Administrasi Bisnis

Layanan Prima Monitoring Dalam Proses Pengiriman Argon/Oxygen Menggunakan Countainer Iso-Tank antar Pulau di Indonesia

Author: Teguh Sanyoto, S.E., M.M.

ISO Tank Container adalah kontainer yang dirancang untuk mengangkut dan menyimpan cairan dalam jumlah besar, seperti cairan food grade, cairan tidak berbahaya dan berbahaya, air keras, bahan mudah terbakar, racun, dan bahan peledak. Kontainer ini bisa membawa hingga 25.000 liter cairan. ISO Tank Container memiliki keunggulan sepert ramah lingkungan, Keamanan muatan. ISO Tank Container ada beberapa ukuran dan jenis, ISO Tank Container ukuran 20’FT memiliki spesifikasi berikut: Panjang 6.05m, Lebar 2,4m, Tinggi 2,59m. ISO Tank Container standar terbuat dari baja tahan karat. Kontainer ini juga dapat dilengkapi dengan sejumlah aksesoris seperti pemanas glikol untuk menjaga suhu tangki dalam batas yang diinginkan.

Sumber: handling ISO Tank PT. Fastlog Era Mandiri Surabaya

ISO Tank Countainer adalah countainer khusus yang biasanya dimiliki oleh perusahaan yang dalam lingkup usahanya memproduksi cairan kimia, argon, oxygen dan sejenisnya, selain perusahaan produksi, produsen dengan skala besar juga memiliki countainer tersebut, namun shipping line juga memberikan layanan jika perusahaan tersebut tidak memiliki ISO tank.

Dalam konteks ini yaitu bagaimana memberikan layanan yang prima untuk handling ISO tank countainer mulai empty (countainer kosong), dokumen adminitrasinya, penjadwalan, ijin transportasi (dangerous goods) adalah sebagai berikut:

  • Empty Countainer dilakukan setelah dilakukan pembongkaran comoditas yang sudah di antar ke pabrik/gudang dan dibawa kendaraan trailer dalam keadaan kosong untuk di lakukan pengisian lagi dari komoditas tersebut jika countainer tersebut dimiliki oleh perusahaan tersebut. Jika countainer tersebut milik dari perusahaan pelayaran maka tim dari perusahaan jasa logistik harus melakukan booking countainer dan memproses pengambilan countainer di depo countainer dengan membawa dokumen job order dan surat jalan.
  • Dokumen Administrasi standart pelayaran untuk comoditas DG (Dangerous Goods) yaitu MSDS, DO, RO, IPL, Surat Jalan, BL, dan kepengurusan Administrasi pelabuhan yang lain.
  • Penjadwalan adalah hal mutlak dalam melakukan pelayanan yang prima dalam handling Iso Tank karena harus matching Schedulle dari mulai countainer kosong, dari pabrik konsumen dan dipindahkan ke palabuhan POL dan dibawa ke POD ketika jadwal muat sudah ditetapkan waktu oleh pabrik produsen, setelah itu juga sudah mendapatkan schedulle yang pas saat countainer sudah muat dan diarahkan kembali ke parik konsumen. Perlu ada monitoring dan manajemen waktu yang sesuai dengan sistem pasokan pada customer.
  • Dalam pelayaran ada istilah DG yang memang menjadi comoditas khusus yaitu barang-barang berbahaya yang dikategorikan sebagai kargo khusus dalam proses pengiriman. Barang-barang ini memiliki risiko tinggi dan membutuhkan penanganan khusus, serta memiliki ketentuan pengiriman yang berbeda dari barang-barang lain maka dari itu perlu juga pelayanan dan penanganan khusus.
Sumber: ISO tank countainer PT. Fastlog Era Mandiri Surabaya

Bagaimana melakukan monitoring dan pelayanan yang prima terhadap customer sebagai sumber informasi dan manajemen komunikasi saat melaksanakan tugas dalam melakukan pekerjaan tersebut.

  1. Konsep Sikap
    Dalam melakukan pelayanan handling countainer ISO tank perlu melakukan negosiasi dan persuasi, memahami keinginan customer dalam skala penjadwalan dan pemenuhan kebutuhan sistem pasok, selain itu model komunikasi yang bisa melayani setiap saat, prioritas perlu melakukan pelaporan data dan menjawab pertanyaan seputar pergerakan dalam perjalanan countainer tersebut.
  2. Konsep Perhatian
    Countainer ISO Tank selain perlu perhatian dan penanganan khusus terhadap kontainernya juga perlu memperhatikan dan memberi arahan kepada team operasional dalam menangani kendala-kendala dilapangan seperti masalah suhu, kendala kemacetan lalu lintas, kerusakan pada unit kendaraan, kelengkapan kendaraan dengan SOP yang dimiliki oleh produsen dan konsumen (saat bongkar dan muat) seperti unit kendaraan dengan tahun pembuatan yang ditentukan, KIR head dan gandengan hidup, STNK dan Pajak kendaraan bermotor harus hidup, tersedia APAR didalam kendaraan, dan kelengkapan pengemudi seperti SIM, Helm Safety, Rompi Safety, wajib mengenakan safety shoes dan kacamata safety.
  3. Konsep Tidakan
    Melakukan tindakan-tindakan baik yang sudah terencana maupun tindakan improvisasi dalam pelayanan jasa logistik, seperti halnya terjadi keterlambatan waktu kedatangan, terjadi laka-lantas, terjadi kebocoran tabung countainer dll, yang tidak kalah penting adalah tindakan cepat dalam melakukan dokumentasi berupa foto dan video untuk memberikan laporan actual kepada shipper.

Dengan 3 konsep pelayanan tersebut utamannya adalah sistem komunikasi dua arah antara shipper, Produsen, team Operasional, team CS, driver dan pihak pelayaran, sehingga monitoring dalam pelayanan berjalan sesuai harapan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *