Pengelolaan Perhotelan

Pentingnya Kamar Tamu bagi Tamu di Hotel yang Menghadirkan Pengalaman Menginap yang Tak Terlupakan

Author: Agus Sudarsono, S.St.Par ., M.Par

Dosen: D4 Pengelolaan Perhotelan

Layanan kamar merupakan salah satu aspek terpenting dalam pengalaman menginap di hotel. Menyediakan layanan kamar yang berkualitas bukan hanya tentang memberikan kenyamanan fisik, tetapi juga tentang menciptakan suasana yang memanjakan dan memenuhi kebutuhan tamu. Di tengah persaingan yang ketat di industri perhotelan, kualitas layanan kamar menjadi salah satu diferensiator kompetitif yang paling signifikan. Hotel yang dapat menyajikan layanan kamar yang unggul dapat menarik tamu, membangun loyalitas, dan menciptakan pengalaman menginap yang istimewa.

Kamar tamu tidak hanya menyediakan tempat untuk beristirahat bagi tamu di hotel, tetapi juga menjadi ruang yang mencerminkan kenyamanan, privasi, dan kemewahan. Seiring dengan itu, penting untuk mengakui peran penting area kerja housekeeping di dalam kamar tamu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana area kerja housekeeping juga menjadi faktor penting dalam pengalaman menginap tamu di hotel.

**1. Tempat Istirahat yang Nyaman**: Meskipun area kerja housekeeping bukanlah area yang dilihat langsung oleh tamu, kebersihannya tetap sangat penting. Staf housekeeping bertanggung jawab untuk memastikan bahwa area kerja mereka tertata rapi dan bersih setiap saat. Ini memungkinkan mereka untuk bekerja dengan efisien dan meningkatkan kenyamanan bagi tamu dengan menyediakan kamar yang bersih dan rapi.

**2. Privasi yang Dijaga**: Meskipun pekerja housekeeping masuk ke dalam kamar tamu untuk membersihkan dan merapikan, penting untuk menjaga privasi tamu sebaik mungkin. Oleh karena itu, staf housekeeping dilatih untuk menghormati privasi tamu dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengganggu atau menyentuh barang-barang pribadi tamu tanpa izin.

**3. Fasilitas Modern yang Memadai**: Area kerja housekeeping harus dilengkapi dengan fasilitas modern yang memadai untuk mendukung pekerjaan staf. Ini termasuk perlengkapan pembersihan yang lengkap dan efektif, seperti vacuum cleaner, peralatan pembersih, dan bahan pembersih berkualitas tinggi. Selain itu, sistem manajemen inventaris yang baik juga diperlukan untuk memastikan persediaan perlengkapan selalu mencukupi.

**4. Ruang untuk Bekerja dan Beristirahat**: Area kerja housekeeping juga harus menyediakan ruang yang nyaman bagi staf untuk bekerja dan beristirahat. Ini termasuk meja kerja yang luas untuk menata perlengkapan pembersihan, area penyimpanan yang terorganisir dengan baik untuk perlengkapan dan linen, serta ruang istirahat yang dilengkapi dengan kursi dan meja untuk staf beristirahat sebentar antara tugas.

**5. Kebersihan yang Terjaga**: Area kerja housekeeping harus tetap bersih dan teratur agar staf dapat bekerja dengan efisien dan efektif. Ini termasuk kebiasaan untuk membersihkan area kerja setiap hari, membuang sampah dengan benar, dan menjaga kebersihan perlengkapan dan peralatan pembersihan.

**6. Penggunaan Teknologi yang Memadai**: Teknologi juga memainkan peran penting dalam operasi housekeeping. Area kerja housekeeping harus dilengkapi dengan perangkat teknologi seperti sistem manajemen inventaris berbasis komputer, peralatan pembersih yang canggih, dan perangkat lunak manajemen pekerjaan yang memudahkan koordinasi antara staf.

**7. Keselamatan dan Keamanan**: Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, area kerja housekeeping harus memperhatikan keselamatan dan keamanan staf. Ini termasuk pemasangan perangkat keamanan seperti alarm kebakaran dan sistem pemberitahuan darurat, serta memastikan bahwa staf dilengkapi dengan perlengkapan pelindung diri yang sesuai saat bekerja.

Area tanggung jawab departemen housekeeping

Kamar Tamu / Lantai : Petugas kamar dan pengawas lantai bertanggung jawab atas pemeliharaan kebersihan dan keamanan kamar tamu dan sekitarnya. 

Area Publik: Area depan rumah (Misalnya kolam renang, area parkir, klub, area layanan makanan, dll.)

Area dalam house keeping hotel (misalnya kantin staf, lift layanan, ruang ganti, kantin administrasi, laundry, ruang linen, basement, toko kecuali dapur yang dibersihkan oleh pramugara dapur

Ruang Linen dan Seragam: Departemen tata graha bertanggung jawab atas fungsinya dalam perbaikan dan pembaharuan linen dan pemeliharaan pencatatan inventaris dan stok semua item linen dengan benar. Linen meliputi linen kamar, linen layanan makanan, soft furnishing, seragam, linen tempat tidur dan kamar mandi.

Laundry: OPL (On Premises Laundry): Jika laundry dilakukan di tempat maka laundry tamu dari kamar langsung diambil dan diantar oleh laundry balet. Namun semua linen hotel dikumpulkan terlebih dahulu di ruang linen dan kemudian dikirim ke laundry untuk dicuci. OPL (off premis laundry) adalah laundry tamu dan linen

Dengan memperhatikan area kerja housekeeping dalam perencanaan dan pengelolaan kamar tamu, hotel dapat memastikan bahwa pengalaman menginap tamu tidak hanya nyaman dan menyenangkan, tetapi juga didukung oleh standar kebersihan, keamanan, dan kenyamanan yang tinggi. Area kerja housekeeping menjadi fondasi penting bagi keseluruhan operasi hotel, dan investasi dalam pengelolaannya dapat memberikan pengembalian yang besar dalam bentuk kepuasan tamu dan reputasi yang baik bagi hotel.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, F., Abdurahman, A. A., & Hamali, J. (2011). Managing customer preference for the foodservice industry. International Journal of Innovation, Management and Technology, 2(6), 525-533.

Agustiani, V., Sumarsih, U., & Ervina, E. (2018). Tourist Experience Pada Tiga Lokasi Wisata Edukasi Di Kota Bandung. E-Proceeding of Applied Science, 4(3), 2367–2373

Atan, R. N. (2021). Pengaruh Brand Image dan Kualitas Pelayanan Serta Word of Mouth Terhadap Keputusan Menginap pada Swiss-Belhotel Borneo di Samarinda. EJournal Administrasi Bisnis, 9(2), 128–135. https://ejournals.unmul.ac.id/index.php/jadbis/article/download/5273/pdf

Schiffman, LG, & Kanuk, LL. 2010. Consumer Behavior Tenth Edition. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall. 

Sekaran, Uma dan Roger Bougie, (2017), Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 1, Cetakan Kedua, Salemba Empat, Jakarta Selatan 12610.

Simamora, Bilson. (2013). Paduan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Utama.

Sofyan, R. (2012). Prospek bisnis pariwisata syariah. Jakarta: Republika

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Walter, U., Edvardsson, B., & Öström, Å. (2010). Drivers of customers’ service experiences: a study in the restaurant industry. Managing Service Quality: An International Journal, 20(3), 236-258. doi:https://doi.org/10.1108/09604521011041961

Widyarini. (2013). Pengelolaan Hotel Syariah di Yogyakarta. EKBISI, Jurnal Ilmiah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, 8(1), 1-12. Retrieved from https://ejournal.uinsuka.ac.id/syariah/Ekbisi/article/view/341/318

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *