Akuntansi

FENOMENA DOWNGRADE CORE PRODUCT PERFORMANCE PADA SEBAGIAN LINI PRODUK

Oleh: Thomas Khrisna M.Si.

Tahun 2021 telah berakhir dan kita sekarang sedang berada di Tahun 2022. Dan sejak 2020 kita telah hidup dalam kondisi pandemi. Selama waktu itu pula akhir-akhir ini mulai muncul gejala-gejala penurunan kemampuan atau downgrade cukup signifikan dari sebagian lini produk. Yang berasal bahkan dari merk-merk kelas dunia. 

Sumber gambar: freepik.com

Mungkin ini hanyalah perspektif saya saja saat ini. Diperlukan riset lebih lanjut untuk memastikan gejala-gejala ini memang secara signifikan terjadi. Namun ada beberapa hal dan contoh yang dapat dengan mudah kita amati. Misalnya dari produk-produk transportasi dan komunikasi yang gencar dipromosikan pada bulan Maret 2022 ini. 

Avanza

Contoh yang pertama adalah dari produsen mobil kelas dunia Toyota.  Kita pasti hafal sekali dengan merek mobil Avanza yang sangat terkenal dan laris sebagai mobil sejuta umat. Dengan ciri khas penggerak roda belakang nya. Namun produk mobil Avanza yang baru saja diluncurkan pada akhir 2021 itu sungguh berbeda dari kakak nya yang telah berusia lebih dari 15 tahun. Dan selalu laris dengan ciri khas roda belakangnya. 

Mobil terbaru yang diluncurkan pada akhir 2021 dengan harga relatif lebih mahal dari pendahulunya itu ternyata tidak menggunakan penggerak roda belakang lagi. Namun menggunakan roda depan dan tentu saja body mobil terlihat lebih rendah dan kurang gagah menurut saya. Beda dengan kakak-kakak nya yang ground-clearance nya relatif jauh lebih tinggi karena pastinya menggunakan penggerak roda belakang.

Oppo Reno 7

Contoh yang kedua yang saya amati sekilas berasal dari brand smartphone Oppo. Kalau kita perhatikan produk yang mereka luncurkan tahun 2021 dan awal 2022 ini tidak jauh berbeda jeroannya. Kita ambil contoh produk Oppo Reno 7 dengan berbagai variannya yang boleh dikata “sama” dengan Oppo seri Reno 6 sebelumnya. Hanya beda “pakaian” dan hal-hal minor saja namun dengan harga yang relatif sama. 

Samsung A53

Kemudian contoh yang terakhir berasal dari merk smartphone kelas dunia yaitu Samsung. Produk Samsung A53 yang diluncurkan pada bulan Maret 2022. Ternyata mempunyai processor yang boleh dibilang “lebih rendah” dibandingkan prosesor pada seri A52. Tak hanya itu namun juga ketiadaan charger pada paket pembelian a53 dengan alasan pelestarian lingkungan. Menurut saya ini baru pertama kalinya sepanjang ingatan saya dimana tidak ada produk elektronik yang dijual tanpa menggunakan charger. Apalagi produsen adalah kelas dunia, sehingga terkesan produk pendahulunya lebih “murah” dan “berkinerja” dibanding yang baru. Hal ini membuat konsumen harus  merogoh kocek untuk membeli charger lagi.

Tiga contoh di atas adalah fenomena kecil atas penurunan “jeroan” produk yang dibalut dengan “tampilan baru” dan hal-hal “minor”. Dibantu dengan kekuatan promosi untuk tetap menjaga daya saing penjualannya pada lini produk itu. Namun kiranya apa yang saya sampaikan disini masih memerlukan riset lebih lanjut untuk dapat disimpulkan. Bahwasanya sebagian lini produk kelas dunia pun tidak mampu melahirkan produk-produk yang lebih berkinerja dibandingkan produk versi sebelumnya.

Terima kasih dan semoga menjadi inspirasi untuk riset berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *