Namun, ia mencatat pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya, mengindikasikan perubahan pola konsumsi masyarakat. Pergeseran menuju konsumsi barang mewah dan belanja impulsif dapat menyebabkan alokasi sumber daya yang kurang produktif, yang dalam jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Penyebab Terjadinya Lipstick Effect

  • Tekanan Ekonomi dan Krisis Finansial

Saat terjadi resesi, inflasi, atau penurunan daya beli, konsumen cenderung menunda atau membatalkan pembelian barang-barang besar (seperti mobil, rumah, atau barang elektronik mahal). Namun, mereka tetap mencari cara untuk “menghadiahi” diri dengan barang kecil yang lebih terjangkau tetapi tetap terasa mewah.

  • Kebutuhan Psikologis untuk Penghiburan Diri (Self-reward)

Dalam kondisi penuh tekanan, banyak orang mengalami stres atau ketidakpastian. Membeli sesuatu yang kecil namun menyenangkan bisa menjadi bentuk coping mechanism, atau upaya menenangkan diri secara psikologis.

  • Kebutuhan untuk Tetap Merasa Mampu / Berdaya

Pembelian barang kecil mewah dapat memberikan ilusi kendali dan kemampuan finansial, meskipun kondisi ekonomi sedang sulit. Hal ini menciptakan perasaan positif, bahwa seseorang masih bisa menikmati hidup.

  • Simbol Status dan Citra Diri

Benda-benda kecil seperti kosmetik, aksesoris, atau kopi premium tetap menjadi simbol status sosial. Meski tidak semahal barang mewah lainnya, barang-barang ini dapat menunjang penampilan dan menegaskan identitas atau kelas sosial seseorang.

  • Shifting dari Konsumsi Besar ke Konsumsi Mewah Kecil (Affordable Luxury)

Konsumen tidak berhenti belanja sepenuhnya, tapi mengalihkan pengeluaran ke produk yang lebih terjangkau namun tetap punya nilai prestise (prestige value). Ini dikenal sebagai konsep masstige (mass + prestige).

Penjelasan Psikologis

Lipstick Effect dapat dijelaskan melalui teori Hedonic Consumption yang dikemukakan oleh Hirschman dan Holbrook (1982). Teori ini menyatakan bahwa konsumen tidak hanya membeli produk untuk fungsi utilitasnya, tetapi juga untuk kepuasan emosional. Dalam kondisi ekonomi sulit, konsumen cenderung mencari hiburan dan kenyamanan melalui pembelian produk-produk kecil yang memberikan kepuasan langsung.

Data dan Studi Pendukung

  • Penjualan Produk Kecantikan: Selama pandemi COVID-19, penjualan produk kecantikan di Indonesia, termasuk lipstik, mengalami peningkatan meskipun banyak sektor lain mengalami penurunan.
  • Peran Generasi Muda: Generasi muda di Indonesia memainkan peran penting dalam fenomena Lipstick Effect. Mereka tetap aktif dalam berbelanja dan mempengaruhi tren konsumen, bahkan di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

Kesimpulan

Fenomena Lipstick Effect di Indonesia menunjukkan bahwa dalam menghadapi tekanan ekonomi, konsumen mencari cara untuk tetap merasa bahagia dan percaya diri melalui pembelian kecil yang terjangkau. Industri kosmetik, dengan produk-produk seperti lipstik, menjadi salah satu sektor yang menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas dalam kondisi ekonomi yang menantang.

Sumber Referensi:

  1. Hirschman, E. C., & Holbrook, M. B. (1982). Hedonic Consumption: Emerging Concepts, Methods and Propositions. Journal of Marketing, 46(3), 92-101.
  2. Christopher, M., Payne, A., & Ballantyne, D. (2008). Relationship Marketing: Creating Stakeholder Value.
  3. Bank Indonesia (2024). Laporan Ekonomi dan Keuangan Indonesia.
  4. Lauder, L. (2001). The Lipstick Index.
  5. Schor, J. (1998). The Overspent American: Upscaling, Downshifting, and the New Consumer.

The post Lipstick Effect di Indonesia: Fenomena Konsumsi Kecil di Tengah Tekanan Ekonomi appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/lipstick-effect-di-indonesia-fenomena-konsumsi-kecil-di-tengah-tekanan-ekonomi/feed/ 0
KRITIKAN TRUMP PADA QRIS DAN GPN DALAM NEGOSIASI TARIF DAGANG INDONESIA-US https://buletin.nscpolteksby.ac.id/kritikan-trump-pada-qris-dan-gpn-dalam-negosiasi-tarif-dagang-indonesia-us/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/kritikan-trump-pada-qris-dan-gpn-dalam-negosiasi-tarif-dagang-indonesia-us/#respond Tue, 27 May 2025 02:07:50 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2493 Oleh: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) akhir-akhir ini menyoroti QRIS yang dianggap menjadi hambatan negosiasi perdagangan terkait layanan […]

The post KRITIKAN TRUMP PADA QRIS DAN GPN DALAM NEGOSIASI TARIF DAGANG INDONESIA-US appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
Oleh: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB.

Sumber: Internet

Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) akhir-akhir ini menyoroti QRIS yang dianggap menjadi hambatan negosiasi perdagangan terkait layanan keuangan. Dokumen Estimasi Perdagangan Nasional (National Trade Estimate/NTE) 2025 yang dirilis oleh USTR memuat hal ini dalam laporan tahunannya. Peraturan BI Nomor 21 Tahun 2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk Pembayaran dianggap hanya sedikit melibatkan perusahaan Amerika.

Amerika menganggap seharusnya dilibatkan dalam penyusunan peraturan dan regulasi tekait penyedia layanan pembayaran dan perbankan. Sebelum diluncurkannya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), Visa dan Mastercard milik AS bisa langsung memproses transaksi nasabah Indonesia tetapi di Singapura. Setelah munculnya QRIS dan GPN, keduanya tidak bisa lagi langsung memproses transaksi pembayaran. AS mengkritik dengan keras kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait sistem pembayaran berbasis QR Nasional ini. Kritik ini dilayangkan sehubungan dengan perang dagang yang sedang digaungkan oleh Donald Trump.

DILUNCURKANNYA QRIS DAN GPN

GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) diluncurkan pada tahun 2017 dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada tahun 2019 silam. Iwan Nurdin, pengamat ekonomi politik menerangkan, GPN menyatukan sistem antarbank nasional, membuat kartu debit lokal bisa digunakan lintas jaringan domestik. Sementara QRIS menyederhanakan pembayaran digital lewat satu QR Code untuk semua platform—OVO, DANA, Gopay, ShopeePay, dan lainnya.

Sebelum GPN dirilis pada Desember 2017 dan saat QRIS mulai diperkenalkan pada April 2019, setiap kali masyarakat Indonesia menggesek kartu Visa atau Mastercard, data dan biaya transaksi langsung mengalir ke luar negeri. Bahkan untuk belanja di toko kelontong, sistem keuangan kita harus di-approve oleh perusahaan AS melalui Singapura.

Visa dan Mastercard memotong sekitar 1% dari setiap transaksi. Dalam skala nasional Indonesia dengan jutaan transaksi per hari, maka keuntungan yang didapatkan mencapai miliaran dolar AS per tahun. Melalui Visa dan Mastercard, AS juga mengetahui preferensi konsumen Indonesia dari setiap pembelanjaan, frekuensi pembelian, hingga kapan dan dimana transaksi dilakukan.

Saat diterbitkannya GPN, pemrosesan transaksi dalam negeri harus melalui perusahaan switching yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh investor dalam negeri. Peluncuran QRIS juga mendapat sambutan positif.  QRIS menjadi pembayaran digital yang lebih murah, cepat, dan menjangkau semua kalangan. Selain efisien, QRIS juga berbiaya rendah, dimana hampir nyaris tanpa biaya untuk UMKM. QRIS bahkan sangat membantu bisnis dan perdagangan Pandemi Covid-19 karena masyarakat menghindari penggunaan uang tunai.

KRITIK DONALD TRUMP

Amerika Serikat memberikan reaksi keras pada QRIS dan GPN karena dirasa kemunculannya menantang dominasi AS. Mastercard dan Visa menjadi perusahaan yang mempertanyakan kebijakan dan sistem Bank Indonesia atas QRIS dan GPN. Penggunaan QRIS dan GPN yang menggunakan mata uang negara masing-masing ditengarai mempersempit penggunaan dollar Amerika (US$) dalam transaksi keuangan. Tentu saja hal ini dianggap tidak menguntungkan.

National Trade Estimate (NTE) 2025 yang dirilis oleh USTR hal 212-228 secara spesifik membahas mengenai berbagai kebijakan dan sistem di Indonesia yang dinilai merugikan AS. Amerika merasa seharusnya diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangannya dalam menyusun regulasi. Laporan ini juga menyoroti bahwa regulasi di Indonesia dibuat tanpa berkonsultasi dengan World Trade Organization (WTO) dan stakeholders yg berkepentingan. Amerika berpandangan bahwa setiap negara diwajibkan menyampaikan regulasi yang akan dijalankan kepada WTO Committee on Technical Barriers to Trade (WTO TBT Committee).

Menurut Amerika, Indonesia beberapa kali baru melaporkan pada WTO TBT Committee setelah suatu regulasi dijalankan, contohnya seperti peraturan atas sertifikasi halal yg sudah berjalan setelah 5 tahun. Amerika bahkan menyuarakan dalam forum WTO di Komite Hambatan Teknis Perdagangan dan Komite Perdagangan Barang WTO bahwa agar Indonesia bisa menyesuaikan peraturan tersebut dengan lebih transparan dan tidak meghambat perdagangan Internasional. Dengan kata lain, regulasi Indonesia seharusnya menguntungkan Amerika karena seperti yang diketahui bahwa petinggi-petinggi WTO sendiri banyak pejabat AS sendiri.

TANGGAPAN PEMERINTAH INDONESIA

Bank Indonesia melalui Deputi Gubernur Senior BI, Destri Damayanti, menyampaikan bahwa kesiapan implementasi QRIS bergantung pada kesiapan masing-masing negara. Beliau juga melihat bahwa pengguna Visa dan Mastercard masih banyak sehingga seharusnya Amerika tidak perlu khawatir. Bank Indonesia juga telah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bapak Airlangga Hartanto yang saat ini masih berada di Washington DC untuk bernegosiasi terkait tarif impor respokal Amerika terhadap produk Indonesia dan termasuk pula perihal QRIS. Rangkaian pertemuan negosiasi sudah dijadwalkan dan akan berlangsung selama 60 hari kedepan dengan target menghasilkan perjanjian bilateral dengan AS.

QRIS dan GPN dianggap menyebabkan menurunnya laba Visa dan Mastercard. Lebih lanjut Iwan Nurdin, pengamat ekonomi politik menambahkan “Dengan hadirnya sistem domestik seperti GPN dan QRIS, dominasi Visa dan Mastercard mulai terkikis. Negara-negara besar seperti Indonesia, India, dan Brasil sedang menuju kemandirian finansial. Sehingga para raksasa teknologi seperti Google Pay, Apple Pay, Amazon Pay, dan PayPal, yang bergantung pada jaringan Visa-Mastercard, merasa terancam”. Negara-negara di kawasan Asean juga memiliki sistem pembayaran mandirinya masing-masing seperti:

  1. Malaysia dengan Paynet dan DuitNow,
  2. Filipina dengan instaPay dan QRPh,
  3. Singapura dengan SGQR, NETS, dan PayNow,
  4. Vietnam dengan VietQR dan NAPAS
  5. Thailand dengan PromptPay dan ThaiQRPayment

Potensi QRIS sebagai alat pembayaran antar negara sangat besar. Bank Indonesia (BI) dan bank sentral dari 4 negara ASEAN akan bekerja sama membangun konektivitas pembayaran (ASEAN Payment Connectivity). Keempat bank sentral tersebut adalah Bank of Thailand, Bank Negara Malaysia, Monetary Authority of Singapore dan Bank Sentral Filipina. ASEAN Payment Connectivity akan menjadi pionir dalam sistem pembayaran antar negara yang sedang dibentuk oleh anggota G20.

Saat ini QRIS antarnegara telah berjalan di Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara Jepang, China, hingga Arab Saudi, masuk dalam antrean untuk implementasi QRIS cross-border atau antarnegara. QRIS cross-border memungkinkan masyarakat Indoensia bertransaksi menggunakan QRIS di luar negeri, dengan kurs yang langsung terkonversi saat transaksi. Hal serupa pun dapat dilakukan pengunjung dari luar di Indonesia.

Pemerintah Indonesia sebaiknya merespons tekanan ini dengan menunjukkan sikap tegas dan membela sistem yang sudah terbukti membantu masyarakat. Pemerintah harus berani mengambil langkah besar untuk menunjukkan bahwa Indonesia punya hak untuk mengatur diri sendiri, tanpa harus khawatir dengan protes dari negara besar.

Sumber Referensi:

https://indonesia.go.id/kategori/ekonomi-bisnis/9239/pengamat-qris-dan-gpn-jadi-jalan-menuju-kedaulatan-ekonomi-digital?lang=1, diakses pada 19 Mei 2025.

https://qris.interactive.co.id/homepage/qris-news-detail?lang=id&page=24-wni-tak-perlu-tukar-uang-lagi-di-4-negara-asean-ini, diakses pada 21 Mei 2025.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20250506/9/1874837/mengenal-proyek-nexus-pembayaran-lintas-negara-asean-serupa-qris, diakses pada 21 Mei 2025.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20250421/9/1870580/bank-indonesia-tanggapi-komplain-as-soal-qris-dan-gpn-ini-soal-kesiapan-negara, diakses pada 21 Mei 2025.https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7876614/kebijakan-qris-hingga-pembatasan-ekuitas-asing-dinilai-as-hambat-perdagangan, diakses pada 21 Mei 2025.

The post KRITIKAN TRUMP PADA QRIS DAN GPN DALAM NEGOSIASI TARIF DAGANG INDONESIA-US appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/kritikan-trump-pada-qris-dan-gpn-dalam-negosiasi-tarif-dagang-indonesia-us/feed/ 0
Ketidakpastian Ekonomi Global: Panik Buying Emas https://buletin.nscpolteksby.ac.id/ketidakpastian-ekonomi-global-panik-buying-emas/ https://buletin.nscpolteksby.ac.id/ketidakpastian-ekonomi-global-panik-buying-emas/#respond Tue, 27 May 2025 02:07:15 +0000 https://buletin.nscpolteksby.ac.id/?p=2454 Oleh: Agustina Dianova, S.Ak.,M.Ak Di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, emas kembali jadi primadona investasi yang banyak diburu. Kenapa? Karena saat ekonomi dunia lagi […]

The post Ketidakpastian Ekonomi Global: Panik Buying Emas appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
Oleh: Agustina Dianova, S.Ak.,M.Ak

Sumber: Freepik

Di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, emas kembali jadi primadona investasi yang banyak diburu. Kenapa? Karena saat ekonomi dunia lagi nggak stabil, banyak orang merasa emas itu seperti pelindung nilai yang aman dan nggak gampang terpengaruh gejolak pasar.

Fenomena ini sering disebut “flight-to-quality” — saat investor ninggalin aset yang risikonya tinggi dan beralih ke sesuatu yang lebih aman, dalam hal ini emas. Sejak awal 2025, harga emas naik drastis, bahkan sampai lebih dari 20% dan sempat menembus rekor tertinggi di angka lebih dari $3.500 per ons. Kenaikan ini tidak lepas dari berbagai faktor, mulai dari ketegangan geopolitik, kebijakan ekonomi yang nggak menentu, sampai kekhawatiran soal inflasi. Nggak cuma investor besar dan bank sentral aja yang berlomba-lomba beli emas. Di Amerika Serikat, permintaan emas batangan melonjak tajam sampai impor dari London jadi dua kali lipat untuk memenuhi kebutuhan itu. Bahkan retailer besar seperti Costco sampai kewalahan karena emas batangan mereka cepat habis. Situasi serupa juga terjadi di negara-negara seperti India dan China, yang memang punya budaya kuat dalam menganggap emas sebagai simbol keamanan finansial.

Tapi, kenaikan harga emas ini juga bikin pasar mengalami koreksi. Pada pertengahan Mei 2025, harga emas sempat turun hampir 10% karena ketegangan geopolitik mulai mereda dan dolar AS menguat. Meskipun begitu, banyak analis optimis harga emas masih akan terus naik dalam jangka panjang, dengan perkiraan mencapai $3.700 pada 2026 dan bisa sampai $5.000 pada 2028.

Sumber: Freepik

Psikologi dan budaya

Selain faktor ekonomi, ada juga sisi psikologis dan budaya yang bikin orang panik beli emas. Ketika ekonomi tidak pasti dan informasi membanjiri media, orang cenderung merasa takut dan ingin punya sesuatu yang nyata sebagai pegangan. Nah, emas jadi solusi praktis karena dianggap stabil dan aman. Contohnya, saat pandemi COVID-19, negara-negara dengan budaya Konfusianisme seperti China malah makin getol beli emas sebagai bentuk investasi aman.

Risiko beli emas

Tapi ingat, beli emas juga punya risiko. Kalau semua orang buru-buru beli, harga bisa melonjak nggak wajar, dan setelah situasi membaik, harganya bisa turun tajam. Ini berpotensi bikin investor yang terlambat masuk jadi rugi. Belum lagi, biaya penyimpanan dan likuiditas emas yang terkadang lebih ribet dibanding aset lain seperti saham atau obligasi.

Bagaimana Saran para ahli?

Jangan ikut-ikutan panik beli emas secara besar-besaran. Lebih baik beli secara bertahap dan tetap jaga diversifikasi investasi. Gabungkan emas dengan aset lain agar risiko bisa tersebar dan investasi tetap aman.

Jadi, kalau kamu lagi mikir-mikir buat beli emas karena takut ekonomi dunia lagi nggak pasti, lakukan dengan bijak. Emas memang pilihan bagus, tapi jangan sampai ikut tren tanpa strategi yang matang.

Daftar Pustaka:

  1. The Guardian. (2025). Gold fever makes a comeback as buyers and bankers recoil from uncertainty.
  2. Reuters. (2025). Gold players keep faith despite trade truce-induced correction. Link
  3. Beladi et al. Gold prices, cultural factors, and Covid-19 pandemic: An international analysis. Research in International Business and Finance.Vol 66. (2023). ISSN 0275-5319. https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2023.102051.
  4. Aljanabi, A.R.A. (2023), “The impact of economic policy uncertainty, news framing and information overload on panic buying behavior in the time of COVID-19: a conceptual exploration”, International Journal of Emerging Markets, Vol. 18 No. 7, pp. 1614-1631. https://doi.org/10.1108/IJOEM-10-2020-1181

The post Ketidakpastian Ekonomi Global: Panik Buying Emas appeared first on Buletin Politeknik NSC Surabaya.

]]>
https://buletin.nscpolteksby.ac.id/ketidakpastian-ekonomi-global-panik-buying-emas/feed/ 0