Administrasi Bisnis

MEMOTIVASI KARYAWAN MELALUI KOMPENSASI: KUNCI KESUKSESAN PERUSAHAAN

Author: Dr. Siti Mahmudah, S.Sos., M.Si.

Dosen: Administrasi Bisnis

Kompensasi memegang peran krusial dalam memengaruhi motivasi kerja karyawan, merujuk pada imbalan yang diberikan sebagai penghargaan atas kontribusi mereka terhadap tujuan perusahaan (Sulaimawan dalam Ende dkk., 2023). Keberhasilan kompensasi yang adil dan sesuai akan menciptakan kepuasan kerja (Saputra & Mulia, 2020; Hartanto & Turangan, 2021). Oleh karena itu, perusahaan perlu memerhatikan struktur kompensasi yang diterapkan agar dapat mendorong motivasi karyawan, sementara kompensasi yang tidak sesuai dapat berdampak negatif pada kinerja karyawan dan perusahaan (Wijaya, 2015; Rozzaid et al., 2015; Nurhasanah & Sumardi, 2019).

Sistem kompensasi diartikan sebagai regulasi pemberian imbalan kepada karyawan berdasarkan kontribusi mereka terhadap organisasi (Zaenal dkk., 2018). Sistem yang efektif harus memenuhi kebutuhan karyawan dan menginspirasi kinerja yang optimal, sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip keadilan, kelayakan, dan transparansi (Armstrong & Taylor, 2020; Colvin et al., 2021; Sarjito, 2023). Keadilan mencerminkan kesesuaian antara kompensasi dan kontribusi karyawan, sementara kelayakan menekankan sesuai dengan standar hidup masyarakat. Transparansi menuntut agar sistem kompensasi mudah dipahami dan diakses oleh seluruh karyawan.

Ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun sistem kompensasi (Arifani & Susanti, 2020), yaitu:

  1. Kebutuhan karyawan. Sistem kompensasi perlu memenuhi berbagai kebutuhan karyawan, termasuk kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian, serta kebutuhan non-dasar seperti rasa aman, penghargaan, dan pencapaian. Kebutuhan karyawan secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kebutuhan dasar yang esensial untuk kelangsungan hidup dan kebutuhan non-dasar yang, meskipun tidak wajib dipenuhi, dapat memberikan kepuasan dan meningkatkan motivasi kerja.
  2. Kemampuan organisasi. Sistem kompensasi harus disesuaikan dengan kemampuan organisasi. Organisasi harus mampu membayar kompensasi yang adil dan kompetitif.  Jika kompensasi yang diberikan terlalu tinggi, organisasi akan mengalami kerugian. Sebaliknya, jika kompensasi yang diberikan terlalu rendah, organisasi akan kesulitan untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas.
  3. Pasar tenaga kerja. Sistem kompensasi harus mempertimbangkan kondisi pasar tenaga kerja. Organisasi harus membayar kompensasi yang sesuai dengan standar yang berlaku di pasar tenaga kerja. Jika kompensasi yang diberikan terlalu rendah, organisasi akan kesulitan untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas.
  4. Kebijakan organisasi. Sistem kompensasi harus sesuai dengan kebijakan organisasi. Organisasi harus memiliki kebijakan yang jelas tentang kompensasi, seperti kebijakan tentang gaji, tunjangan, dan bonus.  Kebijakan kompensasi harus konsisten dengan kebijakan organisasi lainnya, seperti kebijakan manajemen kinerja dan kebijakan budaya organisasi.

Jenis-Jenis Kompensasi:

Ada dua jenis kompensasi yang dapat diberikan kepada karyawan, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non-finansial (Sulaimawan dalam Ende dkk., 2023). Kompensasi finansial terdiri dari imbalan berupa uang seperti gaji, tunjangan, bonus, dan insentif, sementara kompensasi non-finansial melibatkan imbalan non-uang seperti peluang pengembangan, pengakuan atas prestasi, dan lingkungan kerja yang positif.

Kompensasi finansial, khususnya gaji, tunjangan kesehatan, makan, dan transportasi, seringkali menjadi bentuk kompensasi yang paling umum. Bonus diberikan sebagai apresiasi terhadap kinerja tinggi, sedangkan insentif bertujuan mendorong pencapaian target tertentu. Kompensasi non-finansial juga memegang peran penting dalam meningkatkan motivasi karyawan. Peluang pengembangan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Pengakuan atas prestasi memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang dicapai, sementara lingkungan kerja yang positif menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung. 

Dengan demikian, maka sudah selayaknya perusahaan mengimplementasikan kompensasi yang adil, layak, dan transparan kepada karyawan. Kompensasi yang memuaskan akan mendorong motivasi karyawan, meningkatkan kinerja, dan pada akhirnya, berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Kompensasi yang baik akan memberikan kepuasan kerja bagi karyawan, sehingga mereka akan termotivasi untuk bekerja lebih baik.  Karyawan yang termotivasi akan memberikan kinerja yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan perusahaan.

Pandangan Para Ahli Tentang Motivasi Karyawan Melalui Kompensasi

Para ahli teori motivasi umumnya setuju bahwa kompensasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Kompensasi yang adil dan layak akan memberikan kepuasan kerja bagi karyawan, sehingga karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih baik. Sebaliknya, kompensasi yang tidak adil atau tidak layak dapat menurunkan motivasi kerja karyawan. Berikut adalah beberapa pandangan para ahli tentang motivasi karyawan melalui kompensasi (Maslow, 2012; King & Lawley, 2016; Robbins & Judge, 2017; Griffin et al., 2020):

  1. Frederick Herzberg menyatakan bahwa kompensasi dapat dianggap sebagai faktor higienis yang berpengaruh pada motivasi karyawan. Dengan memberikan kompensasi yang adil dan memadai, karyawan dapat merasa puas dengan lingkungan kerja mereka, mendorong motivasi mereka untuk meningkatkan kinerja.
  2. Abraham Maslow berpendapat bahwa kompensasi merupakan salah satu faktor yang dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan karyawan. Oleh karena itu, memberikan kompensasi yang adil dan memadai dapat membantu karyawan memenuhi kebutuhan dasar mereka, dan sebagai hasilnya, mereka terdorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
  3. Victor Vroom menyatakan bahwa kompensasi memiliki dampak pada harapan karyawan. Kompensasi yang adil dan memadai dapat meningkatkan harapan karyawan terhadap pencapaian hasil yang diinginkan, sehingga memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik.
  4. Douglas McGregor berpendapat bahwa kompensasi memengaruhi persepsi karyawan. Dengan memberikan kompensasi yang adil dan memadai, persepsi karyawan terhadap penghargaan dari perusahaan dapat meningkat, sehingga memberikan motivasi tambahan untuk meningkatkan kinerja.

Merujuk pada pandangan para ahli tersebut, dapat disarikan bahwa peran kompensasi menjadi krusial dan harus menjadi perhatian utama bagi perusahaan guna meningkatkan motivasi kerja karyawan. Kompensasi yang adil dan layak akan membantu karyawan merasa puas dengan lingkungan kerjanya, memenuhi kebutuhan dasarnya, meningkatkan harapannya, dan meningkatkan persepsi karyawan bahwa perusahaan menghargainya, sehingga akan termotivasi untuk bekerja lebih baik.

Strategi dan Tips untuk Meningkatkan Motivasi Karyawan Melalui Kompensasi

Kompensasi merupakan elemen krusial yang memiliki dampak signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan dapat tercapai melalui pemberian kompensasi yang adil dan bersaing, sebagaimana dikemukakan oleh Saputra & Mulia (2020) serta Hartanto & Turangan (2021). Tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki potensi untuk menjadi pendorong bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka dan tetap bersemangat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Berikut adalah beberapa strategi dan tips untuk perusahaan dalam memotivasi karyawan melalui kompensasi (Mellahi & Budhwar, 2017; Hartikainen et al., 2021):

  1. Berikan kompensasi yang adil dan layak. Kompensasi harus sesuai dengan kontribusi karyawan terhadap perusahaan, serta sesuai dengan standar hidup di masyarakat.
  2. Berikan kompensasi yang transparan. Karyawan harus mengetahui bagaimana sistem kompensasi bekerja, sehingga mereka merasa yakin bahwa mereka menerima kompensasi yang adil.
  3. Berikan kompensasi yang beragam. Kompensasi tidak hanya harus berupa kompensasi finansial, tetapi juga kompensasi non-finansial, seperti kesempatan untuk berkembang, pengakuan atas prestasi, dan lingkungan kerja yang positif.
  4. Hubungkan kompensasi dengan kinerja. Organisasi dapat menghubungkan kompensasi dengan kinerja melalui sistem bonus atau insentif.  Sistem bonus atau insentif dapat memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja lebih keras dan lebih efisien.

Dengan menerapkan strategi dan tips-tips tersebut, perusahaan dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan, serta produktivitas dan keuntungan perusahaan.  Penting untuk diingat bahwa setiap karyawan memiliki kebutuhan dan motivasi yang berbeda. Oleh karena itu, perusahaan harus menyesuaikan strategi kompensasi yang diterapkan dengan kebutuhan dan motivasi karyawan.

Kesimpulan

Motivasi karyawan melalui kompensasi merupakan salah satu pendekatan yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan loyalitas karyawan. Karyawan yang merasa bahwa mereka mendapatkan kompensasi yang adil dan memadai cenderung lebih termotivasi untuk bekerja dengan maksimal. Selain itu, kompensasi yang baik juga dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan karyawan yang berkualitas dan berpengalaman. Namun, pendekatan ini juga memiliki tantangan, seperti menentukan kompensasi yang sesuai dengan kinerja karyawan dan memastikan adanya penghargaan yang adil bagi semua karyawan. Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan keseimbangan antara memberikan kompensasi yang cukup tinggi untuk meningkatkan motivasi karyawan, namun tetap menjaga keberlanjutan keuangan perusahaan.

REFERENSI:

Arifani, A. Z. T., & Susanti, A. Y. (2020). Litereture review factors affecting employee performance: Competence, compensation and leadership. Dinasti International Journal of Economics, Finance & Accounting1(3), 538-549.

Armstrong, M. & Taylor, S. (2020). Armstrong’s Handbook of Human Resource Management Practice. India: Kogan Page.

Colvin, C. J., Hodgins, S., & Perry, H. B. (2021). Community health workers at the dawn of a new era: 8. Incentives and remuneration. Health Research Policy and Systems19(3), 1-25.

Griffin, R.W., Phillips, J.M., & Gully, S.M.  (2020). Organizational Behavior: Managing People and Organizations.  Cengage: Boston, USA

Hartanto, V. C., & Turangan, J. A. (2021). Pengaruh lingkungan kerja, kepemimpinan, dan kompensasi kepuasan kerja pegawai hotel di jakarta. Jurnal Manajerial dan Kewirausahaan3(2), 518-527.

Hartikainen, H., Järvenpää, M., & Rautiainen, A. (2021). Sustainability in executive remuneration-A missing link towards more sustainable firms? Journal of Cleaner Production324, 129224.

King, D. & Lawley, S.  (2016). Organizational Behavior.  Seventeenth Edition. Oxford University Press: United Kingdom.

Maslow, A.H. (2012). A Theory of Human Motivation. Start Publishing LLC: United State America.

Mellahi, K. & Budhwar, P.S. (2017). Handbook of Human Resource Management in the Middle East.  United Kingdom: Edward Elgar Publishing.

Nurhasanah, S., & Sumardi, R. (2019). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kompetensi dan Kompensasi Finansial terhadap Kinerja Karyawan PT Agranet Multicitra Siberkom (Detikcom). Oikonomia: Jurnal Manajemen14(2).

Robbins, S.P. & Judge, T. (2017).  Organizational Behavior.  Seventeenth Edition. Pearson Education: England.

Rozzaid, Y., Herlambang, T., & Devi, A. M. (2015). Pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia, 1(2).

Saputra, N., & Mulia, R. A. (2020). Kontribusi Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam.  Ensiklopedia Social Review2(1), 20-28.

Sarjito, A. (2023, November). Human Resource Management in the AI Era: Challenges and Opportunities. In Prosiding Seminar Nasional Ilmu Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Bisnis.  2(2), 211-240.

Sulaimawan, D. (2023). Kompensasi dan Benefit.  Dalam Ende, Sulaimawan, D., Sastaviana, D., Lestariningsih, M., Rozanna, M., Mario, A., Mahmudah, S., Bayudhirgantara, E.M., Johannes, R., Marry, F., Priyono, H., & Pranyoto, E. (2023). Manajemen Sumber Daya Manusia. Purbalingga: CV Eureka Meida Aksara.

Wijaya, T. (2015). Pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT Sinar Jaya Abadi Bersama. Agora3(2), 37-45.

Zainal, V.R., Ramly, M., Mutis, T. & Arafah, W.  (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *