Perhotelan

POSISI INDONESIA DI DUNIA WISATA KONVENSI INTERNASIONAL

Author: Yuniawati Ekaningrum

Bagi banyak bangsa, tidak dapat disangkal bahwa negara kepulauan yang bernama Indonesia memiliki lokasi yang sangat strategis diapit dua benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

Negara Indonesia, terbentang dari Sabang sampai Merauke, terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil, berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa, terbentang di garis khatulistiwa yang beriklim tropis, bercuaca maritim dengan kehangatan air laut dan hembusan angin mamiri sepanjang tahun, dan merupakan kawasan dunia pariwisata berpotensi sangat tinggi.

Indonesia adalah untaian zamrut di garis khatulistiwa dengan kandungan alam nan indah, air laut yang hangat, hutan belantara yang hijau, lembah, sungai, dan gunung menakjubkan, dataran subur, pantai yang landai, penduduk yang ramah dengan hasil karya seni budaya yang bernilai tinggi, dengan peninggalan sejarah serta berbagai adat istiadat yang istimewa.

Bagi banyak wisatawan, Indonesia menjadi surga dunia khususnya wisatawan mancanegara, kunjungan ke Indonesia adalah a must, suatu keharusan !.

Leisure

Berbicara tentang industri pariwisata, bagi Indonesia adalah tantangan dan kesempatan bukan retorika, pernyataan-pernyataan manis yang tidak pernah terjawab maknanya. Posisi Indonesia seperti terungkap diatas dapat diwujudkan dengan nyata melalui kesempatan untuk meraih posisi terhormat di mata dunia internasional.

Tantangan dan kesempatan dapat diatasi dan dicapai dengan menyadari posisi sekarang ini dan selanjutnya mengupayakan usaha-usaha konkret untuk mencapai posisi yang diharapkan, sanggup bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

Kegiatan MICE

Langkah awal yang penting adalah memahami wisata konvensi secara ekonomis. Perhimpunan International Association of Convention and Visitor Bureaus (IACVB) mencatat bahwa pengaruh ekonomi wisata konvensi dari tahun ke tahun makin terasa pentingnya dilihat dari kacamata pasar.

Industri pariwisata menciptakan kesempatan kerja, melipatgandakan pendapatan perorangan, menambah pendapatan pemerintah dari pungutan pajak kepada industri pariwisata (pemerintah pusat dan daerah) juga pendapatan industri-industri yang langsung tidak langsung terkait dengan usaha-usaha:

  • Akomodasi berbagai jenis
  • Makanan dan minuman
  • Sewa menyewa fasilitas
  • Karcis masuk berbagai kegiatan (events) seni budaya, hiburan, rekreasi, olahraga, dan sebagainya
  • Darmawisata, tours, trip, crise, ekskursi
  • Santai di waktu malam
  • Transportasi, internasional dan local
  • Shopping untuk tanda mata, hadiah, dan oleh-oleh
  • Gambling, balapan, dan pertandingan

Negara-negara yang antusias memajukan industri pariwisatanya seperti Malaysia, Thailand, Italia, Kanada, Yunani, Australia, dan lain-lain, menyediakan dana cukup besar untuk mempromosikan dan memasarkan industri ini. Tidak salah kiranya prediksi Herman Kahn yang menyatakan pariwisata akan merupakan industri terbesar di tahun 2000. Dan ini sudah terbukti, terutama di kegiatan Konvensi.

Wisata Konvensi

Jakarta dan Bali memiliki iklim dan cuaca yang sama bagi masyarakat dunia dari negara-negara yang memiliki 4 musim. Kedua kota ini sama-sama berada di bagian khatulistiwa dalam lingkungan lautan tropis yang menyenangkan. Darmawisata, sightseeing, picnics, tours yang bersifat tradisionil klasik bernuansa kontemporer, maupun yang bercita rasa modern ada di kota-kota itu. Bali adalah citra popular dan glamorous di mata wisatawan mancanegara.

Oleh karena, berkunjung ke Bali sudah merupakan impian bagi wisatawan mancanegara sebelum masuk ke liang kubur.

Go to Bali before you die !

Asosiasi profesi pengatur dan perancang program-program kegiatan persidangan konvensi, seperti SIPCO, dan INCCA, sepakat untuk membenahi bisnis wisata konvensi secara bertahap. Sepuluh destinasi wisata konvensi diprioritaskan dalam dua kategori, yaitu premier dan sekunder. Yang termasuk dalam kelompok premier adalah Jakarta, dan Bali, dan delapan berikutnya termasuk sekunder, yaitu Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Batam, Ujung Pandang (Makassar), Medan, Manado, dan Bukittinggi.

Kegiatan MICE

Sebagai pilot project, Jakarta diarahkan untuk menduduki kategori dan klasifikasi kota konvensi (Convention City) dan Bali untuk Resort Konvensi (Convention Resort). Di luar fasilitas-fasilitas tempat persidangan (venue) dan pagelaran (exhibition ground), Jakarta dan Bali juga memiliki fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, daya tarik wisata bervariasi luas, berwatak etnis, nasional dan internasional.

Dibawah ini adalah nama tempat wisata dan fasilitas penunjang yang dimiliki oleh Jakarta Metropolitan City sebagai Convention City:

  • Pelabuhan Sunda Kelapa
  • Taman Impian Jaya Ancol
  • Sea World
  • Pasar Seni
  • Dunia Fantasi
  • Wisata Bahari
  • Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
  • Taman Ismail Marzuki
  • Gedung Kesenian Jakarta 
  • Kepulauan Seribu
  • Pusat-pusat perbelanjaan
  • Monumen Nasional (Monas)
  • Istana Kepresidenan
  • Museum Nasional
  • Kebun Binatang Ragunan
  • Masjid Istiqlal Jakarta, Gereja Katedral, Gereja Siong
  • Istana Olahraga (Istora) Jakarta
  • Stadion Utama Senayan
  • Sirkuit Sentul

Bali sebagai Resort Convention, tidak benar hanya dikunjungi wisatawan mancanegara dengan motivasi tertarik pada seni-bdaya dan keindahan alamnya, tetapi karena daya tarik diversifikasi obyek-obyek wisata yang dimiliki, seperti:

Adventure tours & sports:

  • Arung jeram
  • Safari Gajah
  • Sky surfing, bungy jumping
  • Jungle trekking
  • Motorbike aroung the island
  • Waterbom park
  • Diving & snorkling, sea-wave surfing
  • Cruise ship
  • Gondola flying 
  • Golf

Wisata Budaya:

  • Bali Wedding
  • Ngaben, potong gigi
  • Tari Pendet, Tari Kecak, Tari Barong, dan lain-lain
  • Peninggalan sejarah
  • Truyan
  • Panorama: Bedugul, Gunung Agung
  • Pura persembahyangan: Besakih, Tanah Lot, Uluwatu
  • Taman Festival
  • Pusat kerajinan

Relaxation :

  • Spa & sauna
  • Pijat tradisionil
  • Body lotion
  • Night clubs & discotheques

Ornamen-ornamen di atas merupakan bagian integral untuk menarik para delegasi peserta konvensi yang datang berkunjung.

Sumber : M. Kesrul, 2004, Meeting, Incentive Trip, Conference, Exhibition, cetakan pertama, GRAHA ILMU, Yogyakarta 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *