Oleh: Ita Megasari, S.E., M.S.A.
Saat ini pentingnya kesadaran global dalam mendaur ulang dan pengelolaan limbah yang berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang berguna dan bermanfaat nantinya. Menurut info dari Direktur Sahabat Lingkungan Satrijo Wiweko tanggal 18 Maret 2024 mengungkapkan bahwa Indonesia menduduki urutan ke-5 penghasil sampah plastik terbesar di dunia dengan jumlah 9,13 juta ton dan juga menempati urutan kelima dunia sebagai negara pembuang ke laut dengan volume 56,333 ton (RRI, 2024). Menciptakan perusahaan yang ramah lingkungan dapat dilakukan dengan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi, seperti membuat, memodifikasi desain, mengembangkan dan mengolah produk ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat terurai (Cheng et al, 2014). Dengan ramah lingkungan, perusahaan dapat meningkatkan kinerja lingkungan, mendapatkan keunggulan kompetitif (advantage competitive), serta mendapatkan kepercayaan dari para stakeholder dan shareholder.
Oleh karena itu untuk mendukung perusahaan yang ramah lingkungan sehingga mendapatkan keunggulan kompetitif, perusahaan-perusahaan tersebut akan memulai penerapan Green innovation, yaitu teknologi baru yang mengacu pada produk atau proses produksi yang berguna untuk mendorong efisiensi energi, mengurangi polusi, dan mendaur ulang limbah. Menurut Chang & Chen (2013) menjelaskan bahawa Green innovation sendiri akan mengurangi dampak negatif masalah lingkungan yang timbul dari proses produksi tradisional dan menciptakan persaingan yang kompetitif sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja bisnisnya secara finansial. Pada dasarnya green innovation dibagi menjadi dua bagian yaitu 1) green product innovation, dan 2) green process innovation.
Menurut Kivimaa & Kautto (2010) menyatakan bahwa green product innovation merupakan inovasi produk perusahaan yang tujuannya untuk meningkatkan produksi sekaligus menyelamatkan lingkungan, seperti mendaur ulang produk, menghilangkan bahan yang akan menimbulkan pencemaran, mengurangi dan memilih bahan baku yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan berfokus dalam peningkatan kualitas produk dengan green product innovation untuk mengurangi dampak lingkungan dari sumber daya energy dan material serta polusi dan limbah beracun dengan menerapkan pendekatan cradle to grave yaitu akses di mana produk di produksi, dikemas, disimpan, didaur ulang, diproses dan ditimbun (Dibrell & Moeller, 2011). Green product innovation memiliki tujuan untuk menciptakan, memodifikasi, dan mengembangkan produk yang lebih ramah dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat terurai secara alami dalam proses produksi untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi (Chang & Chen, 2013). Sedangkan manfaat lain dengan adanya penerapan green product innovation adalah penghematan penggunaan sumber daya alam dan energi, pengurangan bahan beracun dalam produksi, meminimalkan polusi dan limbah, serta meminimalkan dampak lingkungan dari produk yang berbahaya selama produksi (Fitriani, 2015). Dengan menerapkan inovasi produk ramah lingkungan, produk yang dihasilkan perusahaan dapat meningkatkan minat konsumen, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Selain itu, dengan berinvestasi dalam inovasi produk ramah lingkungan dapat membantu perusahaan dalam mencegah adanya protes lingkungan dan mengembangkan peluang pasar baru sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain dan mencapai kesuksesan dengan produk ramah lingkungan baru untuk perusahaan (Chiou et al., 2011).
Sedangkan green process innovation merupakan inovasi proses yang ramah lingkungan, yang memperbaiki proses dan sistem produksi perusahaan untuk menghasilkan produk dengan mengurangi dampak negatif lingkungan seperti penghematan energi, pencegahan polusi dan daur ulang limbah (Qi et al., 2012). Green process innovation berfokus pada proses produksi yang dapat mengurangi emisi polutan, pencemaran limbah dan kerusakan lingkungan dengan tujuan mempengaruhi system produksi untuk meminimalkan beban lingkungan dengan dukungan peralatan baru atau peralatan yang dimodifikasi (Cainelli et al., 2015). Tujuan dari green process innovation adalah untuk mengurangi energi, mengurangi emisi air dan udara, meningkatkan sumber daya dan mengubah energy menjadi bio energi selama proses produksi perusahaan dalam menghasilkan produk yang ramah lingkungan (Kivimaa & Kautto, 2010). Menurut pendapat Li et al (2017) bahwa green process innovation berkaitan dengan green product innovation karena green process innovation memerlukan alat dan mesin baru atau alat yang dimodifikasi untuk melakukan proses kerja dan manajemen untuk meningkatkan kualitas produk ramah lingkungan melalui perubahan desain produk dan perbaikan serta perancangan produk ramah lingkungan. Dengan menerapkan green process innovation dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mencapai kesuksesan dalam pembuatan produk ramah lingkungan dan meningkatkan keuntungan perusahaan (Wong, 2012).
Keunggulan kompetitif atau competitive advantage merupakan peluang untuk bertemu pelanggan ketika mereka memiliki perbedaan yang konsisten dalam karakteristik utama produk yang dihasilkan dibandingkan dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing (Prakosa, 2005). Adanya perbedaan tersebut merupakan efek langsung dari kesenjangan atau kemampuan antara produsen dan pesaing. Perusahaan yang terlibat dalam inovasi berkelanjutan dipandang sebagai sumber keunggulan kompetitif. Sumber keunggulan kompetitif adalah tekhnologi dan inovasi, keunggulan kompetitif tidak dapat bekerja tanpa koordinasi untuk menghasilkan inovasi. Perusahaan yang mampu menciptakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya karena produknya akan tetap diminati pelanggan. Keunggulan kompetitif yang dimiliki suatu perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan, karena keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa produk yang ditawarkan telah memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen dan memperoleh nilai yang positif di mata konsumen (Santoso & Ramadhan,2020).
Daftar Pustaka
Cainelli, G., De Marchi, V., & Grandinetti, R. (2015). Does the development of environmental innovation require different resources? Evidence from Spanish manufacturing firms. Journal of Cleaner Production, 94, 211–220. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2015.02.008
Chang, C. H., & Chen, Y. S. (2013). Green organizational identity and green innovation. Management Decision, 51(5), 1056–1070. https://doi.org/10.1108/MD-09-2011-0314
Cheng, C. C. J., Yang, C. L., & Sheu, C. (2014). The link between eco-innovation and business performance: A Taiwanese industry context. Journal of Cleaner Production, 64, 81–90. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2013.09.050
Chiou, T. Y., Chan, H. K., Lettice, F., & Chung, S. H. (2011). The influence of greening the suppliers and green innovation on environmental performance and competitive advantage in Taiwan. Transportation Research Part E: Logistics and Transportation Review, 47(6), 822–836. https://doi.org/10.1016/j.tre.2011.05.016
Dibrell, C., & Moeller, M. (2011). The impact of a service-dominant focus strategy and stewardship culture on organizational innovativeness in family-owned businesses. Journal of Family Business Strategy, 2(1), 43–51. https://doi.org/10.1016/j.jfbs.2011.01.004
Fitriani, L. K. (2015). Keunggulan Bersaing Produk Dan Kinerja Pemasaran ( Studi Empirik Pada Ukm Batik Ciwaringin Kabupaten Cirebon ). Journal of Management and Business Review, 12, No.2, 105–125.
Handayani, Nurhalimah. 2022. Pengaruh Green Product Innovation, Green Process Innovation, dan Kinerja Keuangan Terhadap Keunggulan Kompetitif pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman. Skripsi untuk seminar Proposal. Samarinda: FEB Universitas Mulawarman.
Karmela F., Lili. 2015. Analisis Green Inovation Dampaknya Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Dan Kinerja Pemasaran (Studi Empirik pada UKM Batik Ciwaringin Kabupaten Cirebon). Universitas Kuningan: Journal of Mangement and Business Review, Vo. 12, No. 2, Juli 2015: 105-125.
Kivimaa, P., & Kautto, P. (2010). Making or breaking environmental innovation?: Technological change and innovation markets in the pulp and paper industry. Management Research Review, 33(4), 289–305. https://doi.org/10.1108/01409171011030426
Li, D., Zheng, M., Cao, C., Chen, X., Ren, S., & Huang, M. (2017). The impact of legitimacy pressure and corporate profitability on green innovation: Evidence from China top 100. Journal of Cleaner Production, 141, 41–49. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.08.123
Prakosa, B. (2005). Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Perusahaan untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi Empiris Pada Industri Manufaktur di Semarang). Jurnal Studi Manajemen Dan Organisasi (JSMO), Volume 2(Nomor 1), 35–57.
Qi, G., Zeng, S., Li, X., & Tam, C. (2012). Role of Internalization Process in Defining the Relationship between ISO 14001 Certification and Corporate Environmental Performance. Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 19(3), 129–140. https://doi.org/10.1002/csr.258
Ria Enandini, 2024. https://rri.co.id/daerah/597027/indonesia-urutan-ke-lima-dunia-penghasil-sampah-plastik diunduh pada pukul 10.26 wib
Santoso, B. A., & Ramadhan, N. K. (2020). Jurnal Disrupsi Bisnis. Jurnal Disrupsi Bisnis, 1(2), 172.
Wong, S. K. S. (2012). The influence of green product competitiveness on the success of green product innovation: Empirical evidence from the Chinese electrical and electronics industry. European Journal of Innovation Management, 15(4), 468–490. https://doi.org/10.1108/14601061211272385