Manajemen Pemasaran Internasional

Peluang dan Tantangan Implementasi Green Marketing

Author: Nina Triolita, S.E., M.M.

Dosen: D4 Manajemen Pemasaran Internasional

sumber gambar : https://laptrinhx.com/

Dalam era ketidakpastian lingkungan dan kepedulian global terhadap isu-isu ekologis, bisnis modern menghadapi tuntutan untuk beradaptasi dengan cara yang lebih berkelanjutan. Green marketing, atau pemasaran hijau, muncul sebagai respons terhadap kebutuhan konsumen yang semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari kegiatan konsumtif. Seiring masyarakat yang semakin sadar akan isu-isu lingkungan, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia kini berusaha untuk mengubah paradigma bisnis mereka agar lebih ramah lingkungan Green marketing, atau pemasaran hijau, merujuk pada praktik mempromosikan produk atau layanan berdasarkan atribut ramah lingkungan mereka. Tujuan dari green marketing adalah menarik konsumen yang peduli terhadap isu-isu lingkungan dan membuat pilihan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Elemen kunci dari green marketing melibatkan pemanfaatan Lingkungan yang menyoroti dampak positif suatu produk atau layanan terhadap lingkungan. Hal ini bisa melibatkan penggunaan bahan ramah lingkungan, pengurangan konsumsi energi, minimalkan limbah, atau promosi daur ulang. Dalam hal sertifikasi dan label, green marketing mampu menampilkan sertifikasi seperti Forest Stewardship Council (FSC), Energy Star, atau sertifikasi organik untuk menyampaikan bahwa produk tersebut memenuhi standar lingkungan tertentu. Dalam bidang pengemasan lebih menekankan praktik pengemasan yang berkelanjutan, seperti menggunakan bahan daur ulang, meminimalkan pengemasan, atau merancang kemasan yang mudah didaur ulang.

Peranan perusahaan dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) melalui komunikasi komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan melalui berbagai inisiatif CSR, seperti mendukung isu-isu lingkungan, mengurangi jejak karbon, atau terlibat dalam proyek-proyek komunitas.                   Perusahaan secara transparansi mampu menyediakan informasi yang jelas dan jujur ​​mengenai dampak lingkungan produk, proses manufaktur, dan praktik rantai pasok. Transparansi membangun kepercayaan dengan konsumen. Berkaitan dengan kampanye Edukasi yang membuat kesadaran di antara konsumen tentang isu-isu lingkungan dan mendorong konsumsi yang bertanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan melalui iklan, media sosial, dan saluran komunikasi lainnya.

Selain itu Inovasi Produk mampu mengembangkan dan mempromosikan produk atau teknologi baru yang lebih berkelanjutan, hemat energi, atau memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan alternatif tradisional. Keterlibatan konsumen mampu Melibatkan konsumen dalam inisiatif keberlanjutan, seperti program daur ulang, kampanye penanaman pohon, atau kegiatan-kegiatan lain yang berfokus pada lingkungan.

Green marketing semakin penting seiring dengan kesadaran konsumen yang semakin meningkat terhadap isu-isu lingkungan dan mencari produk yang sejalan dengan nilai-nilai mereka. Namun, bagi bisnis yang terlibat dalam green marketing, sangat penting untuk memastikan bahwa klaim mereka akurat dan dapat dipertanggungjawabkan untuk menghindari tuduhan “greenwashing,” di mana sebuah perusahaan melebih-lebihkan atau secara palsu menyatakan upaya lingkungannya. Komitmen yang tulus terhadap keberlanjutan dan komunikasi transparan adalah faktor kunci untuk kesuksesan upaya green marketing.

Mengikuti tiga prinsip penting dimasa depan dalam konsep Green Marketing (Misra, 2010) :

POSISI NILAI KONSUMEN

• Merancang produk ramah lingkungan agar berkinerja sebaik (atau lebih baik dari) alternatif.

• Mempromosikan dan memberikan nilai yang diinginkan konsumen produk lingkungan dan menargetkan konsumen yang relevansegmen pasar.

• Memperluas daya tarik masyarakat umum dengan menggabungkan konsumen nilai yang diinginkan ke dalam produk lingkungan.

KALIBRASI PENGETAHUAN KONSUMEN

• Mendidik konsumen dengan pesan-pesan pemasaran itu menghubungkan atribut lingkungan dengan konsumen yang diinginkan nilai.

• Membingkai atribut produk ramah lingkungan sebagai “solusi” untuk kebutuhan konsumen.

• Membuat situs internet yang menarik dan mendidik tentang produk lingkungan yang diinginkan nilai konsumen.

KREDIBILITAS KLAIM PRODUK

• Menggunakan produk ramah lingkungan dan manfaat bagi konsumen klaim yang spesifik dan bermakna.

• Mendapatkan dukungan produk atau sertifikasi lingkungan dari pihak ketiga yang dapat dipercaya dan mengedukasi konsumen tentang hal tersebut makna di balik dukungan dan sertifikasi lingkungan tersebut.

• Mendorong penginjilan konsumen melalui sosial konsumen dan jaringan komunikasi internet dengan menarik, informasi menarik dan menghibur tentang produk lingkungan.

​Implementasi green marketing di Indonesia melibatkan sejumlah langkah dan strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan keberlanjutan dan menarik konsumen yang peduli terhadap lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

Pemahaman Pasar dan Konsumen: Lakukan riset pasar untuk memahami tingkat kesadaran konsumen terhadap isu-isu lingkungan di Indonesia. Identifikasi preferensi dan nilai-nilai lingkungan yang penting bagi konsumen Indonesia.

Produk Ramah Lingkungan: Kembangkan produk atau layanan yang memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah, seperti menggunakan bahan daur ulang, desain yang ramah lingkungan, atau teknologi yang lebih efisien secara energi.

Sertifikasi dan Label:  Upayakan sertifikasi lingkungan yang diakui, seperti SNI Hijau, atau label hijau internasional untuk memberikan validitas pada klaim lingkungan produk.

Kemasan Ramah Lingkungan: Pertimbangkan penggunaan kemasan yang dapat didaur ulang atau ramah lingkungan, dan berkomunikasi dengan jelas kepada konsumen tentang cara mendaur ulangnya.

Edukasi Konsumen: Lakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran konsumen mengenai pentingnya produk ramah lingkungan dan cara penggunaan yang bertanggung jawab.

Kemitraan dengan Pihak Terkait: Bekerja sama dengan LSM lingkungan atau pemerintah untuk mendukung inisiatif keberlanjutan dan mendapatkan dukungan lebih luas.

Penggunaan Energi Terbarukan: Jika memungkinkan, pertimbangkan beralih ke sumber energi terbarukan untuk operasional perusahaan dan produksi.

Pengelolaan Limbah: Implementasikan praktik pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, seperti daur ulang limbah atau pengurangan limbah plastik.

Komunikasi Transparan: Komunikasikan komitmen keberlanjutan perusahaan secara transparan, baik melalui materi pemasaran, situs web, atau media sosial.

Partisipasi dalam Inisiatif Lingkungan: Ikut serta dalam kampanye penanaman pohon, program daur ulang, atau inisiatif lingkungan lainnya untuk menunjukkan keterlibatan perusahaan dalam upaya keberlanjutan.

Penghargaan dan Pengakuan: Ajukan diri untuk penghargaan atau sertifikasi keberlanjutan yang diberikan oleh lembaga independen untuk memperkuat citra perusahaan sebagai pelaku bisnis yang bertanggung jawab.

Harga dan Promosi: Pertimbangkan strategi harga atau promosi yang mendukung produk ramah lingkungan, seperti diskon bagi konsumen yang menggunakan kantong belanja kembali atau pembelian kemasan ramah lingkungan.

Penting untuk diingat bahwa green marketing harus didasarkan pada tindakan nyata dan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Transparansi dan konsistensi dalam implementasi inisiatif hijau akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan menghasilkan dampak positif pada citra perusahaan di Indonesia.

Sebagai kepedulian terhadap isu-isu lingkungan semakin meresap dalam masyarakat Indonesia, green marketing bukan lagi sekadar konsep, melainkan sebuah keharusan bagi bisnis yang ingin bersaing dalam pasar yang semakin sadar akan lingkungan. Artikel ini menyoroti perubahan paradigma yang terjadi dalam strategi pemasaran, di mana perusahaan tidak hanya berfokus pada profitabilitas, tetapi juga pada dampak positif mereka terhadap planet kita.

 Dengan melihat berbagai inisiatif green marketing yang telah diimplementasikan di Indonesia, mulai dari penggunaan bahan ramah lingkungan hingga partisipasi aktif dalam kampanye lingkungan, perusahaan-perusahaan di tanah air telah menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan. Sertifikasi dan label hijau menjadi landasan kepercayaan bagi konsumen, memastikan bahwa klaim perusahaan tentang produk ramah lingkungan dapat diverifikasi.

Namun, tantangan masih ada. Terdapat risiko greenwashing, di mana beberapa perusahaan mungkin tergoda untuk membuat klaim yang berlebihan atau palsu tentang upaya keberlanjutan mereka. Oleh karena itu, transparansi dan akuntabilitas tetap menjadi kunci untuk membangun kepercayaan konsumen. Di sisi konsumen, artikel ini mencermati bagaimana peningkatan kesadaran akan isu-isu lingkungan telah memengaruhi perilaku pembelian. Konsumen Indonesia semakin cenderung memilih produk yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, menciptakan tekanan positif bagi perusahaan untuk terus berinovasi dalam pengembangan produk ramah lingkungan.

Green marketing di Indonesia tidak hanya menguntungkan perusahaan secara finansial, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Dengan terus menerapkan praktik-praktik ini, bisnis di Indonesia dapat menjadi pelopor dalam mewarnai masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Sementara kita memasuki era baru pemasaran yang berkelanjutan, tindakan nyata dan komitmen terhadap nilai-nilai lingkungan akan membawa dampak positif, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat dan bumi tempat kita tinggal.

Referensi :

Dangelico, Rosa Maria et all.2017. “Green Marketing”: An analysis of definitions, strategy steps, and tools through a systematic review of the literature. Jurnal Of Cleaner Production. http://dx.doi.org/10.1016/j.jclepro.2017.07.184 0959-6526

Mishra, Pavan et All. 2010. Green marketing in india: emerging opportunities and challenges. Journal of Engineering, Science and Management Education Vol. 3, 2010 No. 9-14.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *