Akuntansi

MENYIKAPI KOREKSI IHSG YANG CUKUP DALAM

Author:

Thomas Khrisna Sidharta M.Si.

Dosen: Akuntansi

Fenomena yang terjadi pada pertengahan Maret 2023 pada IHSG kita atau indeks harga saham gabungan Indonesia mengalami koreksi yang cukup dalam,  Jadi bagi mereka yang belum mengenal Apa itu IHSG,  IHSG adalah angka yang mewakili kumpulan perusahaan-perusahaan publik yang ada di Indonesia,  dan angka ini sekaligus dapat dijadikan indikator bagi pertumbuhan perekonomian dan investasi di Indonesia  sekaligus sebagai tempat investasi dan trading saham bagi siapa saja baik itu warga Indonesia maupun investor asing.

Apa yang terjadi pada pertengahan Maret tahun 2023 adalah suatu peristiwa yang menurut saya cukup membuat gejolak bagi industri pasar modal di Indonesia,  mereka yang berkecimpung pada dunia pasar modal akan selalu memantau angka IHSG yang terus bergerak naik dan turun,  normalnya angka IHSG pada suatu negara yang bertumbuh angkanya mestinya akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan negara tersebut,  sebagai contoh IHSG kita sempat menyentuh angka 7.000 pada tahun 2022  dan banyak investor lokal berharap angka ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Sebenarnya bukanlah hal yang luar biasa ketika USG mengalami koreksi atau terdekat yang artinya angka tersebut tidaklah naik tetapi malah menurun, menurunnya beberapa poin atau beberapa puluh poin adalah hal wajar dalam dunia pasar modal Indonesia,  namun apa yang terjadi pada pertengahan Maret 2023 saat tulisan ini ditulis menurut saya tidaklah biasa dalam 1 tahun terakhir  karena angka IHSG bahkan dalam jangka waktu singkat turun mendekati 6500,  suatu jumlah atau koreksi yang cukup dalam.

Lepas dari faktor pencetusnya yang bisa jadi gonjang-ganjing kebangkrutan bank besar di Amerika dan penarikan dana asing, namun yang akan penulis bahas disini adalah efek atau dampak psikologis penurunan tajam IHSG bagi para investor lokal. Jika angka IHSG menurun atau terkoreksi dengan cukup dalam maka biasanya sebagian besar emiten yang ada di dalamnya ikut terkoreksi atau menurun, sama halnya ketika IHSG naik dengan poin yang cukup signifikan yang bisa jadi beberapa puluh poin atau bahkan lebih dari dua digit maka biasanya juga sebagian besar saham di Bursa Efek Indonesia juga akan meningkat.  Hal ini menjadi perhatian para investor meskipun sebenarnya kinerja emiten yang bersangkutan atau perusahaan tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Hal yang menjadi fokus pada pembahasan kali ini adalah terjadi penurunan yang cukup dalam terhadap angka IHSG, dan apakah hal ini dapat dinggap sebagai kerugian besar atau bahkan dapat dianggap peluang bagi para investor?  Memang secara umum ketika kita telah berinvestasi pada dunia pasar modal dan ketika emiten emiten atau saham-saham yang kita pegang mengalami penurunan yang cukup tajam maka tentu saja secara naluriah kita akan merasa adanya kerugian atau bahkan merasa lemas karena uang yang kita simpan jumlahnya bisa berkurang hingga 5, 10,  atau bisa lebih dari 10% dalam tempo yang singkat. 

Menurut saya hal ini bisa menjadi sesuatu yang mengejutkan dan bahkan bisa mengganggu psikologis kita sebagai investor pasar modal apalagi kalau kita melakukan trading dalam pasar modal,  oleh karenanya saat pertama kali masuk dalam pasar modal kita selalu diingatkan bahwa uang yang kita tanamkan dalam pasar modal adalah hanya uang dingin atau uang lebih,  bagi mereka yang tidak menggunakan uang dingin dalam berinvestasi dalam pasar modal tentu saja penurunannya saja akan mengganggu psikologis mereka dan pasti akan terasa sangat menyusahkan karena uang yang mereka harapkan akan berkembang tiba-tiba nilainya menurun tajam dan serasa terjadi pemangkasan atau pemotongan atas nilai investasi mereka dalam sekejap,  dan bisa jadi mengambil keputusan untuk menjual atau cut-loss saham-saham yang sedang menurun tersebut. 

Namun kelompok yang kedua lebih mengerti bagaimana medan perang dalam pasar modal Indonesia dan hanya menggunakan uang dingin ketika berinvestasi dalam pasar modal Indonesia dan juga mengantisipasi tidak semua dana yang dipunyai langsung dimasukkan pada pembelian saham-saham pada saat yang bersamaan, namun melakukan pembelian cukup besr hanya ketika IHSG terkoreksi cukup dalam. 

Bagi mereka yang menerapkan teknik yang kedua ini maka ketika terjadi koreksi yang cukup dalam pada IHSG maka kelompok yang kedua akan mengambil kesempatan ini sebagai satu peluang besar,  meskipun sebagian saham-saham mereka juga turun anjlok namun mereka masih mempunyai dana untuk melakukan pembelian atas saham-saham lain yang harganya boleh dibilang jauh lebih murah atau dengan harga special price atau dengan harga diskon,  jadi momen ini adalah momen di mana mereka begitu antusias untuk menjaring saham-saham yang dulunya tidak bisa mereka beli atau tidak mau mereka beli karena harganya mahal dan sekarang bisa mereka beli dengan harga yang jauh lebih murah.

Nah dalam hal ini kita kita bisa mengambil suatu pengalaman dan hikmahnya,  beberapa hal tersebut yang patut diperhatikan adalah,  yang pertama hanya gunakan uang dingin atau uang lebih ketika berinvestasi dalam pasar modal Indonesia,  yang kedua jika memang terbatasnya uanga dingin yang digunakan dalam berinvestasi dalam pasar modal maka pastikan bahwasanya yang kalian beli adalah saham-saham perusahaan yang memang teruji kekuatannya.

Biasanya saham-saham yang teruji kekuatannya adalah saham-saham yang diklasifikasikan sebagai saham-saham blue chip atau untuk saat ini mungkin bisa berinvestasi hanya pada saham-saham bank yang terbesar yang ada di Indonesia.  Karena untuk perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar atau sangat besar akan tidak mudah untuk digoncang oleh kondisi lingkungan pasar modal yang berubah.

Dan yang ketiga adalah ketika uang dingin telah kita siapkan maka janganlah kita menggunakan seluruh data tersebut untuk berinvestasi pada satu waktu saja namun saat kita berinvestasi atau masuk pada pasar modal kita harus tahu apakah kondisi pasar modal tersebut sedang dalam kondisi normal atau bertumbuh atau malah kondisi ”oleng” atau crash/ anjlok,  jika pada saat kita masuk dalam pasar modal kondisinya adalah normal-normal saja maka kita bisa melakukan pembelian secara biasa saja,  tidak perlu terlalu banyak namun ada kita sisihkan dana untuk lain waktu 

Jika kita berada pada saat pasar modal yang sedang menanjak maka kita perlu hati-hati sebenarnya karena bisa jadi harga saham yang kita beli sudah tinggi harganya. Namun apabila kita masuk pada saat pasar modal sedang “oleng” atau terkoreksi cukup dalam maka menurut saya inilah peluang yang bagus untuk bisa membeli saham-saham perusahaan bagus dengan harga yang jauh lebih murah.

Sekian sharing dari saya dan sekali lagi ini adalah opini pribadi tentang apa yang harus kita sikapi ketika berinvestasi dalam pasar modal Indonesia. Semoga hal ini dapat menjadi pencerahan bagi mereka-mereka atau para pemula dalam pasar modal Indonesia, tidak perlu takut untuk berinvestasi dalam pasar modal Indonesia namun kita tetap harus cerdik dan waspada, dan harus banyak belajar tentunya. Terima kasih.

One thought on “MENYIKAPI KOREKSI IHSG YANG CUKUP DALAM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *